Di rumah aja?

Disclaimer : Tulisan ini hanya curahan hati semata tanpa bermaksud menuding pihak-pihak tertentu tapi jika anda merasa ya alangkah baiknya jika intropeksi diri dengan mengubah bentuk pertanyaan atau mencari bahan obrolan lain, lain kali.

Udah susah-susah kuliah kok nganggur?

Rasanya ingin salto, kayang, dan jambakin rambut ketika ada yang mengucapkan kalimat tersebut di depanku. Dulu sih ketika masih bekerja aku nggak begitu menaruh perhatian pada kalimat-kalimat tanya bernada nyinyir yang kadang selintas lewat kudengar, ya masalahnya dulu mereka-mereka ini ngomenin orang lain sih! Lha sekarang aku yang kena komen. 

Sejujurnya ya, aku itu super sebal dengan kata nganggur, sebab KATA SIAPA AKU NGANGGUR? Nih ya, aku itu tidur paling malam bangun paling pagi. Masak, beberes rumah, nyetrika, nyuci, ngurus Keira, nulis blog, bungkusin orderan kalau ada, mantau harga di pasar, belajar ekonomi, dan seterusnya. Kayaknya nggak ada gitu seharian yang aku sama sekali nganggur goler-goler di rumah. Jadi tolong sekali jangan memberi cap "pengangguran" dong karena nyatanya aku itu nggak nganggur.

Nah kalau pertanyaannya diubah menjadi : udah susah-susah kuliah kok nggak kerja? baru kemudian aku merasa pertanyaan itu logis walau sejujurnya sih tetap saja menimbulkan sedikit luka hati. Menurutku ada beberapa tipe orang yang bertanya, ada orang bertanya yang hanya sekedar kepo saja atau sekedar ingin membandingkan apakah diri kita lebih baik dari mereka atau sebaliknya, dan ada juga sih tipe yang bertanya karena perhatian. Sebenarnya tipe yang terakhir itu sudah bisa diterawang dan ditebak dengan pasti : Keluarga dan sahabat. Kalau aku pribadi sebenarnya agak sedih juga sih kalau mendapat pertanyaan itu, karena sejujurnya ya aku ini ingin bekerja lagi meski kalau soal mencari uang sih bisa juga dicari dengan cara lain seperti yang aku kerjakan sekarang. Aku lebih ingin bekerja karena ingin melayani orang-orang, membantu ibu hamil dengan segala keluh kesahnya, menimang bayi baru lahir yang masih merah dan halus kulitnya, tertawa lepas bersama balita-balita lucu yang dulu lahir ke dunia dengan bantuan tangan ini.

Beberapa hari yang lalu, aku bertemu sekelompok ibu hamil dan ibu menyusui yang saling menceritakan pengalaman melahirkan anak mereka beserta keluhan-keluhannya, saat itu mereka tidak tahu kalau aku ini adalah bidan. Aku saat itu hanya bisa senyam-senyum sambil sesekali menimpali padahal hati ini rindu sekali! Untung saat itu nggak ada yang nanya, udah susah-susah kuliah kok nggak kerja? kalau ada, aku mungkin bisa nangis-nangis kayak mamak-mamak yang lagi ngiris bawang.

Tapi meski ku akui aku sedih, keputusan untuk tidak bekerja yang kuharap hanya sementara saja ini tetap berusaha aku jalani dengan bahagia dan ikhlas dong. Karena meski kadang menyesakkan dada, banyak hal-hal menyenangkan yang bisa aku lakukan sekarang. Misalnya belajar masak, piknak-piknik kemana-mana, belajar ekonomi (yang susaaaaaaaaah banget gila! sungguh aku mending lihat anatomi manusia daripada baca laporan keuangan) yang intinya sih saat ini aku coba memasuki dan mempelajari dunia yang sebelumnya aku tengok pun enggak. Biar apa? Biar diri ini berkembang, biar bisa mengaktualisasikan diri, biar nggak mati gaya mau ngapain aja, biar nengok akun gosip dan nyinyirin netizen lainnya sedikit aja, biar nggak stress dan galau lalu jadi punya aura negatif yang ujung-ujungnya nggak bahagia waktu ngurus anak. Aku berharap ibu-ibu di luar sana yang juga berhenti bekerja karena keadaan (bukan keinginan) bisa menemukan hal-hal baru dan mengisi hidupnya dengan hal-hal bermakna supaya pada akhirnya nanti kepercayaan dirinya kembali dan merasa dirinya bisa berguna bagi nusa dan bangsa.

Lebay? Enggak. Jika seandainya kamu tahu, banyak sekali ibu-ibu yang merasa dirinya tidak berguna, tidak percaya diri, minder dengan teman-temannya karena merasa dia bukan siapa-siapa, tidak bisa apa-apa. Semoga itu bukan kamu, dan jika kamu adalah salah satu yang merasa begitu ayo berbenah!! Masih banyak hal baru yang bisa dipelajari, dunia ini masih luas dan menunggu kamu datangi.

By the way, kalau nggak kerja kamu nggak sayang ilmumu to?

Nah kalau pertanyaan yang ini sih aku bisa menjawabnya dengan senyuman lebar dan penuh percaya diri ala iklan pasta gigi nih! Bagiku tidak bekerja secara formal bukan berarti aku tidak bisa menggunakan ilmuku. Kebetulan karena aku seorang bidan maka ilmuku tentang ibu dan anak masih bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, entah itu ketika aku hamil, membesarkan Keira, urusan vaksin atau ketika kami sakit yang ringan-ringan ya masih tahulan aku obatnya. Selain itu aku berusaha membagi ilmu yang aku punya lewat media lain. Berhubung sekarang adalah era digital jadi mudah banget kalau mau sharing ilmu, bisa lewat sosial media atau blog seperti yang sedang kamu baca. Aku sendiri mendedikasikan postingan minggu ketiga khusus untuk sharing seputar ibu dan anak, mungkin jika kamu ingin aku membahas sesuatu, kamu bisa tinggalkan komen ya.

Untuk teman-teman yang mungkin dulunya kuliah di bidang yang berbeda denganku, aku percaya kok kalau ilmu kalian itu tetap bisa dipakai. Yang kuliah ekonomi, bisa dipakai untuk mengatur keuangan rumah tangga kalau perlu buat ngitung biaya pendidikan anak ditambah inflasi itu jadi berapa kira-kira. Bagi yang kuliah di boga, bisa bikin menu gizi seimbang buat keluarganya syukur-syukur open order sarapan pagi buat tetangga kanan-kiri. Yang kuliah seni, bisa pakai ilmunya buat ikut dekorasi pas acara 17an atau pas ada pentas-pentas lokal, syukur-syukur bisa iseng bikin project seni dan diviralkan via internet. Yang dulunya kuliah pertanian, bisa menerapkan ilmunya buat bikin apotek hidup dan kebun sayur hidup di rumah, hitung-hitung menghemat biaya belanja bulanan plus siapa tahu bisa buka orderan sayur organik buat tetangga kanan kiri. Aku percaya, semua disiplin ilmu itu bisa diterapkan dan diadaptasi untuk kebaikan di lingkungan kita. Tinggal kitanya mau apa nggak? mau mikir cara berbaginya apa nggak?

Memang hidup itu lebih enak leyeh-leyeh sambil menatap foto syahrini lagi naik jet pribadi, atau menganggumi kesingsetan body Nia Ramadhani yang kukunya lentik dan pembantunya banyak atau memandangi kecantikan Lucinta Luna pasca operasi plastik ke korea selatan. Tapi apa yang akan kita didapat? sedih di hati karena kita diam-diam iri dengan hidup mereka. Makin sedih lagi ketika ada yang bertanya, udah susah-susah sekolah/kuliah kok nganggur?

Jadi mari kita bergandeng tangan, saling mendukung, berhenti menanyakan basa-basi nggak perlu seperti udah susah-susah sekolah/kuliah kok nganggur? Kapan punya anak? Kapan nikah? Kapan kerja lagi? Kapan cantik? alih-alih mari kita saling berbagi ilmu yang bermanfaat, belajar hal-hal baru, menambah wawasan kita dan belajar bersyukur. Suatu hari nanti mungkin akan tiba hari dimana kita merindukan masa-masa ini, mungkin akan tiba hari dimana kita kembai bekerja lagi.  Dan seandainya hari itu tidak juga tiba ya nggak usah minder, jadi ibu itu memang harus sekolah dulu, harus berilmu dulu, harus update info terkini, kan malu kalau anaknya tanya kita menjawab dengan kalimat : "Aduh Ibu nggak tahu, nanti kita tanya google dulu ya... "


Salam penuh cinta,
Ony


(Baca juga tulisanku dari sudut pandang yang lain: Ibu bekerja vs ibu rumah tangga, mana yang lebih baik?)

Salah satu bayi lucu di dunia.

Salah satu pertanyaan yang cukup sering ditanyakan oleh Ibu baru padaku adalah tentang masalah perBABan bayinya. Entah itu masalah tekstur maupun frekuensi. Sungguh, kebahagiaan seorang Ibu itu adakalanya sesederhana anaknya bisa BAB (Buang Air Besar) dengan lancar lho! Aku juga pernah mengalami masa dimana penantianku setiap hari adalah waktunya Keira BAB, ya gimana dulu itu rekor terlama Keira itu 7 hari nggak BAB. Ini bukan bahasan yang njijiki karena percayalah banyak banget yang penasaran ; sebenarnya BAB yang normal pada bayi itu yang kayak gimana sih?

Sebenernya sama seperti kita BAB pada bayi juga dipengaruhi oleh banyak faktor, misalnya apakah bayi tersebut minum ASI saja atau minum susu formula. Jenis susu formula yang berbeda pun dapat menyebabkan BAB yang berbeda pula pada bayi. Jika bayi sudah mulai memakan MPASI tentu saja makanan yang ia makan pun akan berpengaruh kepada BABnya. Namun apakah makanan yang dimakan Ibu bisa berpengaruh kepada bayinya? hmm... menurutku kok nggak ngaruh ya. Misalnya si Ibu makan ayam goreng dan sambal terasi apakah lantas ASInya jadi rasa ayam goreng dan bau terasi? kan nggak juga kan.  

Oke yuk kita bahas satu persatu soal BAB ini.

1. Tekstur
Pada bayi yang minum ASI, konsistensi fesesnya biasa lebih lunak dan lembut, bahkan kadang sedikit cair seperti diare dengan bau yang sedikit menyengat. Hal ini dikarenakan ASI lebih mudah dicerna oleh tubuh bayi. Sedangkan feses pada bayi dengan susu formula biasanya cenderung lebih padat dibandingkan dengan feses pada bayi ASI.

2. Warna
Warna feses pada bayi berubah-ubah tergantung usia dan asupan nutrisi yang ia peroleh, berikut adalah warna feses yang normal pada bayi :
  • Hijau kehitaman, pada hari-hari pertama setelah lahir biasanya feses bayi berwarna hijau kehitaman atau yang biasa dikenal dengan nama meconium. Dalam 24 jam pertama setelah kelahirannya bayi harus sudah mengeluarkan meconium minimal satu kali. Meconium ini biasanya nyaris tidak ada baunya. Biasanya mekonium inimengandung rambut halus/lanugo, sel-sel kulit, lendir, empedu, bilirubin, seldarah merah,dan air. ASI akan membantu melancarkan keluarnya mekonium dari tubuh bayi.
  • Hijau kecoklatan, pada hari ke 3-4 berangsur-angsur meconium akan berubah warna menjadi hijau kecoklatan. Waspadai jika mekonium masih keluar pada hari ke 5 setelah bayi lahir.
  • Kuning terang, pada bayi yang mengkonsumsi ASI lama kelamaan fesesnya akan berubah warna dari hijau kecoklatan menjadi kuning terang. Biasanya feses dengan warna kuning ini mulai ada baunya dengan tekstur yang lembek.
  • Cokelat muda/kuning kecoklatan, pada bayi yang minum susu formula biasanya fesesnya akan berwarna sedikit kecoklatan seperti feses orang dewasa dengan tekstur yang lebih padat. Hal ini dikarenakan susu formula biasanya lebih sulit dicerna oleh bayi.
 Pada beberapa kasus feses bayi bisa memiliki warna lain yang merupakan warna yang menandakan adanya masalah, jika bayi mengeluarkan feses dengan warna berikut sebaiknya segera periksakan ke dokter ya ;
  • Merah, apabila feses bayi berwarna merah kemungkinan hal tersebut karena adanya darah segar dari dubur maupun usus yang keluar bersama feses.
  • Hitam, Apabila bayi mengeluarkan feses berwarna hitam pada hari ke 5 setelah kelahirannya atau terus menerus mengeluarkan mekonium maka perlu dicurigai adanya darah yang dicerna pada saluran pencernaan.
  • Pucat/putih, bayi yang mengeluarkan feses dengan warna pucat/putih menunjukan bayi mengalami infeksi atau adanya masalah penyakit kuning (jaundice). Kuning pada bayi biasanya terjadi pada minggu awal kelahirannya dan biasanya tidak hanya menyebabkan feses berwarna pucat namun juga menyebabkan kulit dan selaput mata berwarna kuning. Segera periksa apabila bayi mengalami tanda-tanda tersebut. 
  • Hijau, pada bayi ASI feses yang berwarna hijau bukan karena ibunya terlalu banyak makan sayuran hijau ya, namun karena bayi terlalu banyak menyerap laktosa. Apabila bayi mengeluarkan feses seperti ini, sebaiknya perbaiki teknik menyusui yaitu dengan memberikan ASI hindmilk dan foremilk untuk bayi atau dengan kata lain menyusukan payudara satu hingga habis baru berpindah kepayudara yang lain. Pada bayi dengan susu formula, feses yang berwarna hijau menandakan bayi tersebut tidak cocok dengan kandungan yang ada dalam susu formulanya.
3. Frekuensi
Bayi baru lahir hendaknya mengeluarkan feses dalam 24 jam pertama setelah kelahirannya, apabila dalam 24 jam pertama feses tidak keluar segera periksakan ke dokter karena hal itu dapat berarti adanya penyumbatan pada usus, anus yang tidak berlubang, atau masalah kesehatan lain seperti hipotiroidisme, penyakit hirschsprung atau cystic fibrosis.

Seiring bertambahnya usia biasanya frekuensi BAB bayi akan meningkat, biasanya mulai hari kelima. Frekuensi BAB rata-rata sebanyak 2-3 kali/ hari. Pada bayi ASI, ada juga yang BAB setiap selesai menyusu dan ini tidak selalu berarti bayi diare. ASI cenderung mudah dicerna dan diserap oleh bayi sehinggga BAB pada bayi cenderung lancar.  Perbedaannya dengan diare adalah tekstur feses pada diare cenderung cair dengan jumlah tinja yang lebih banyak dari biasanya, bayi mengalami tanda-tanda dehidrasi dan nampak lemah.

Menginjak usia dua bulan, frekuensi BAB pada bayi ASI umumnya semakin berkurang karena usus telah berkembang dengan baik sehingga ASI terserap sempurna meski begitu frekuensi tiap bayi bisa berbeda-beda.  Ada yang BAB setiap hari, ada yang tiga hari sekali bahkan ada yang sampai seminggu sekali. Selama bayi nampak sehat, tidak menangis kesakitan saat BAB dan konsistensi fesesnya lunak hal ini tidak masalah karena hal itu menandakan ASI terserap sempurna. Biasanya bayi ASI jarang sembelit karena ASI mudah dicerna tubuh bayi dan bersifat mengencerkan feses.

Pada usia 6 bulan, saat sudah makan MPASI biasanya frekuensi BAB bayi akan berubah sesuai dengan makanan yang dimakan. Jika bayi sembelit, nampak kesulitan BAB, dan fesesnya keras tambahkan air dan serat pada makanannya supaya BAB menjadi lancar.

Pada bayi yang mengkonsumsi susu formula hendaknya diperhatikan benar frekuensi BAB dan tekstur fesesnya. Jika fesesnya terlalu cair dan frekuensi BABnya terlalu sering atau malah fesesnya padat dan bayi tidak BAB setiap hari maka perlu dicurigai adanya kandungan dalam susu formula yang tidak cocok atau tidak bisa dicerna dengan baik oleh bayi. Bayi yang mengkonsumsi susu formula sebaiknya BAB setiap hari karena bayi dengan susu formula cenderung lebih mudah diare dan sembelit.

Nah, begitulah kira-kira kategori BAB yang normal pada bayi semoga cukup jelas dan bisa membantu mengobati kegundahan hati ibu-ibu soal BAB normal pada bayi ya!

Salam Cinta,
Xoxo
Salah satu sudut pantai Londa Lima

Pantai Londa Lima adalah pantai yang terletak di sebelah timur pulau Sumba, jadi memang di pantai ini kalau beruntung kita bisa melihat sunrise atau matahari terbit. Tapi sorry, sesungguhnya aku dan suami tidak pernah berhasil mengejar sunrise di pantai Londa Lima, ya gimana ya disana sunrisenya jam lima pagi sedang kami sampai di pantai jam sembilan pagi. Telat empat jam kak!Nah konon nama pantai ini berasal dari bahasa Sumba yang artinya bergandeng tangan atau beramai-ramai. Di pantai Londa Lima terdapat banyak sekali pohon-pohon besar di tepi pantai yang membuat tempat ini terasa sejuk, meski sebenarnya saat pagi hari pantai ini puanas rek! soalnya mataharinya bener-bener di atas lautnya menyinari tepi pantai.

Puanase rek!

Kata suami, pantai Londa Lima adalah salah satu pantai yang sudah dikelola pemda itulah kenapa di pantai ini sudah ada retribusi, kayaknya sih sekeluarga dulu bayar Rp 10.000 deh. Nah tapi yang agak bikin sedih, di sekitar lokasi pantai Londa Lima ini tepian pantainya itu kayak udah di kapling-kapling gitu lho, katanya sih sudah di beli pihak pribadi yang kebanyakan investor asing. Bayangin deh 10-20 tahun lagi, tepian Londa Lima mungkin akan penuh dengan resort berpantai pribadi yang kalau masuk harus bayar mahalita dan kita rakyat jelata cuma bisa gigit jari aja.

Lokasi

Pantai Londa Lima ini berjarak 25 km dari kota Waingapu dan dapat ditembuh dalam waktu 30 menitan dengan sepeda motor. Jalan ke pantai Londa Lima ini satu arah dengan pantai Purukambera jadi kalau mau ke Purukambera biasanya akan melewati pantai Londa Lima. Kondisi jalannya sebagian sudah aspal, sisanya aspal juga sih tapi sudah agak rusak. Kalau menurutku masih lebih bagus jalan ke pantai Walakiri dibandingkan ke sini, tapi baik ke Walakiri maupun ke Londa Lima masih belum ada angkutan umum menuju ke sini jadi kayaknya kalau mau ke sini kalian harus menyewa kendaraan. Di sepanjang jalan menuju Londa Lima kalian akan melihat tanah pertanian penduduk Sumba yang mayoritas ditanami sayur-sayuran. Mungkin inilah sebabnya sayuran di Sumba nggak begitu berbeda harganya dengan di Jawa dan selalu masih dalam keadaan segar ketika ada di pasar. Yup, salah satu hal yang aku rindukan dari Sumba itu sayurannya yang selalu masih segar karena dijual sama petaninya langsung, nggak kayak di Jawa yang kadang udah melalui distributor tangan kesekian.

Fasilitas
Rumah tempat kita bisa leyeh-leyeh.

Karena sudah dikelola oleh Pemerintah Daerah jadi fasilitas di pantai Londa Lima ini sudah lumayan lengkap. Di sini ada mainan anak-anak seperti jungkat-jungkit, ayunan, dan perosotan. Di sini juga sudah ada taman beserta jembatan buatannya, tempat bilas dan kamar mandi. Yaaaaah... walaupun kamar mandinya sangat memprihatinkan sih, beberapa pintunya rusak dan nggak ada airnya. Tapi di sepanjang daerah Londa Lima ada rumah-rumah penduduk, jadi kalau seandainya kebelet ke toilet bisa kali ya numpang ke rumah penduduk. Oh ya di pantai Londa Lima ini ada kayak rumah-rumahan berbentuk rumah adat Sumba yang bisa buat leyeh-leyeh, tiduran atau buat meeting acara kantor, dan katanya sih bisa dipakai dan gratis.

Aktivitas
Salah satu spot foto di Londa Lima

Aku belum pernah renang di Londa Lima sih karena kebetulan waktu aku kesana airnya surut dan di waktu lain udaranya super panas, aku takut meleleh. Pantai Londa Lima ini termasuk jenis pantai yang ada karang-karangnya gitu, jadi mungkin kalau renang di sini sebaiknya berhati-hati siapa tahu banyak binatang laut. Nah karena di sepanjang tepian pantainya banyak pohon-pohon besar jadi pantai Londa Lima ini cocok buat acara piknik keluarga, gelar tikar sambil bawa makanan trus makan siang bareng deh. Untuk anak-anak juga enak main di sini karena di bawah naungan pohon udara tidak terlalu panas, banyak mainan anak-anak, ada rumah-rumahan untuk istirahat dan ombaknya tidak terlalu besar jika ingin berenang. Pasir di sini juga relatif lembut sih jadi kalau mau berjemur ya enak-enak aja kalau tahan panas. Untuk spot foto kayaknya yang oke ya di daerah pohon-pohonnya dan di semacam jembatan yang menjorok ke laut.

Tips Traveling
Teduh, enak buat piknik!

Nih ada beberapa tips traveling ke pantai Londa Lima khususnya bagi ibu-ibu yang membawa anak :
  •  Meski sudah dikelola Pemda dan ada retribusinya tapi tetap saja di pantai Londa Lima itu nggak ada penjual makanan, jadi sebaiknya kalau ke sini bawa bekal makan dan minum yang banyak supaya tidak kekurangan logistik ya!
  • Datanglah saat sore hari kalau nggak mau terlalu panas sebab dari jam 7 - 10 pagi itu matahari benar-benar di atas laut dan cahayanya mengarah ke pantai, jadinya puanas buanget.
  • Jika ingin melihat sunrise datanglah sekitar jam setengah 5, karena kadang jam setengah 6 pagi pun cahaya matahari sudah menyinari Sumba.
  • Kalau mau leyeh-leyeh bawalah tikar, atau leyeh-leyeh aja di rumah-rumahan adat.
  • Di sini ada toilet tapi kebersihannya kurang terjamin, lebih baik bawa alat mandi yang cukup, air bilas untuk jaga-jaga dan tisu basah.
  • Untuk teman-teman muslim sebaiknya hati-hati karena kadang banyak anjing berlalu lalang di sini. 
Memang Sumba terlalu indah untuk hanya di simpan dalam kenangan, untuk itulah aku menulis kepingan-kepingan ini supaya kalian semakin jatuh cinta pada alam Indonesia khususnya Sumba. Sampai jumpa di kepingan berikutnya!

Biore UV Aqua Rich Watery Essence SPF 50+/PA ++++

Ada banyak hal yang terjadi di masa lalu yang bikin aku menyesal dan salah satunya adalah: Kenapa aku dulu  males banget pakai sunscreen? Yayayaya... seandainya bisa mengulang masa lalu hal yang kepingin aku ubah itu bukan pertemuan aku dengan dia tapi kebiasaan memakai sunscreen. Coba kita survey dulu, halo siapa yang sudah rajin pakai sunscreen sejak kecil? hmmm... kalo sejak SMP? kalo sejak SMA? kalo yang rajin pakai dari dulu sampai sekarang? Tuh kan yang angkat tangan dikiiiiiiiit buangettt. Padahal sunscreen ini sangat penting apalagi buat kita yang tinggal di daerah tropis. 

Kita sangat rentan terpapar sinar matahari yang ada UVA dan UVB. Nah, UVA itu bisa menembus ke dalam lapisan kulit dan menyebabkan penuaan dini seperti keriput dan noda hitam sedangkan UVB dapat membuat kulit terbakar, merusak melanin dan membuat kulit kita jadi lebih gelap alias gosong. Jadi jika seandainya kamu udah pakai skincare harga ratusan yuta dan tetep aja keriput melanda, coba dicek usianya udah memasuki setengah abad belum dan sunscreennya sudah rajin dipakai atau belum.

Banyak dari kita yang fokus di perawatan kulit tapi lupa nggak pakai 'pelindung' alias si sunscreen ini. Padahal banyak sekali skincare yang bikin kulit kita jadi fotosensitif alias mudah terbakar sinar matahari. Tuh yang suka peeling, pakai skincare pencerah yang ada AHA nya, atau skincare buat kulit berjerawat yang ada BHA atau yang suka pakai anti aging yang mengandung Retinol, ingatlah kalau kamu WAJIB DAN BUTUH sunscreen karena kandungan skincaremu bikin kulitmu lebih sensitif sama cahaya matahari.

Kenapa aku super cerewet?

Yaaaaaa karena aku sudah mengalaminya. Jadi aku dulu itu males banget lah pakai krim-kriman, pakai sunscreen dll. Lalu sekarang munculah flek-flek hitam di muka, padahal aku itu nggak pakai KB hormonal lho ya. Aku curiga ini karena aku malas pakai sunscreen, makanya aku mulai mencari sunscreen yang cocok dan nyaman di kulit. Ketahuilah nyari sunscreen itu kadang kayak nyari jodoh, syulit menemukan yang cocok.

Akhirnya setelah sekian lama mencari aku menemukan satu sunscreen yang nyaman, yaitu Biore UV Aqua Rich Watery Essence SPF 50+ / PA ++++. Seingetku dulu sunscreen ini adanya di jepang, tapi belakangan Biore Indonesia udah menjualnya. Biore UV Aqua Rich ini diklaim menggunakan teknologi UV block dalam watery capsule sehingga memberikan perlindungan kuat terhadap sinar UVA dan UVB dan mengandung HYaluronic acid, Royal Jelly dan Campuran ekstrak citrus yang menjaga kulit tetap lembab.

Okay mari kita review.

Packaging
Kemasan Biore UV Aqua Rich Watery Essence SPF 50+/PA ++++

Packagingnya berbentuk tube, dengan tutup yang diputar. Ukurannya masih travel friendly dan kemasannya ini  lubang tubenya nggak terlalu besar juga sih jadi nggak usah takut kebanyakan kalo ngeluarin produk. Nah tipe kemasan seperti ini bikin produk yang di dalam kemasan terjaga kebersihannya karena tidak akan langsung kecolak-colek tangan kita. Kemasannya dari plastik gitu jadi nggak bakalan pecah juga sih kalau dibanting-banting.

 Ingredients 
Water, Alcohol, Ethylhexyl Methoxycinnamate, Lauryl Methacrylate/Sodium Methacrylate Crosspolymer, Diethylamino Hydroxybenzoyl Hexyl Benzoate, Dimethicone, Acrylates/C10-30 Acrylate Crosspolymer, Glyceryl Stearate, Agar, Polyvinyl Alcohol, Sodium Hyaluronate, Citrus Grandis, Citrus Medica Limonum, Citrus Aurantium Dulcis, Xylitol, Butylene Glycol, Propylene Glycol, Sodium Hydroxide, Potassium Hydroxide, Phenoxyethanol, Disodium EDTA, BHT, Fragrance

Dari kandungannya bisa di simpulkan kalau Biore UV Aqua Rich ini termasuk Chemical Sunscreen.

Tekstur
Paling suka sama teksturnya!

Nah aku paling suka sama teksturnya Biore UV Aqua Rich Watery Essence SPF 50+ / PA ++++ ini karena dia itu beneran lembab dan nyaman saat dipakai, anyep-anyep gitu, terus yang paling bikin cinta itu nggak bikin whitecast dan komedo. Kebanyakan sunscreen yang pernah aku pakai itu adalah physical sunscreen yang warnanya putih dan bikin muka abu-abu kalau kebanyakan pakai. Kadang juga bikin make up nggak nempel atau yang paling sedih bikin komedoan. Tapi Biore ini langsung meresep aja gitu dan nggak bikin wajah jadi abu-abu. Cocok deh buat dipakai sebelum make up.

Cara dan Waktu Pemakaian
Tahukah kalian kalau takaran pemakaian sunscreen itu sebanyak kira-kira satu sendok teh? iya sebanyak itu. Percuma kalau kalian pakai sunscreen tapi makainya tipis-tipis buanget dan super ngirit, nggak akan ngefek. Terus sebaiknya sunscreen di pakai ulang setiap 2-3 jam sekali. Nah kalau aku sendiri biasanya aku pakai Biore UV Aqua Rich Watery Essence SPF 50+ / PA ++++ ini setiap pagi hari setelah memakai moisturizer, 30 menit sebelum memakai make up (sebelum foundation/bb cream/ cushion). Kenapa harus nunggu 30 menit sebelum pakai make up? supaya sunscreennya meresap dan ngeset dulu, kalau habis sunscreen langsung templok foundie nanti pas kita ngeratain fondie si suncreen ini bisa ikut kegeser akhirnya perlindungan kulit nggak maksimal. Sebagai catatan, aku tetap pakai sunscreen meski seharian cuma di rumah aja atau meski seharian cuacanya hujan terus karena rumahku tetep aja kemasukan sinar matahari - nggak gelap gulita kayak di gua.

Performa
Selalu melindungi dari panas matahari

Seperti yang aku bilang sebelumnya, Biore UV Aqua Rich Watery Essence SPF 50+ / PA ++++ ini bagus banget di kulitku. Sunscreen yang satu ini nggak bikin wajah abu-abu, nggak bikin komedoan dan baik-baik aja dipakai sebelum make up. Nah terus gimana dengan kemampuannya melindungi kulit dari sinar matahari? Ternyata kandungan SPFnya cukup baik lho untuk melindungi kulit. Saat pakai Biore ini aku wira-wiri Jogja-Gunungkidul naik sepeda motor (sekitar 120 km pulang-pergi), main di pantai-pantai eksotik Sumba, main di padang savana dan kulit wajahku biasa-biasa aja, nggak gosong kebakar matahari. Selama memakai Biore UV Aqua Rich Watery Essence SPF 50+ / PA ++++ ini juga aku juga memakai produk yang mengandung exfoliant dan beberapa serum berbasis acid dan retinol, namun saat siang hari kulitku juga tetep biasa-biasa aja nggak merah terbakar matahari. Pokonya ya, aku puas sepuas-puasnya sama Biore UV Aqua Rich Watery Essence SPF 50+ / PA ++++ ini.

Aku beli Biore UV Aqua Rich Watery Essence SPF 50+ / PA ++++ ini dengan harga 115.000 /50gr di Sociolla. Nah tapi hati-hati ya karena banyak sekali produk palsunya, sebaiknya jika ingin membeli belilah di toko terpercaya seperti sociolla atau Official Kao Indonesia yang ada di e commerce.

Kesimpulan
Plus :
+ Teksturnya adem, nyaman, mudah menyerap di kulit. 
+ Tidak membuat kulit menjadi terlihat abu-abu
+ Mampu melindungi kulit dari cahaya matahari
+ Tidak menyebabkan komedo

Minus :
- Belum banyak tersedia di toko-toko Indonesia dan banyak palsunya.
- Harga sedikit mahal (tapi mahal-murah itu relatif kan?)

REPURCHASE ? Tentu saja!


Disclaimer : Semua review yang aku buat merupakan produk yang aku beli sendiri dan benar-benar aku coba sendiri. Tidak semua orang memiliki kulit yang sama dan reaksi pada tiap orang bisa jadi berbeda,selain itu setiap orang juga memiliki reaksi alergi yang berbeda-beda. Sebaiknya lakukan patch test atau mengecek komposisi sebelum mencoba suatu produk.