Belajar di manapun kapanpun

Beberapa saat yang lalu, sempat heboh biaya beberapa TK di kota besar yang biaya masuknya mencapai.... belasan juta. Waduh, biaya sekolah TK anak jaman sekarang kok hampir sama dengan biaya kuliah kebidanan jamanku dulu. Sebagai orang tua yang punya anak balita, sekolah menjadi salah satu sumber kegalauan dan pembahasan dengan suami. Mulai dari kapan masuk sekolah, mau sekolah di mana, berapa biaya yang sanggup kami keluarkan, dan seterusnya. Tentu saja, karena kami tidak masuk jajaran "10 orang terkaya di Indonesia" maka sekolah dengan biaya masuk belasan atau puluhan juta tidak masuk dalam daftar kami. 

Pada akhirnya Keira masuk sekolah swasta yang biayanya masih masuk dalam budget kami. Salah satu alasan kami memasukan Keira di sekolah swasta milik yayasan kegamaan adalah karena kami ingin Keira punya basic agama yang baik. Perkara akademis yang lain, belakangan deh. Bagi kami, attitude, nilai-nilai kegamann dan karakter anak lebih penting untuk saat ini. Alasan lain, supaya gampang kalau mau pindahan. Karena ayah Keira masih akan pindah-pindah terus kerjaannya jadi kami memilih sekolah yang yayasannya cukup bertebaran di mana-mana, jadi nanti pindahannya lebih mudah karena pastinya kurikulumnya akan mirip-mirip kalau masih satu yayasan. Mungkin nanti saat SMP atau SMA baru deh masuk sekolah milik pemerintah.

Nah, setelah Keira sekolah aku menyadari ada perbedaan antara sekolah yang biayanya lumayan  (Meski sekolah Keira masih standar, nggak sampai belasan juta) dengan yang biayanya lebih murah. Dulu aku sering mengantar adikku sekolah PAUD dan TK di desa pelosok Gunungkidul yang gaji gurunya hanya Rp 300.000 dan SPPnya hanya puluhan ribu/bulan. (yes!aku punya adik yang saat ini masih  duduk di bangku kelas 2 SD ). Beberapa perbedaan yang mencolok adalah : Guru, kurikulum dan sarana edukasi. 

Pertama soal guru, aku nggak bilang guru di desa/pemerintah lebih jelek daripada guru di sekolah yang harganya lumayan ya. Tapi guru di sekolah yang berbiaya lumayan ini biasanya lebih banyak mendapat pelatihan atau kursus, lebih update dengan perkembangan dunia pendidikan bahkan kata sepupuku yang jadi guru di sekolah swasta memang ada program pengiriman guru ke luar negri untuk belajar. Nah kalau guru yang dari pemerintah biasanya kan untuk kursus atau pendidikan ke luar negri gitu agak lebih sulit (kecuali dengan biaya sendiri) karena anggaran pendidikan Indonesia yang terbatas sementara sekolah yang membutuhkan buanyak.

Kedua dari segi Kurikulum. Beberapa tahun belakangan ini, kurikulum di Indonesia menurutku lebih baik dari tahun ketika aku masih sekolah sih. Waktu aku kecil dulu, sekolah isinya masih hafalan dan nilai yang baik, tapi kayaknya sekarang udah nggak gitu-gitu amat. Nah sekolah yang berbiaya mahal biasanya kurikulumnya kalau nggak montessori, wardolf, ya kurikulum luar negri macam cambridge dll. Untuk bisa mengatur kurikulum yang seprti itu tentu butuh biaya lagi kan, research, ijin ke yang punya kurikulum (kalau misal pakai kurikulum sekolah yang ada di luar negri), gurunya juga pasti belajar/pelatihan  soal itu, dll. 

Dan yang terakhir adalah dari segi sarana dan prasarana belajar. Di sekolah adikku, masih full pakai whiteboard, mainan edukasinya juga paling puzzle kayu dan balok kayu, kelasnya kalau PAUD gelar tiker kalau TK pakai meja kursi kecil dan tanpa AC. Buku belajarnya masih pakai Lembar Kegiatan Siswa, alat warna dan lain-lain bawa sendiri. Sementara sekolah Keira ( yang biaya masuknya nggak nyampai belasan juta) fasilitasnya mainan edukatif macem- macem mulai dari puzzle, lego aneka bentuk (kecil, besar, bentuk pipa, bentuk balok), ada simpai, trampolin, buat motoriknya, kelasnya warna warni pakai playmate dan berAC, pakai komputer dan layar proyektor, ada percobaan ilmiah tiap rabu, ada kelas robotic dan komputer, ada perpustakaan dengan buku cerita buanyak, ada boneka peraga, ada extra feeding, alat mewarnai disediakan lengkap per anak : pensil warna, krayon, spidol,  bahasanya pakai inggris, indonesia, daerah dan mandarin. Nah apalagi sekolah yang masuknya belasan dan puluhan juta itu, pasti lebih lagi fasilitasnya. 

Kesimpulannya, memang harga yang mahal itu karena ada alasan di baliknya. Dan sejujurnya tetep aja ada kan pangsa pasarnya (meski bukan kita, misalnya) karena kalau ditengok sekolah mahal itu tetep aja punya murid kan? tetep laku kan? jadi ya memang ada yang mau dan butuh. Yang penting kita nggak memaksakan diri dan tetap memilih yang sesuai kemampuan. Ingat biaya sekolah itu bukan cuma biaya spp dan uang masuk saja, ada biaya playdate, biaya kado kalau temannya ulang tahun, biaya piknik, belum kalau temennya punya apa lalu anak kita kepengen. Hiya hiya hiya.

Sekarang pertanyaannya, apakah sekolah mahal menjamin anak kita jadi pintar, berprestasi dan berakhlak mulia? TIDAK. 

Sekolah bukan bengkel yang kalau kita masukin anak kita lalu keluarnya anak kita jadi shinning shimmering splendid, namun tetap kita sebagai orang tua memegang peranan yang penting. Anak di sekolah berapa jam sih?lebih lama juga di rumah dan di lingkungan sekitar kan. 

Bagi yang di sekitarnya mungkin cuma ada sekolah pemerintah yang biasa, yah kita sebagai orang tua bisa melengkapi apa yang kita anggap kekurangan, misalnya dengan menyediakan permainan edukatif di rumah, mengajak anak percobaan sederhana, menyediakan alat mewarnai dan menggambar di rumah, membiasakan anak membaca, berdoa, dll. Orang tua bisa juga meluangkan waktu untuk membaca dan belajar serta menerapkan metode montessori, waldorf dan yang lain. Toh memang sekarang materi soal itu buanyak banget entah itu di kelas pelatihan, buku maupun internet. 

Bagi yang menyekolahkan anaknya di sekolah berharga mahal/lumayan, jangan langsung berleha-leha! Nilai-nilai yang sudah diajarkan di sekolah sama aja bohong kalau nggak diterapkan di rumah, tetap harus konsisten dong. Misalnya, di sekolah anak diajari antri dan cuci tangan sebelum makan. Eh kita malah dengan asyiknya menerobos antrian kasir, atau anaknya nggak diminta cuci tangan di rumah. Nantinya anak jadi bingung, mana nilai yang mesti dianut. 

Bagi yang memilh untuk tidak menyekolahkan anaknya dulu, ya nggak apa juga. Yang penting kita bisa menfasilitasi dan menjadi guru yang baik dan update untuk anak kita, belajar dan memahami kurikulum atau metode mana yang cocok untuk anak kita dan menyediakan fasilitas dan sarana prasarana yang baik. 

Pada akhirnya sekolah dan orangtua itu tetap saling melengkapi, nggak bisa kita abai dan lepas tangan. Pada akhirnya juga pilih mana yang paling tepat dan sesuai dengan anak kita dan keuangan kita. Jangan hanay menuruti apa yang sedang trend atau mengikuti gengsi.

Ingat yaaaa.. anak kita juga manusia seperti kita, bukan piala. 


Menyusui sebagai salah satu metode KB alami

Metode Amenorhea Laktasi adalah salah satu KB alami yang efektivitasnya 98% jika dilakukan sesuai syarat dan ketentuan yang berlaku. Metode ini cukup mudah, aman dan tanpa efek samping bagi ibu menyusui. Namun masih banyak ibu yang belum memahami syarat kunci supaya KB MAL ini berhasil. 

KB MAL secara harafiah mengandalkan proses menyusui (laktasi) yang membuat ibu tidak menstruasi (Amenorhea). Seperti kita ketahui, saat kita menyusui ada 2 hormon yang bekerja dalam tubuh yaitu : Prolaktin dan Oksitosin. Kadar prolaktin yang tinggi dalam tubuh akan membuat otak melepaskan inhibitor yang membuat kadar estrogen rendah. Jika kadar Estrogen redah maka tidak akan ovulasi dalam tubuh. Jika tidak ada ovulasi maka tentunya tidak ada sel telur yang akan dibuahi oleh sperma saat terjadi hubungan seksual. Intinya, ibu tidak akan hamil karena tidak subur. 

MAL dapat dilakukan oleh semua ibu menyusui kecuali mereka yang mengidap HIV AIDS (karena biasanya ibu tidak menyusui) dan ibu dengan TBC (karena tidak menyusui secara langsung). Meski begitu ada beberapa syarat yang perlu diperhatikan supaya MAL dapat berhasil dengan baik :

1. Ibu belum menstruasi
MAL tidak bisa lagi dilakukan jika ibu sudah mengalami menstruasi setelah masa nifas selesai karena menstruasi merupakan tanda kesuburan/ovulasi pada ibu sudah kembali. Flek di 6-8 minggu pasca persalinan masih dianggap darah nifas, namun setelah itu sudah dianggap menstruasi.

2. Ibu Menyusui Bayi setiap 2-3 jam sekali.
Supaya MAL berhasil ibu harus menyusui bayinya secara on demand setiap 2-3 jam sekali baik itu pagi maupun malam. Hal ini supaya kadar prolaktin dalam tubuh tetap tinggi. Pada ibu yang bayinya sudah memiliki jam tidur lama saat malam (tidur lebih dari 4 jam saat malam) maka bisa jadi gagal menggunakan MAL karena otomatis frekuensi menyusui jadi berkurang. Itulah sebabnya MAL tidak bisa digunakan pada ibu yang bekerja karena tentu frekuensi menyusui bayinya tidak bisa setiap 2-3 jam sekali.

3. Bayi berusia kurang dari 6 bulan
Nah sebenarnya syarat nomor 3 masih berhubungan dengan syarat nomor 2. Bayi yang berusia 6 bulan tentunya sudah mendapatkan MPASI atau sudah diberi asupan nutrisi lain. Nah biasanya setelah bayi minumatau makan makanan lain maka frekuensi menyusu akan berkurang. Jika bayi masih berusia kurang dari 6 bulan namun ibu sudah menggunakan susu formula maka sama saja frekuensi menyusu bayi sudah berkurang sehingga MAL tidak lagi efektif. 


Ketiga syarat di atas wajib mutlak dipenuhi jika ingin berhasil menggunakan metode MAL. Jika ada satu saja syarat tidak dipenuhi maka MAL tidak lagi efektif untuk mencegah kehamilan dan memiliki resiko gagal. Sebaiknya ibu juga mulai memikirkan metode KB lain yang tidak mempengarusi ASI seperti IUD, Kondom, Suntik 3 bulan, pil menyusui maupun Implant. 

Selamat berKB!
Udah belajar?

Ciyeee... daftar CPNS nih? daftar karena beneran kepingin, ikut-ikutan supaya nggak ketinggalan jaman atau... karena dorongan orang tua? yah apapun alasan dibalik pendaftaranmu sebagai CPNS semoga kelak bisa menjadi aparatur negara yang baik, anti korupsi, ikhlas ditempatkan di pelosok negri dan bisa membawa kemajuan bagi bangsa ini ya.

Ngomong-omong aku pernah beberapa kali ikut tes CPNS dan meski pada akhirnya gagal di tahap selanjutnya tapi setidaknya aku boleh dong sedikit bangga kalau nilai CATku lumayan tinggi. Lagipula sesekali kamu perlu lho membaca tips dari yang gagal supaya bisa menghindari kesalahan yang sama, hingga akhirnya mimpi dan cita-citamu tercapai. Uhuy!

Nah, jadi apa sih tips supaya lolos tes CAT CPNS? tidak lain dan tidak bukan adalah BELAJAR. Percuma kalau kami bakar buku dan abunya di minum atau beli jimat puluhan juta kalau kamu nggak belajar, karena eh karena tes CAT pakai komputer dan entahlah makhluk kiriman dukunmu itu bisa komputer atau nggak. 

Nah kali ini aku mau kasih tahu apa saja yang sebaiknya kamu pelajari untuk menghadapi tes CPNS ya!

1. Tes Wawasan Kebangsaan (TWK)
Dari 3 materi tes, TWK ini yang paling banyak materinya, huah sak ndayak abuh!Namanya tes wawasan kebangsaan ya kamu sebaiknya ngerti soal Indonesia mulai dari jaman bahelula pra sejarah hingga jam sekarang. Dan itu memang banyak banget.

BANYAK. BANGET.

Jadi jangan harap kamu bisa belajar TWK ini dengan sistem SKS atau sistem kebut semalam karena akan mumet. Saranku belajarlah sebulan sebelum tes, atau minimal 2 minggu sebelum tes lah ya. Apa saja yang perlu dipelajari? 4 pilar kebangsaan (NKRI, Bhineka Tunggal Ika, UUD, Pancasila), sejarah bangsa, bentuk pemerintahan. Nah usahakan kamu bisa menghafal UUD 1945, mulai dari sejarahnya, amandemennya kapan dan pasal berapa aja yang diamandemen serta isi pasal-pasalnya. Meski terdengar susah dan mustahil, tapi dengan mengahafal isi undang-undang dasar kamu akan sangat terbantu menjawab soal sebab biasanya uud ini buanyak buanget yang keluar. Cara supaya mudah menghafalnya adalah hafalin saja intinya, nggak usah kata perkata, yang penting kamu tahu inti pasal 1 tuh isinya apa, pasal 2 apa dan seterusnya.

Sejarah kebangsaan ini juga pelajari benar sejarah sekitar kemerdekaan dan bentuk pemerintahan Indonesia setelah kemerdekaan, misalnya kapan Republik Indonesia Serikat dibentuk, kenapa dibentuk dan sampai kapan RIS ada. Pelajari juga kabinet di era tahun 1950an karena saat itu kabinet Indonesia sangat mudah berganti, pelajari juga alasan pergantiannya.

Sumber materi : Wikipedia banyak! atau bisa juga baca buku Kewarganegaraan, download UUD dan baca buku pelajaran sejarah bangsa.


2. Tes Intelegensia Umum
TIU pada dasarnya ngetes logika jadi soalnya nggak jauh-jauh dari matematika logika, akronim, sinonim, pemahaman akan suatu bacaan. Solusi supaya bisa mengerjakan soal TIU adalah sebanyak-banyaknya latihan soal, supaya kamu terbiasa dengan model dan jenis soalnya. Pelajari juga soal yang cenderung membingungkan, misalnya soal tentang premis : Jika dan hanya jika... , jika dia ... maka... karena meski cenderung nampak mudah, soal tipe begini sering menghabiskan banyak waktu kita untuk sekedar memahaminya. Soal sinonim, antonim juga mengharuskan kita banyak berlatih dan membaca sehingga perbendaharaan kata kita banyak.

Sumber latihan soal : Buku tes CPNS, aplikasi di Play store/App store, download gratis di internet.

3. Tes Kepribadian
Tes ini adalah satu satunya yang susah dipelajari, karena yaaaa tesnya sesuai kepribadian kamu. Biasanya pertanyaannya mirip-mirip jadi kalau kamu jawabnya dibuat-buat ya nanti bisa ketahuan juga kalau nggak konsisten. Untuk soal ini juga nggak ada bener slaah, tapi poin mana paling tinggi dalam setiap opsi jawaban. 

Selain mempelajari tiga hal diatas ada satu hal lagi yang perlu dilakukan : Berdoa dan pasrah pada garis rencana Tuhan. Percayalah, meski kadang tak sesuai keinginan kita namun biasanya rencana Tuhan terbukti indah pada akhirnya. Tidak diterima PNS bukan akhir segalanya, dan jika diterima itu adalah kesempatanmu untuk menunjukkan sumbang sih dan baktimu pada negara. Selamat berusaha, semoga apapun hasilnya nanti kamu tetap bahagia!!
The Ordinary Glycolic Acid 7% Toning Solution

Semenjak merasakan dahsyatnya manfaat double toning dan double cleansing, aku jadi gemar memakai exfo toner. Dan setelah pencarian panjangku akhirnya aku menemukan exfo toner yang sudah ku repurchase berkali-kali  yaitu The Ordinary Clycolic Acid 7% Toning Solution. Toner dari The Ordinary ini diklaim bebas alkohol, minyak, silikon dan bebas bahan berbahaya dengan kandungan PH 3.5 - 3.7 yang tentunya mana untuk kulit. Kandungan Glycolic Acidnya yang cuma sebesar 7% membuat toner ini cukup mild untuk dipakai setiap hari. Selain itu toner ini juga mengandung asam amino, aloe vera, tasmanian pepperberry dan gingseng. Formula yang cukup unik dan menarik kan?


Packaging
Botolnya The Ordinary Glicolyc Acid ini guede buangetttt!! ya maklum sih, soalnya kan sizenya 240 ml. Dari the Ordinary sendiri ada bawaan tutup seperti corong gitu yang memudahkan kita untuk nuang produknya, tapi aku males pakai itu karena botolnya gede banget. Jadi kalau aku, biasanya isinya aku pindah ke botol flip top yang lebih kecil dan travel friendly (beli di Miniso) supaya lebih mudah makai dan baw kemana-mana.

Ingredients
Aqua (Water), Glycolic Acid, Rosa damascena flower water, Centaurea cyanus flower water, Aloe Barbadensis Leaf Water, Propanediol, Glycerin, Triethanolamine, Aminomethyl Propanol, Panax Ginseng Root Extract, Tasmannia Lanceolata Fruit/Leaf Extract, Aspartic Acid, Alanine, Glycine, Serine, Valine, Isoleucine, Proline, Threonine, Histidine, Phenylalanine, Glutamic Acid, Arginine, PCA, Sodium PCA, Sodium Lactate, Fructose, Glucose, Sucrose, Urea, Hexyl Nicotinate, Dextrin, Citric Acid, Polysorbate 20, Gellan Gum, Trisodium Ethylenediamine Disuccinate, Sodium Chloride, Hexylene Glycol, Potassium Sorbate, Sodium Benzoate, 1,2-Hexanediol, Caprylyl Glycol.

Tekstur
Tekstur cair hampir mirip air, tapi agak kentalan toner ini dikiiiiiit. Meski begitu mudah kok dituang dikapas dan dioles ke muka. Dia juga cepat kering dan cepat juga meresapnya, karena kalau exfo toner kan memang sebaiknya ditunggu kering dulu baru ditumpuk pakai hydrating toner. Jadi aku emang malas kalau pakai toner yang meresap atau keringnya lama, keburu mager euy pakai step selanjutnya.


Cara dan waktu pemakaian
The Ordinary Glycolic Acid 7% Toning Solution ini mengandung AHA yang bikin hipersensitif  terhadap cahaya matahari jadi sebaiknya dipakainya saat malam hari. Selain itu karena sifatnya exfoliating jadi sebaiknya makainya sehari sekali aja atau dua hari sekali, jangan karena saking semangatnya pengen punya kulit glowing jadi dipakai sehari 3 kali ya. 

Cara pakainya, tuang ke kapas, usapkan ke muka dan leher, hindari daerah sensitif sekitaran mata dan tunggu hingga kering/meresap baru deh dikasih toner atau essence yang melembabkan.

Performa
Toner kesayangan!

Semenjak memakai The Ordinary Glycolic Acid 7% Toning Solution aku hampir nggak pernah punya masalah dengan komedo, kulit terasa lebih bersih dan cerah, nggak ada lagi kusam kusaman di muka,  serta pori-pori terasa lebih rapat dibandingkan dulu saat masih ala kadarnya kalau pakai toner. Menurutku toner ini juga sangat mild, clekit-clekit cuma di awal pemakaian aja selebihnya nggak ada masalah dikulitku meski aku pakai tiap hari. Cuma memang jika tidak memakai hydrating toner kulit terasa lebih kering dari biasanya, tapi ya itu efek yang wajar sih kalau kamu pakai exfo toner. Makanya aku sudah beli ini sampai 3x lebih deh, belum ingin berpaling ke merk lain atau ke formula yang lebih strong. Aku masih merasa cukup.

Harganya juga cukup terjangkau kok, Rp 230.000 an untuk ukuran 240ml.


Kesimpulan:
Plus :
+ Mengangkat sel kulit mati
+ Mencerahkan
+ Menghilangkan komedo
+ Harga terjangkau

Minus :
- Kemasannya super besar jadi tidak praktis
- Membuat kulit kering


REPURCHASE? Tentu saja! aku sudah repurchase berulang kali, tenpr exfo kesayangan deh!


Disclaimer : Semua review yang aku buat merupakan produk yang aku beli sendiri dan benar-benar aku coba sendiri. Tidak semua orang memiliki kulit yang sama dan reaksi pada tiap orang bisa jadi berbeda, selain itu setiap orang juga memiliki reaksi alergi yang berbeda-beda. Sebainya lakukan patch test atau mengecek komposisi sebelum mencoba suatu produk.
Doodle Exclusive Telon Oil

Ada satu item yang sejak Keira lahir hingga sekarang tidak pernah absen dipakai setiap hari : minyak telon. Dulu waktu masih bayi minyak telon ini fungsinya penting banget untuk menjaga kehangatan,. Selain itu aku pribadi seneng aja gitu sama aroma khas minyak telon, kayaknya kalau udah pakai minyak telon tuh si bayi jadi berasa bersih dan harum. Enak buat diunyel-unyel dan dipelak peluk. Nah seiring bertambahnya usia, manfaat minyak telon bergeser untuk menghindarkan nyamuk. Udah pada tahu kan kan kalau ada minyak telon plus yang aromanya tak disukai nyamuk? Jadi sampai sekarang Keira memang masih pakai minyak telon setelah mandi sebagai anti nyamuk karena to be honest aku nggak begitu suka pakai anti nyamuk versi lotion yang beredar di pasaran.

Nah beberapa saat yang lalu aku nyobain Doodle Exclusive Telon Oil, minyak telon plus dengan wangi green tea. Menarik banget kan ada minyak telon bau green tea? Karena biasanya minyak telon baunya ya gitu-gitu aja. Beberapa minyak telon malah baunya cenderung strong dan menyengat banget. Waktu tahu kalau Doodle ini bau green tea, bayanganku langsung baunya pasti kayak matcha gitu, yang ternyata setelah aku coba malah lebih enak lagi baunya dibanding bau matcha. Saking enaknya bau Doodle Exclusive Telon Oil ini aku sampai ikutan pakai, soalnya baunya sama sekali nggak kayak minyak telon sih.
Doodle Exclusive Telon Oil konon bisa membantu meredakan gejala masuk angin, memberikan rasa hangat dan nyaman pada bayi serta menghindarkan nyamuk.  Kali ini aku akan coba kasih review Doodle Exclusive Telon Oil setelah pemakaian sebulanan ya!

1. Packaging
Packaging Doodle

Doodle Exclusive Telon Oil ini hadir dalam kemasan botol fliptop, ada kemasan 100 ml dan 60 ml (travel size). Kemasannya sendiri bisa menyimpan produk dengan baik dan saat menuang produk untuk pemakaian juga nggak langsung tumpah banyak. Menurutku ini penting banget karena kadang saking semangatnya buka tutup botol minyak, isinya dengan mudah tumpah. Belom lagi kalau dimainin anak-anak, bisa berhamburan tuh kan kalau tutupnya nggak rapet dan isinya mudah keluar. Sedangkan Doodle Exclusive Telon Oil produknya keluarnya sedikit aja saat dituang, jadi mudah ngaturnya mau seberapa, tutupnya juga rapet dan nggak mudah terbuka atau pecah meski kebanting-banting.
Doodle ini packagingnya juga niat banget deh menurutku, kemasannya exclusive dengan pattern yang khas. Cocok dengan konsep “We bring tradition to the Future” karena yaaa… dari jaman nenek buyut kita dulu kan memang bayi sudah terbiasa di kasih minyak kan.

2. Ingredients
Oleum cocos 43%, Oleum Cajuputi 47%, Oleum Anisi 5%, Oleum Green Tea 5%.

Nah salah satu hal yang aku suka dari Doodle Exclusive Telon Oil adalah ingredientsnya yang simple dan alami. Seperti yang kita tahu, kulit bayi biasanya sensitif makanya produk yang dipakai juga haruslah menggunakan bahan yang aman. Banyak bayi yang cenderung alergi dengan minyak telon yang terlalu banyak campuran bahan kimianya. Kalau bayimu termasuk yang punya kulit sensitif bisa cobain Doodle ini karena bahan-bahan diatas termasuk bahan yang aman untuk kulit dan meski sederhana namun tetep ampuh lho!

3. Tekstur dan Aroma
Aku suka bangeeeet sama aroma Doodle Exclusive Telon Oil, baunya itu soft banget. Beberapa minyak telon di pasaran kan baunya strong menyengat khas gimana gitu ya, apalagi yang minyak telon plus. Namun ajaibnya meski berlabel minyak telon plus tapi Doodle Exclusive Telon Oil ini baunya soft dan enak banget. Saking enaknya aku pede jaya pakai juga, huahahahha. Kalau misalnya di rumah kamu punya diffuser cobain deh pakai minyak telon Doodle buat di diffuser, aromanya enak, tidur jadi nyenyak, pikiran relaks, dapat bonus nyamuknya kabur.

Tekstur Doodle Exclusive Telon Oil ini cukup cepat meresap di kulit, jadi nggak bikin klomoh-klomoh penuh minyak gitu ya kalau dipakai. Aku biasa memakaikan doodle ini nggak Cuma di perut dan punggung tapi ditangan, leher, dan kaki Keira dan memang langsung meresap gitu jadi aman kalau setelahnya dia main-main. Terus aku pribadi juga pakai di tangan dan kaki setelah pakai lotion, Doodle Exclusive Telon Oil ini bisa meresap dengan baik.

4. Performa
Performa Doodle ini cukup baik!!

Minyak telon Doodle ini hangatnya pas, nggak terlalu panas jadi cocok untuk bayi. Beberapa saat lalu waktu bepergian aku sengaja bawa Doodle ini, kebetulan pas itu Keira udah mulai pucet kepengin muntah (Keira anaknya mabuk darat), aku langsung oles-oles Doodle di perut, dada dan punggung. Setelah itu Keira tidur pules nggak jadi muntah. Maturnuwun Gusti.

Sesuai klaimnya, Doodle Exclusive Telon Oil ini juga beneran menghindarkan nyamuk lho! Itulah alasan kenapa aku yang sudah renta bukan bayi ini ikutan pakai Doodle juga, karena eh karena di rumahku itu nyamuknya ganas-ganas. Biasanya kalau sore menjelang maghrib itu, duduk manis di ruang tengah aja bisa jadi santapan empuk nyamuk. Semenjak aku pakai Doodle ini, beneran aku nggak pernah gatal-gatal digigit nyamuk lagi. Keira juga termasuk gampang banget digigit nyamuk, sampai dibilang “kulit kentang” sama ibuku saking banyak bekas gigitan nyamuk di kakinya. Semenjak pakai Doodle Exclusive Telon Oil ini dia juga juarang banget gatal-gatal digigit nyamuk. Aku jadi tenang membiarkan dia main di taman atau kebun karena yakin nyamuk bakalan jauh-jauh dari Keira!

Begitulah ceritaku soal minyak telon istimewa ini. Inti review Doodle Exclusive Telon Oil adalah aku cinta buanget sama Doodle dan bakal beralih ke Doodle. Aku bakal repurchase lagi kalau yang ini udah habis toh harganya juga sangat bersahabat buat rekening tabungan. Harga Doodle ini cukup Rp 39.000 untuk ukuran 100 ml , terjangkau kan? Kalau pengen beli, kamu bisa beli di marketplace seperti Shopee, Tokopedia, Bukalapak, JDID, Lazada dan Lemonilo. Kalau pengen tahu lebih lanjut soal Doodle kamu bisa intip Instagramnya di @telon.doodle atau cek websitenya di Doodle.co.id semua lengkap ada di sana.

Photo by Artem Beliaikin from Pexels

Biasanya menjelang akhir tahun aku ngecekin Goodreads buat lihat nominasi buku tahun itu sekalian ngecek berapa jumlah buku yang aku baca. Langsung kaget waktu menyadari bahwa tahun ini aku baru membaca 7 buah buku saja! Padahal biasanya dalam setahun minimal aku baca 20 buah buku. Huwaaaa…. Sebegitu sibukkah aku sampai nggak sempat baca buku? Padahal jika dipikir-pikir kayaknya jadi ibu rumah tangga itu waktu senggangnya banyak. Tapi kok malah nggak pernah baca buku? Apakah aku terlalu banyak rebahan dan secroll sana sini ???? Maka kubisikkan niat dalam hati :  baiklah mulai besok pagi aku akan baca buku lagi!
Paginya aku bangun lebih pagi lalu ku seduh secangkir kopi. Sambil duduk di meja makan aku nyalakan Nookku, baru saja aku membaca satu lembar Keira berteriak dari kamar, dia minta dibuatkan susu sambil dikelonin lagi. Ketika akhirnya Keira sudah tenang, jam sudah menunjukkan pukul enam pagi. Baiklah aktivitas pagi sudah harus mulai, waktunya masak, siapin Keira ke sekolah, antar Keira kesekolah, temenin Keira main, ngelonin Keira tidur siang, lanjut ngurusin Youtube, lanjut mandiin Keira, lanjut mencuci dan beresin rumah. Malamnya menjelang tidur aku menyadari kalau ereaderku masih anteng di atas meja makan, tak tersentuh. Oh, gagal sudah rencana baca bukuku.
Begitulah, ternyata sejak menjadi ibu rumah tangga aku malah cenderung tidak punya waktu untuk diriku. Terlalu sibuk menemani tumbuh kembang anak dan memastikan baju suami tersetrika rapi malah pada akhirnya membuatku lupa untuk memberi waktu bagi diri sendiri. Beruntung ada Goodreads yang mengingatkanku betapa selama ini aku sudah “abai” pada diriku. Padahal konon setiap hari kita berhutang 1 jam pada diri sendiri untuk melakukan me time, cuma 1 jam dari 24 jam  sebagai bentuk ucapan terima kasih pada diri atas kerja keras yang sudah kita lakukan.
Make time for yourself, guampang banget diucapin tapi susah dijalanin. Gimana mau me time kalau cucian segambreng?? Gimana mau baca buku kalau rumah kayak kapal pecah? Gimana mau maskeran cantik kalau anaknya ngajak nari hula-hula? Well… to be honest its really challenging for me to have a me time moment. Awalnya ku abaikan saja, nggak apalah yang penting rumah rapi, pakaian bersih, anak dan suami bahagia. Namun ternyata ada sisi gelap diujung hati yang memberontak, makin lama makin besar dan akhirnya meledak, DHUARRR!!! Aku jadi uring-uringan, emosional, suka sebel kalo habis beberes eh 5 detik kemudian udah berantakan lagi, suka iri kalau suami capacity building atau ada acara kantor kemana gitu. AKU JUGA MAUUUUUU!! AKU BOSAAAAN DI RUMAH!! Pada akhirnya aku merasa tidak bahagia, dan ketika ibu tidak bahagia no one else would. Aku mulai menganggap ini adalah masalah serius, harus mulai diperhatikan dan ditangani dengan baik. Jadi bagi ibu di luar sana yang merasa sedih tanpa sebab, merasa butuh piknik dan hawanya emosional terus kayak aku mungkin kita sama : Butuh waktu rehat sejenak, entah itu 1 jam/ hari, dua kali seminggu atau satu kali seminggu. Entah itu sekedar maskeran, baca buku atau malah jalan-jalan dengan teman. Tentunya kita butuh strategi supaya bisa me time dengan tenang, kali ini aku bisikin strategi me time ala aku, siapa tahu bisa bermanfaat ya !

1.    Komunikasikan dengan suami
Suami adalah partner dan sahabat yang sudah berjanji akan bersama dalam suka dan duka, jadi semestinya kalau memang butuh rehat ya jujur saja. Dulu aku sempat sungkan sih, karena merasa suami sudah kerja keras bagai lebah untuk mencukupi kebutuhan hidup kami masak masih harus dicurhatin kalau istrinya butuh istirahat sejenak. Tapi ku pikir-pikir, aku ini kan juga sudah bekerja keras bagai bidadai untuk memastikan Keira terawat dengan baik, rumah layak dihuni, baju bersih, rapi dan wangi plus memastikan keluarga bisa makan tanpa jajan di warteg. Jadi kalau suami aja dapat waktu istirahat sejam di kantornya kenapa aku enggak?? Dari situ aku mulai bilang kalau aku butuh waktu minimal sejam buat doing something that I love, dan minta suami ngawasin Keira. Aku tambahin alasan lain supaya suami jadi semangat ngawasin Keira, “Supaya ayah punya bonding dan dekat juga sama anaknya, memangnya mau selamanya Keira cuma dekat sama ibunya?” Lumayanlah, sekarang setiap sore aku punya waktu antara 30 menit - 1 jam, bebas mau ngapain aja. Biasanya sih aku pakai buat nonton Netflix atau buka buka sosial media. Thank you Husband!

2.    Sediakan waktu
Kalau nurutin kerjaan, pekerjaan rumah tangga itu jebulane nggak ada habisnya. Adaaaaa terus yang dikerjain. Jadi kalau mau me time memang haus banget disediakan waktu khusus dan saat itu harus merem aja lihat mainan berserakan, toh nanti kalau me time sudah selesai kan bisa dikerjakan lagi. Aku sendiri berusaha bangun minimal 30 menit sebelum jam aktivitas rumah tangga dimulai, waktu pagi ini biasanya aku pakai untuk meditasi, journaling, renungan pagi dan kalau sempet olahraga ringan. Pada kenyataannya, kadang Keira ikut bangun kalau aku bangun pagi-pagi buta, nah kalau udah gini biasanya buyar sih acara me time paginya. Palingan cuma bisa renungan pagi doang.

Semenjak Keira sekolah aku lumayan punya waktu ekstra buat sekedar balesin komentar, cek email, nonton atau baca buku. Lumayanlah ya 1,5 jam sambil nunggu Keira. Meskipun juga pada kenyataannya, dari 1.5 jam itu paling 30 menit doang yang efektif buat baca buku atau balesin pertanyaan dari netijen, karena endingnya tetep ngobrol sama sesama ibu-ibu yang nungguin anaknya. Hey, tapi kan kita memang makhluk sosial kan? Kadang ngobrol sama manusia lain itu juga bisa melepas pedih penat pikiran sih.

So, buat yang mau me time memang sebaiknya beneran di sediakan waktunya, apakah itu pagi, siang atau malam saat anaknya kondusif. Apakah itu mau setengah jam apa mau dua jam. Karena kalau nggak kita “paksakan”, susah sih memang dapat waktunya.

3.    Realistis alias nggak usah ketinggian ekpektasi.
Realistis di sini mencakup dua hal : realistis soal pekerjaan rumah dan soal me time. Realistis soal pekerjaan rumah maksudnya, yah… kita nggak harus terlalu perfeksionis banget, kadang ada baiknya juga kita sedikit santuy. Misalnya gini, sudah waktunya ibu me time karena anak baru tidur siang. Eh tapiiii kok itu cucian piring numpuk yaaaa~ Ya sudahlah ya, nggak usah berkepektasi terlalu tinggi rumah harus super rapi dan bersih baru kita deserve buat me time. Abaikan dulu tuh cucian piring, bikin the dulu, duduk manis relaks dulu, recharge energy baru deh kerjain cuciannya. Daripada ya, kita cuci piring duluan, eh habis itu anaknya bangun. Huahahahah bye bye me time.

Realistis yang ledua adalah soal me timenya, nggak usah terlalu muluk-muluk harus sekian jam setiap hari, harus spa atau menicure pedicure, creambath, baca buku sekian bab. Ya kalau anaknya memang baru rewel dan kita cuma punya waktu 30 menit ya lakukan saja apa yang sekiranya bisa bikin kita happy meski cuma dilakukan dalam waktu sebentar : misalnya nonton video pendek yang lucu, chat sama teman, scrolling online shop (lalu minta dicheckoutin suami) atau sekedar bikin/order kopi favorit. Sometimes its not about quantity, its abaout quality. Ingat ya, kadang ekpektasi berlebih itulah yang malah bikin kita bersedih.

To be honest aku sendiri masih belum dalam kondisi stabil soal me time ini, kadang iya kadang enggak, kadang inget kadang lupa. Namun 3 hal diatas lumayan membantuku untuk punya sedikit waktu buat diri sendiri. Relationship dengan suami dan anak pun semakin membaik, aku sendiri sudah tidak begitu merasa stress atau tertekan lagi. Yah memang segala sesuatunya kadang harus seimbang, kita tidak bisa sibuk mencintai dan memperhatikan orang lain lalu lantas abai pada diri sendiri. Semoga kalian juga bisa menemukan waktu dan cara untuk berterima kasih pada diri atas kerja karas yang sudah dilakukan ya.

(Butuh ide me time? baca juga : Me time singkat ala ibu rumah tangga yang ditulis oleh mbak Ella-Nyonya malas ya!)




Photo by Lum3n.com from Pexels


Dulu waktu kecil, aku ingin sekali menjadi dokter karena kakekku sakit-sakitan. Namun sayangnya sebelum aku lulus SMP, kakekku dipanggil Tuhan. Setelah lulus SMA karena dana terbatas akhirnya aku kuliah kebidanan, ibuku selalu berpesan supaya aku menjadi wanita yang mandiri. Menjadi Bidan bagiku merupakan jalan untuk mandiri, setidaknya aku bisa lah buka praktek di rumah kalau tidak bekerja di rumah sakit atau puskesmas. Mimpi itu terwujud ketika akhirnya aku bekerja di sebuah rumah sakit swasta, kesempatan untuk membangun karir dan belajar terbuka lebar. Sampai akhirnya aku menikah, punya anak dan harus memilih : terus bekerja atau mendampingi suami yang kebetulan dinasnya berpindah-pindah? Sebenarnya kegalauan itu sudah pernah aku tulis di postingan ini sih, hiya hiya. 

Pada akhirnya aku memilih menjadi ibu rumah tangga, tapi ada beberapa hal yang i wish i knew before i choose to be stay at home mom. Hal-hal yang semestinya dipersiapkan dengan baik supaya hati dan mental lebih siap menjalani peran yang baru dengan bahagia. Meski aku sudah melakukan hal yang membuat ibu bahagia (baca juga : Menjadi ibu yang bahagia) namun hilangnya beberapa aspek dari kehidupan sebelumnya ternyata memberikan pengaruh yang cukup besar. Aku sempat depresi yang suka nangis sendiri, marah sendiri, ngamuk sendiri. Kalau dipikir-pikir sabar juga ya suamiku itu menghadapi diriku ini, puji syukur punya suami seperti dia. Apa saja hal itu?

1. Manajemen Waktu yang baik
Aku suka banget segala hal yang terjadwal rapi, jadi ketika menjadi ibu rumah tangga aku syok banget karena nggak bisa bikin jadwal dengan baik. Hal ini sangat menganggu dan bikin aku sebal sepanjang waktu. Ya gimana ya, tadi ngrendem baju mau nyuci eh anaknya ngajak main lalu habis main ngantuk, akhirnya buyar acara mencuci. Misal mau masak, anaknya rewel nggak bisa ditinggal masak, akhirnya anaknya dikasih tepung biar anteng eh malah tepungnya jadi rata satu dapur. AKU KESEEEEL BUNDAAAA~~

Manajemen waktu yang kurang baik ini akhirnya bikin aku jadi kesusahan juga mencari waktu me time, lalu berasa uring-uringan karena kerjaan nggak pernah beres. Akhirnya jadi emosional berkepanjangan. Beda dengan saat masih bekerja dulu, meski tidur lebih malam dan bangun lebih pagi tapi segalanya sudah terjadwal dan aku sudah ada bayangan kira-kira hari itu mau ngapain. Kalau sekarang, rasanya kayak bangun tidur tak ada bayangan hari ini mau ngapain. Maka kalau kamu memutuskan mau jadi ibu rumah tangga dan kamu suka menjadwal segala seuatu kayak aku, sebaiknya kamu turunkan standartmu supaya nggak terlalu berekpektasi kayak aku.

Iya, standar ekpektasi yang ketinggian itu yang suka bikin sakit hati. Misalnya rumah harus selalu always rapi kayak di gambar pinterest, ibu harus sempurna memasak, setrikaan harus rapi jali . Menjadi ibu rumah tangga tanpa asisten mau nggak mau kita harus menurunkan standart, kalau nggak bisa emosional dan stress sendiri. Tentukan juga prioritas, misalnya kalau aku yang penting rumah bersih nggak rapi amat juga nggak apa, masak juga nggak harus yang enak dan mewah terus, nycui juga sesempetnya aja kalau capek ya laundry dan seterusnya.

2. Kehidupan sosial
We need another human being! Manusia perlu berinteraksi dengan manusia lain, bukan cuma via chat tapi beneran ketemu langsung, tatap muka, ghibah bareng, jajan bareng, melakukan suatu kegiatan bareng. Hal yang paling terasa setelah menjadi ibu rumah tangga adalah : Aku kesepian. Kadangkala rindu rekan sejawat, membahas studi kasus terbaru, membahas deg-degannya ketika ada kasus emergency atau sekedar saling tukar resep masakan dan ngobrolin perilaku suami masing-masing. Memang, ketika menjadi ibu rumah tangga kita masih punya tetangga, atau ibu dari teman anak kita. Namun kadang karena background yang berbeda (apalagi hidupku nomaden ya), obrolan yang ada pun masih terasa sungkan dan berbasa-basi. Beda dengan ketika kita ngobrol dengan teman lama yang sudah hapal segala pahit manis dan kebusukan kita, pasti ngobrolnya akan lebih santuy dan apa adanya. Sometimes, I really miss my friends. 

Jadi mungkin saat kamu memutuskan menjadi ibu rumah tangga, pastikan kamu tetap punya kehidupan sosial. Kalau rumahmu dekat dengan kawan lama, bisalah sesekali playdate atau ketemuan. Mereka nggak ngajakin? ya kamulah yang ngajakin duluan. Atau kalau hidupmu nomaden kayak aku, kamu bisa mencari komunitas tertentu yang sesuai minat bakatmu. Jangan sampai kamu kayak aku, berbulan-bulan merasa selalu ada yang kurang, ada yang nggak pas, ada yang kosong, tapi nggak tahu apa. Ternyata aku cuma kurang bertemu orang. SAD!

3. Keuangan
Soal keuangan ini perlu diperbincangkan dan dibahas dengan suami, karena pasti ada perbedaan dari double income ke single income. Perbedaan rasa belanja pakai duit sendiri dengan pakai duit suami. Dalam kasusku, dari segi jumlah sebenarnya perbedaannya nggak bikin syok sih, karena walau dulu double income tapi biaya LDR Jogja-NTT itu lumayan juga : duitnya habis di ongkos. Cuma sebelum memutuskan resign aku tanya dulu sama suami, aoakah nanti tetep boleh jajan skincare? apakah tetep boleh belanja baju suka-suka? apakah dia mau bayarin biaya maintenance blog ini? yah at least supaya dia tahu ada biaya-biaya yang perlu dikeluarkan di luar biaya hidup primer. Untungnya suami mengiyakan dan menepati janji soal keuangan ini, jadi bagiku nggak beda jauh sih cuma bedanya mungkin jadi berasa agak sungkan gitu kalau belanjanya kebanyakan.


Hak-hal diatas adalah hal yang aku harap bisa aku persiapkan dengan lebih baik sehingga membuatku menjadi ibu yang kebih tenang dibandingkan sekarang. Meski aku akui dukungan suami dan pengertiannya berperan sangat besar dalam masa peralihan ini, kalau dia nggak sabar entah jadi apa deh pernikahan kami. Pada akhirnya memang pernikahan tak melulu cuma soal cinta, tapi juga komitmen dan suatu pemahaman bahwa menjadi ibu kan memang sebuah proses yang tidak selalu shinning shimmery splendid kan ya, jadi ndak apa-apa kalau tidak sempurna.

Selamat menjadi ibu, semoga selalu sehat dan bahagia.


Rambut kriwil!

Aku itu udah sejak lama pengen cerita soal cara merawat rambut keritingku ini, tapi kadang suka kelupaan karena keasyikan ghibah soal yang lain atau karena semacam sudah jadi kebiasaan jadi kayak nggak urgent gitu bahas soal rambut. Nah soal rambut keriting ini aku aslinya pernah cerita di postingan ini. Kali ini aku mau cerita soal gimana cara merawat rambut keriting ala moanaku sampai bisa sepanjang ini. Kalau kamu punya rambut kriwil juga mungkin postingan ini akan membantu. Nah kalau kamu punya rambut kriwil tapi separuhnya masih bekas rebonding sebaiknya yang bekas rebonding dipotong semua dulu, biar makin afdol merawatnya. Emang sih rasanya agak-agak nggak rela gitu pas mau motong, tapi percayalah kadang merelakan bisa lebih menenangkan datipada terus mempertahankan. 

1. Deep conditioning
Yang perlu kamu pahami dan sadari adalah rambut keriting itu pasti kering, kalau nggak kering ya biasanya super duper kering. Menurut logikaku ini karena teksturnya yang bergelombang makanya nutrisi dari akar nggak bisa sampai di batang dan ujung rambut dengan cepat. Maka kunci perawatan rambut keriting aslinya cukup simple : lembabkan rambutmu. Salah satu cara buat nglembabin rambut adalah dengan melakukan deep conditioning, proses ini bisa dilakukan seminggu sekali atau setiap keramas. Caranya mirip maskeran tapi yang dimaskerin rambutnya, kamu bisa pakai hair oil, masker rambut, yogurt, telur (seriusan), alpukat, atau shea butter. Oleskan bahan pada rambut, bungkus rambut dengan penutup kepala lalu diamkan 30 menit, habis itu baru keramas.

2. Keramas
Berapa hari sekali kamu keramas? bagi yang punya rambut keriting, keramas itu nggak boleh sering-sering. Semakin jarang kamu keramas semakin bagus, karena keramas yang terlalu sering bisa membuat rambut kita makin kering. Ingat kunci merawat rambut keriting adalah dengan menjaganya tetap lembab, right? Aku sendiri keramasnya biasa antara 2-3 hari sekali tergantung cuaca, kalau udara panas banget dan aku keringetan ya terpaksa 2 hari sekali aku keramas. Untuk shampoo sebenarnya paling baik itu memakai shampoo yang bebas SLS, jadi busanya nggak terlalu banyak yang artinya nggak terlalu bikin rambut kering kerontang.

3. Conditioner
Conditioner itu wajib banget hukumnya! Malah mendingan kamu keramas nggak pakai shampoo tapi pakai condi daripada sebaliknya. Conditioner akan membantu mengunci kelembaban rambut kita. Sayangnya di Indonesia masih jarang conditioner dan shampoo khusus rambut keriting, aku biasanya pakai conditioner Pantene yang untuk rambut rusak karena sejauh ini itu yang paling ngaruh di ramsbutku.

4. Leave in Conditioner
Habis keramas apakah rambut langsung dikeringkan? tentu tidak. Habis keramas rambut masih harus diberi vitamin dan "pengunci kelembaban lagi". Biasanya aku tunggu sampai rambut 50% kering lalu kasih hair vitamin, lalu tunggu lagi sampai 70% kering (masih agak lembab) baru kasih hair oil. Ngasihnya sambil rambut agakdiremas biar tambah ikal dan nggak boleh disisir sampai kering.

5. Sisiran
Detangling comb by Body shop

JANGAN TERLALU SERING MENYISIR RAMBUT KERITINGMU, karena akan bikin rambutmu megar kayak arum manis di pasar malam. Kalau mau rambutnya jadi ikal bounchy cantik memang sisiran itu cuma boleh saat rambut basah habis keramas dan itupun wajib pakai sisir bergigi jarang (detangling comb). Aku pakai sisir dari the body shop yang bahnya dari kayu gitu karena lebih enak dan nggak bikin rambut terbang-terbang. Lha terus kalau bangun tidur apa nggak sisiran? jawabku : enggak. Toh nggak keliatan juga kalau kamu nggak sisiran, hiya hiya. Supaya nggak terlalu ruwet, kamu bisa kepang rambutmu saat mau tidur, pakai hair cap yang khsusu buat tidur, atau ikat rambutmu diatas kayak nanas (pineapple bun) biasanya itu nggak bikin rambutmu bundhet sih.


So well, keuntungan punya rambt keriting buatku adalah bisa jarang keramas dan jarang sisiran huahahaha meski sedihnya rambutnya memang super kering jadi harus hati-hati banget kalau milih shampoo. Nah gimana? apa kamu punya cerita soal rambut keriting? 
picture by Pixabay

Segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik.

Aku sudah cukup lama memegang prinsip di atas, bahkan untuk hal yang kelihatannya baik jika dilakukan misalnya terlalu rajin, terlalu ramah, terlalu hemat, dan seterusnya. Nah di era sosial media ini ada satu hal menarik yang jika berlebihan ternyata juga nggak baik untuk kesehatan dan kedamaian hati : Positive vibes yang terlalu berlebihan. Toxic Positivity adalah kondisi dimana 

Sosial media membuat kita dengan mudah membuat "citra diri" suka-suka kita, mau dikenal sebagai pribadi yang super bahagia kah? hobi sambat kah? sosialita kah? suka dandan kah? dermawan kah? yaaah pokoknya suka-suka lah kita mau jadi apa. Istilah kerennya : pencitraan. Beberapa hal yang tidak bisa kita dapatkan/lakukan di dunia nyata bisa dengan mudah kita peroleh dan lakukan di dunia maya. Kebanyakan orang (termasuk aku) tentu saja memilih untuk mencitrakan sisi positif diri dong di sosial media. Lagi marah, pms, rambut kayak singa? ya nggak mungkin di post lah! orang selfie pakai make up aja foto 10x yang diposting 1 doang itu aja diedit dulu pakai filter.. (eh maaf jadi buka rahasia). Selanjutnya saat posting masih diikuti dengan kalimat positif dan motifasi.

Nah apakah tindakan di atas salah? Nggak, asal nggak berlebihan.

Kadang karena dikelilingi postingan yang selalu positif dan memotivasi, kita akhirnya jadi mengkelompokan perasaan. Perasaan yang baik dan layak dirasakan (plus diposting) itu ya yang bahagia sejahtera, perasaan buruk seperti marah, sedih, takut itu nggak boleh dirasakan apalagi diposting! ih amit-amiit yaaaaa sobat sambaaat!!Kemudian karena semua terlihat bahagia, sempurna tanpa cela, kaya raya dan masuk surga di sosial media, kita jadi denial tiap merasa marah, gagal, sedih, dan segalanya. Endingnya karena nggak mau merasakan "perasaan buruk" kita lalu mengabaikan perasaan itu dan pura-pura bahagia. Padahal nggak gitu, perasaan atau emosi apapun itu nggak ada yang baik atau buruk, nggak ada yang salah atau benar. Perasaan ya perasaan. 

Gini deh, misal nih hewan peliharaan kita meninggal atau hilang, apa kita nggak boleh sedih karena sedih itu perasaan yang buruk?? atau misal kita mengalami pelecehan seksual atau penipuan, apakah kita nggak boleh marah hanya karena marah itu dianggap buruk? apakah kita harus langsung bersyukur dan bahagia karena kita ditipu sehingga besok kita bisa belajar lebih hati-hati? Nggak kan. 

Memang kita perlu belajar melihat sisi positif dari suatu masalah, karena semua masalah pasti punya dua sisi. Tapi bukan berarti karena every could has a silver lining lantas kita nggak siap-siap payung kan kalau mendung. Tuhan menciptakan kita dengan segala perasaannya pasti dengan tujuan baik, mengapa kita harus merasa marah, takut dan sedih? tentu saja supaya kita bisa lebih bersyukur saat bahagia, supaya kita lebih berhati-hati, supaya kita lebih mawas diri. Bisa bayangin nggak manusia tanpa rasa takut? bahkan nggak takut kehilangan kamu? sedih kan. 

Trus bagaimana? apakah aku harus live Instagram saat berantem dengan pasangan seperti mbak Lucint* l*na tempo hari? ya nggak harus gitu juga kok. Boleh saja mau posting atau pencitraan yang indah-indah tapi jangan menghindari perasaan atau denial ketika kamu merasa nggak bahagia. Karena kamu hanya manusia biasa, bukan dewa. Eh dewa aja bisa marah lhooo~ Ingat juga kalau semua orang yang posting di sosial media itu hanya posting sepersekian persen dari hidupnya, kamu cuma lihat yang dia pengen kamu lihat. Nggak ada orang yang 100% bahagia, kamu cuma nggak tahu aja. Nah supaya kamu nggak terjebak dalam toxic positivity kamu bisa lakukan hal berikut :

1. Mengenali diri sendiri
Kenali dirimu, cari tahu apa yang kamu suka, apa yang kamu mau, apa yang kamu benci, apa yang kamu harapkan dari orang lain, apa yang mau akmu beri pada orang lain. Mengenali diri akan memudahkan kita untuk tidak mudah "ikut-ikutan" dengan apa yang ada di luar sana.

2. Terima Perasaanmu apapun itu.
Pahami kalau kamu adalah manusia yang isinya nggak cuma bahagia doang. "Eh.. tapi mbak X bahagia terus tuh.. anaknya lucu, suaminya baik, mertuanya penyayang.." Ya itu kan asumsimu doang, pada akhirnya mbak X tetap manusia sama kayak kamu, dan nggak mungkin dia bahagia teruuus meneruuuus. Jadi kalau kamu sedih ya terima saja perasaan sedih itu, dinikmati saja, dirasakan rasanya gimana. Setelah itu baru deh dicari solusinya gimana supaya nggak sedih lagi.

3. Curhat
Curhatlah, karena kadang memendam perasaan itu nggak baik. Kalau kamu takut curhat sama manusia yang bisa bocor kayak ember, gimana kalau curhat sama Tuhan yang Maha Mendengar dan Penyayang?

4. Journaling
Jaman smp-sma aku rajin banget nulis buku harian terus abis pas kuliah itu curhatnya di status facebook Huahahahha. Kemudian saat kerja dan menikah aku nulis curhat di blog, dulu naam blog ini "Bidan Bercerita" sebelum aku ganti jadi Kriwilife.  Aku muali nulis jurnal lagi itu pasca resign dan pindah ke NTT, saat itu banyak banget tekanan dan perasaan sedih. Nulis di jurnal (aku beneran pakai buku) sangat membantuku memetakan pikiran, perasaan, mencari solusi dan mencari hal-hal baik yang ada dalam hidup. Pikiran ruwet jadi terburai satu-satu, ide bermunculan, gratitude mulai ada. Jadi aku sangat menyarankan journaling ini ya, kamu bisa nulis pagi saat bangun atau malam sebelum tidur. Tulis aja yang ada di kepala, sekalimat juga tak apa. Nanti lama lama akan terbiasa dan jadi berlembar-lembar deh nulisnya!

Nah selamat menjalani hari ya, semoga selalu sehat!



cute baby 

Sejak jaman nenek moyang dulu, persalinan digambarkan sebagai suatu proses yang menyakitkan, penuh darah dan penderitaan. Jarang kita mendengar seorang ibu bercerita bahwa persalinannya menyenangkan, penuh cinta dan nyaman. Biasanya ibu-ibu bercerita bahwa persalinan mereka sakit, dijahitnya sakit, bahkan ada yang bilang kalau dia kapok melahirkan!

Hal-hal seperti ini kadang membuat ibu-ibu yang baru pertama hamil merasa ngeri dengan persalinan, Belum lagi informasi seputar persalinan biasanya identik dengan video menyeramkan yang berdarah-darah dan penuh jeritan. Rasanya main dag dig dug ya mau melahirkan, sudahlah kita belum ada gambaran tentang persalinan, eh ketika nanya orang dan lihat video hasilnya malah tambah takut. 

Nggak apa kok, takut adalah hal yang wajar. Takut adalah suatu mekanisme tubuh yang membuat kita lebih waspada, takut itu perlu. Takut pada ketinggian membuat kita berpegangan erat saat perlu memanjat. Takut terluka membuat kita lebih berhati-hati saat berjalan. Takut kehilangan membuat kita sungguh-sungguh menjaga, Maka sudah semestinya takut menghadapi persalinan akan membuat kita lebih gigih mempersiapkan persalinan. Entah itu dengan belajar, bertanya, riset, senam atau dengan kata lain memberdayakan diri. 

Kadang kita takut karena kita "buta" terhadap medannya, tidak tahu apa yang akan terjadi, tidak tahu apa yang mesti dilakukan. Jadi memang salah satu cara menghadapi ketakutan itu adalah dengan menyiapkan "senjata" untuk menghadapinya. Yha... supaya nggak kopong-kopong banget gitu lho, apalagi sekarang ini informasi sangat mudah di akses. Ibu bisa mulai belajar apa saja tanda persalinan, bagaimana cara menghadapi tanda-tanda persalinan tersebut. Ibu juga bisa mulai memahami kala 1,2,3 dan 4, mencari tahu apa saja yang perlu dilakukan supaya tubuh kita siap menghadapi persalinan.

Tanamkan juga sugesti positif dalam diri, yakinkan bahwa "Persalinanku berjalan lancar dan mudah, anakku sehat, aku sehat, ASIku melimpah ruah." Percaya pada Tuhan bahwa ia akan menjaga kita dan menolong kita, bawa dalam doa setiap hari. Ajak ngobrol janin dan minta dia supaya membantu kita saat persalinan nanti, yakinlah janin kita itu pintar dan bisa memahami apa yang kita biacarakan. Percayalah 80% dari ketakutan kita itu sesungguhnya tidak akan terjadi. Kurangi paparan hal-hal negatif yang mungkin bisa membuat kita down seperti video persalinan yang terlalu ekstrim, cerita dan omongan tetangga. 

Aku dulu sempat stress menjelang persalinan, bukan karena tidak memahami apa yang akan terjadi namun karena saking seringnya melihat persalinan patologis/tidak normal. Alu takut mengalami ini dan itu, bayiku begini begitu. Namun aku berusaha menanamkan pada diriku jika 90% ibu melahirkan normal tanpa masalah, tentu aku juga akan begitu. Aku juga perbanyak membaca, mencari tahu hal-hal yang berhubungan dengan kegundahanku. Rajin memeriksakan diri dan konsultasi dengan dokter, melihat hal-hal positif dan meditasi. Akhirnya semua itu bisa terlalui dengan baik, dan nyatanya aku baik-baik saja. Ketakutanku tidak terbukti. 

Menjadi ibu adalah suatu proses yang tentunya tidak akan mudah, dan itulah yang nantinya akan membawa makna bagi kehidupan kita. Alih-alih fokus pada ketakutan, manfaatkan energi untuk melakukan hal-hal yang bisa maminimalisir ketakutan itu. Change your flawn into your power, i believe you can do it!


The Ordinary Ascorbic Acid 8% + Alpha Arbutin 2 %

Dari dulu aku suka banget sama produknya The Ordinary selain karena ingredientsnya yang simple dan to the point tanpa embel embel lain juga karena harganya yang terjangkau. Nah karena itu aku suka banget nih nyoba-nyoba aneka produknya, meski memang sebagian ada yang ngefek ada juga yang enggak ngefek di kulitku. Bisa dibayangkan betapa bahagianya aku ketika The Ordinary ngeluarin varian vitamin C + Alpha Arbutin! Yah.. meski mungkin varian ini nggak sehype varian Niacinamide (yang kebetulan nggak cocok di aku) namun duo bahan aktifnya bikin aku penasaran buanget sama produk ini.


Vitamin C sudah dari jaman bahelula dikenal bisa mencerahkan kulit. Lihat aja deh jaman dahulu orang udah suka maskeran pakai lemon atau madu, yang dua-duanya bisa mencerahkan kulit. Vitamin C memang bersifat exfoliant, antioksidan dan bisa mencegah penuaan kulit, sehingga kulit kusam bisa bablas kalau kamu rajin pakai vitamin C. Sedang alpha arbutin berfungsi untuk meratakan warna kulit dan menghambat pembentukan melanin, sehingga alpha arbutin ini banyak dipakai untuk mencerahkan warna kulit. Lalu bagaimana jika kedua bahan ini digabung? Yuk kita bahas The Ordinary Ascorbic Acid 8% + Alpha Arbutin 2% ini !

Packaging


Botol pipet warna gelap, cintaaaa~


Kemasan The Ordinary Ascorbic Acid 8% + Alpha Arbutin 2% ini adalah botol gelap dengan pipet. Udah paling bener deh botol gelap untuk wadah vitamin C itu, karena vitamin C sangat mudah rusak. Oleh karena itu aku sendiri nggak mau beli produk vitamin C yang botolnya bening, sebab kemasan yang gitu setahuku lebih rentan dibanding yang gelap. Pipetnya sama aja sih dengan botol The Ordinary yang lain, sangat memudahkan pengambilan produk dan menjaga produk tetap steril.

Ingredients
Propanediol, Ascorbic Acid, Alpha Arbutin

Yeah, jangan kaget ya lihat ingerdientsnya? memang sesimple itu. Di kemasannya sendiri tertulis a water free, stable solution dan memang vitamin C lebih stabil jika tanpa air. Air akan ,e,buat vitamin C lebih mudah teroksidasi (karena air mengandung oksigen).

Tekstur
Teksturnya mirip dry oil

Tekstur The Ordinary Ascorbic Acid 8% + Alpha Arbutin 2% ini cair banget ya, cuma ketika nemplok di kulitku rasanya agak pliket-pliket gitu. Kadang aku suka berimajinasi ada semut yang bakal datang karena ada vitamin c nemplok di kulit, hiyaaaa~ Nah tapi sensasi pliket ini nggak lama kok, serum ini lumayan cepat meresap di kulit. Habis itu kulit terasa biasa aja, nggak lembab tapi juga nggak kering. Beda dengan ketika aku pakai serum propolis ya, itu langsung berasa lembabnya. 

Cara dan Waktu Pemakaian
Di kemasannya tertulis The Ordinary Ascorbic Acid 8% + Alpha Arbutin 2% bisa dipakai pagi dan malam, namun aku suka parno kalau pakai produk vitamin C lalu aku panas-panasan. Aku selalu merasa segala sesuatu yang bersifat acid akan bikin kulitku jadi sensitif di bawah sinar matahari. Makanya aku pakai The Ordinary Ascorbic Acid 8% + Alpha Arbutin 2% ini saat malam hari sebanyak 3-4 tetes untuk muka dan leher, tentunya pakai sunscreen saat siang hari.

Performa
Ciamiik deh ya, secinta itu aku.

Sungguh aku sangat puas dengan serum ini!! Ngefek banget lho bikin kulit cerah bersinar kayak  piring habis pakai sunlight,  inget ya kulitnya cuma jadi cerah bukan jadi putih kayak tembok. Kulitku saat pagi beneran oke, nggak kusam atau buluk gitu. Cerahnya juga sehat, nggak yang putih pucat kayak bulan kesiangan. Pokoknya aku sukaaaaa~ Terus beberapa bekas jerawat di daguku juga memudar, padahal itu bekas jerawat cukup besar dan mencolok. Mungkin kalau rutin bisa 100% ilang kali ya? bekas jerawatnya, bukan dagunya. Cu,ma varian ini tetep belum mampu menghapus noda bintik hitamku, huuhuhuhu nggak apa deh aku tetep suka. Sayangnya aku nggak punya foto before afternya, cuma memang sekarang kulitku ini jadi belang banget antara tangan sama muka. Apakah tandanya aku harus pakai serum wajah juga di tanganku?? 

Harga The Ordinary Ascorbic Acid 8% + Alpha Arbutin 2% cukup terjangkau kok, hanya Rp 240.000/ 30ml saja, waktu itu aku beli di ponybeaute.

Kesimpulan
Plus :
+ Mencerahkan
+ Memudarkan bekas noda jerawat
+ Meratakan warna kulit

Minus :
- Tidak menghilangkan noda hitam
- Agak lengket setelah dipakai

REPURCHASE? Yes!! 

Disclaimer : Semua review yang aku buat merupakan produk yang aku beli sendiri dan benar-benar aku coba sendiri. Tidak semua orang memiliki kulit yang sama dan reaksi pada tiap orang bisa jadi berbeda, selain itu setiap orang juga memiliki reaksi alergi yang berbeda-beda. Sebainya lakukan patch test atau mengecek komposisi sebelum mencoba suatu produk.

Suplemen Bio-Strath

Sejak kecil Keira memiliki beberapa alergi yang membuatnya sering batuk-pilek  berkepanjangan. Gen alergen itu dia dapat dari aku dan ayahnya yang kebetulan juga punya alergi. Itulah sebabnya mengapa di rumah kami selalu ada suplemen tambahan untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan sebagai tambahan vitamin. Yah…. Soalnya kadang kan aku khilaf jajan atau makan sembarangan yang nggak jelas kadar gizinya juga.

Selama ini suplemen di rumah kami terdiri dari beberapa macam, ada yang khusus punya Keira, punya ayahnya dan punyaku. Ada yang sebagai multivitamin, ada yang berfungsi meningkatkan daya tahan tubuh. Jadi rumah kami tuh udah kayak apotek dengan botol-botol suplemen berjejer. Nah repotnya kalau traveling, bingung deh mana yang mau di bawa. Ribet deeeeh!!!Hingga akhirnya beberapa waktu lalu aku menemukan suplemen satu untuk semua yaitu Bio-Strath. Bio Strath ini bisa dikonsumsi oleh seluruh kalangan usia mulai dari anak usia 6 bulan hingga orang dewasa, jadi cukup pakai Bio-Strath ini untuk seluruh anggota keluarga.

Bio-Strath adalah suplemen yang berasal dari Swiss. Bio Strath diproduksi dengan cara memberi makan bakteri baik yang berasal dari buah-buahan segar (Saccharomyces Cerevisae). Yeast jenis ini memiliki sel-sel yang sangat mirip dengan sel tubuh manusia dan mengandung nutrisi makro dan mikro yang sangat lengkap. Bio Strath diklaim mengandung 61 nutrisi vitamin, mineral dan zat pembangun yang terbuat dari bahan-bahan alami. Konon Bio Strath ini sudah melalui uji klinis dan terbukti khasiatnya dalam meningkatkan kesehatan serta mengatasi berbagai penyakit. Sebenarnya udah agak lama aku mau menulis review Bio Strath ini, cuma masih mau yakinin apalah beneran ngefek atau nggak dan ternyata memang bagus lho. Baiklah, silahkan disimak sampai selesai ya review Bio Strath kali ini!

Bio strath sendiri memiliki dua varian yaitu tablet dan Bio Strath Elixir. Karena kebetulan sebentar lagi aku ada rencana traveling keluar kota maka aku pakai yang tablet karena lebih mudah dibawa. Tablet Bio Strath tidak terlalu besar kok, standar tablet pada umumnya. Namun tablet Bio Strath ini mudah hancur sehingga bisa dilarutkan, dicampur makanan atau minuman serta ditumbuk. Ini salah satu poin plus yang aku suka dari Bio Strath, suplemen ini bisa dicampur makanan dan susu tanpa mengurangi manfaat yang terkandung dalam suplemen. Cocok buanget bagi anak yang suka drama kalau minum suplemen, tinggal dicampur aja ke makanannya.

Tinggal campur, beres!

Apakah kalau dicampur tidak akan mempengaruhi rasa? Nah kebetulan kalau Bio Strath tablet cenderung tawar karena tanpa zat pewarna, pengawet dan perasa. Berbeda dengan varian Bio Strath Elixir yang setahuku rasanya lebih manis. Bio Strath tablet ini cocok bagi mereka yang nggak terlalu suka manis, menderita diabetes atau bagi anak ADHD. Keira sendiri nggak masalah sih mau minum langsung atau dicampur ke makanan, saking rasanya yang tolerable. Cuma dia lebih sering aku kasih langsung, barengan sama aku minumnya.

Performa Bio Strath ini menurutku cukup bagus ya. Jadi ceritanya saat pertama aku kasih Bio Strath ke Keira dia itu udah pilek sekitar 4 harian, Bio Strath beneran membantu penyembuhan pileknya lebih cepat lho. Keira biasanya kalau pilek bisa sampai berminggu-minggu baru sembuh, ini nggak sampai dua minggu dia sudah sehat. Terus biasanya kalau dia pilek aku juga ikut ketularan minimal sakit tenggorokan, gara-gara minum Bio Strath ini aku sama sekali nggak ketularan! Efek lain yang aku rasakan adalah nafsu makan Keira meningkat setelah minum Bio Strath, kayaknya apa aja dimakan sama Keira. Mungkin karena Bio Strath juga memperbaiki pencernaan ya. Menurutku Bio starth ini sesuai dengan klaim yang dia berikan, manfaat Bio Strath antara lain:

  • Meningkatkan produktivitas
  • Menjaga stamina  dan konsentrasi ketika beraktivitas di luar rumah
  • Meningkatkan daya tahan tubuh
  • Mencukupi Nutrisi harian
  • Mempercepat masa pemulihan setelah sakit


Satu-satunya hal yang kurang aku sukai dari Bio Strath ini adalah aromanya, mungkin ini aroma yeastnya ya. Cuma karena memang beneran alami tanpa zat pengawet, pewarna dan perasa jadi sebenarnya wajar sih kalau aromanya khas, malah jadi aneh kalau misalnya bau melati. Aku sih bakalan rajin mengkonsumi Bio Strath ini karena manfaatnya yang memang bagus. Bio Strath saat ini bisa di dapatkan di E commerce seperti Shopee, Bukalapak, Tokopedia atau melalui Official Intragam Bio Strath Indonesia.

Sekian Testimoni dan review Bio Strath  kali ini, selamat mencoba juga ya!