Demi like :)

" Tenar di sosial media, apalagi karena sensasi itu ibarat kaya raya di permainan monopoli."

Kutipan itu pernah aku baca di salah satu media sosial, setelah kupikirkan dan kurenungkan ya iya juga sih. Hmmm... mungkin kecuali bagi mereka yang mampu memonetisasi ketenarannya sehingga menghasilkan pundi-pundi harta di dunia nyata ya. Namun kebanyakan yang terjadi justru sebaliknya, pundi-pundi tabungan di dunia nyata tergerus karena ingin mendapatkan puja puji di dunia maya.

Sosial media tak bisa dipungkiri sangat membuka mata kita terhadap keadaan dunia di belahan bumi lain, terutama bagi mereka yang malas membaca. Dulu mungkin kita tak tahu bagaimana penampakan tas hermes, isi jet pribadi, kehidupan sehari-hari artis idola, dan banyak hal lainnya. Kini segala sesuatu itu begitu mudah kita akses dalam sosial media, yang kadang bukannya membuat kita lebih termotivasi bekerja namun justru membuat kita terobsesi untuk mendapat pengakuan yang sama. Kebahagiaan kita mulai bergeser menjadi banyaknya angka likes, comment, friends, follower, retweet, share, viewer, subscriber dan seterusnya. Kita mulai kecanduan,mulai menggunakan segala cara untuk mendapatkannya dan merasa sedih ketika kita tak mendapatkannya. Sedih ketika tak ada yang tertarik dan memperhatikan konten kita.

Dulu, aku pun menjadi budak sosmed. Apa-apa dikit update, libur dikit traveling buat cari konten, berantem dikit curhat di twitter, galau dikit tulis status di facebook dan seterusnya. Ya sebenernya nggak apa-apa sih itu kan sosial media kamu, terserah juga sebenernya mau posting apa. Yang perlu diperhatikan adalah ketika kamu mulai terjebak ilusi, mulai terobsesi dengan like, comment dan subscribe, mulai menghalalkan segala cara untuk mendapat pengakuan di dunia maya, mulai menipu dirimu sendiri, mulai berpura-pura menjadi apa yang bukan dirimu dan memiliki apa yang tak bisa kau genggam di dunia nyata.

Nggak sedikit orang yang kehidupan di dunia nyatanya berbeda 180 derajat dengan feed dunia mayanya. Feed instagram rapi dan bahagia dengan foto liburan terbaru di Hawaii sementara di dunia nyata sembunyi dari kejaran debt collector karena kartu kredit cicilannya sudah nunggak 6 bulan. Pasang whatsapp story dengan berbagai belanjaan mewah tapi di dunia nyata harus makan nasi sama garam karena uang tabungan sudah ludes, posting hahahihi sama teman di facebook tapi di dunia nyata kesepian karena tak pernah mau sejenak memperhatikan keadaan di sekitar dan berteman dengan manusia real, dan banyak lagi contoh budak-budak sosmed lain.

Akhir-akhir ini aku sendiri mulai jengah menjadi budak sosmed, aku mulai merasa overhelm dengan derasnya arus informasi di sosial media. Meski sesekali update namun sekarang aku lebih mengedepankan apakah postinganku akan bermanfaat atau tidak bukannya apakah postinganku akan mendapat like banyak atau tidak. Sedikit demi sedikit aku juga mulai membatasi supaya kehidupan pribadiku tidak terlalu banyak aku share, yah... walaupun tetep kadangkala rasa ingin pamer dan curhat colongan di sosial media tetap ada. Namanya juga wanita kan pemirsaaaaaaah~

Semenjak berusaha mengurangi aktivitas di sosial media, mulai berdamai dengan jumlah viewers blog dan like postingan di instagram aku sendiri merasa lebih calm dan damai. Hasrat untuk apa-apa share dan posting pun mulai berkurang, ajaibnya keinginan untuk hidup hedon pun berkurang juga. Aku merasa tak perlu lagi mendpat pengakuan dari siapa-siapa, tak perlu lagi menarik perhatian siapa-siapa, mungkin aku telah menerima dan mengakui diriku sendiri. Yah... mungkin saja.

Kamu sendiri, budak sosmed atau bukan?


Gambar dari sini 


Hari Raya akan segera tiba, sebentar lagi kita akan bertemu dengan sanak saudara, sahabat, handai taulan, you name it. Biasanya di Hari Raya kita akan bertemu banyak orang karena memang biasanya momen mudik dimanfaatkan untuk reunian, kumpul keluarga, ajang tali kasih dan lain sebagainya. 

Maka siap-siap sajalah menerima pertanyaan sejenis, Kapan wisuda? Kapan nikah? Kapan punya anak? Kapan nambah anak? dan pertanyaan-pertanyaan lain yang nggak jelas batasannya antara kepo atau perhatian. Aku sih cenderung menjawab dengan senyum atau gurauan, but i will never tell them the truth. Karena bagiku, ya buat apa sih mikirin omongan dan pertanyaan mereka? toh bukan mereka yang ngasih makan aku dan keluargaku. Nah,berhubung aku sangat nggak nyaman ditanya-tanya begini,biasanya aku pun tidak akan menanyakan pertanyaan sejenis ini walau mungkin dalam hati aku sebenernya pingin tahu banget.

Tahun ini mungkin salah satu pertanyaan yang akan dilontarkan untukku adalah : Kapan Keira punya adik? 

Sejujurnya aku itu nggak paham ya, kenapa sih masalah anak ini sering banget ditanyakan. Padahal sebagai sesama orang tua kita kan tahu sama tahu lah ya gimana rempesnya ngurus anak. Lagian kalau misalnya Keira punya adik sekarang apakah Anda akan memberikan beasiswa full sampai Harvard untuk adik Keira? Lebih dari itu, masalah punya anak kan sangat pribadi. Bisa aja kan sesungguhnya dibalik penundaan kehamilan ada alasan kesehatan yang mendasari? Alasan kesehatan itulah yang kali ini akan aku bahas, dengan harapan tahun ini nggak ada lagi yang tanya kapan Keira punya adik semakin banyak wanita yang aware terhadap kesehatan dirinya sendiri. 

Waktu kuliah dulu aku mendapat penjelasan ada 4 kategori ibu yang memiliki resiko tinggi pada kehamilannya. Resiko disini maksudnya resiko memiliki masalah dalam kehamilan bahkan dapat berujung pada kematian. Yang namanya resiko itu bisa terjadi bisa nggak ya, karena kadang ketika orang membaca tentang hal ini atau aku jelaskan tentang hal ini responnya : "Ah tapi si A hamil juga begitu, nyatanya nggak apa-apa kok. " ya iya malih, tapi belum tentu kamu juga kayak si A. Hal ini sama kayak kebut-kebutan di jalan, kita semua tahu kalau orang yang ngebut di jalan memiliki resiko untuk mengalami kecelakaan lebih tinggi dibanding mereka yang hati-hati. Tapi ada juga kan yang ngebut tapi masih hidup aja sampai sekarang, meski banyak juga yang ngebut lalu dipanggil Tuhan. Nah, kali ini kita akan belajar bersama tentang 4 Terlalu pada ibu Hamil yang meningkatkan resiko pada kehamilan.

Terlalu Muda

Kehamilan pada usia dini atau kurang dari 20 tahun memiliki resiko yang cukup tinggi karena pada usia ini kondisi panggul belum optimal dan kondisi mental juga belum siap menghadapi kehamilan dan peran sebagai ibu.  Kalian tahu kan menjadi ibu itu nggak mudah, nggak ada liburnya, kurang tidur, kurang piknik, nah coba bayangkan kalau kalian baru aja lucu-lucunya seneng nongkrong sama temen, lagi seneng nonton konser, ngomongin kpop, nyobain baju-baju lucu, eh ndilalah hamil. Buyar sudah keasyikan masa muda.

Makanya buat dedek-dedek yang suka pacaran, hati-hati ya. Jangan sampai hamil karena resikonya tinggi. Resiko pada kehamilan di usia yang masih muda antara lain : Kelahiran prematur (karena organ ibu yang belum berkembang dengan sempurna), perdarahan, anemia, persalinan yang sulit, berat lahir bayi rendah, kecacatan bayi, baby blues hingga kematian ibu dan bayi. 

Nah besok kalau pas lebaran ditanya, mana pacarnya? atau kapan nikah? jika sekiranya usiamu masih muda, bisalah itu kamu jawab : "Saya menunggu usia saya matang dulu kok."

Terlalu Tua

Terlalu tua maksudnya kehamilan pertama diatas usia 35 tahun. Pada usia ini organ kandungan menua, jalan lahir bertambah kaku, penyakit degeneratif banyak muncul, kualitas sel telur berkurang sehingga ada kemungkinan ibu hamil mendapati anak lahir cacat atau mengalami down syndrom. Resiko lainnya antara lain terjadi pre eklamsia, hipertensi pada kehamilan, persalinan macet karena power ibu menurun, perdarahan, bayi lahir dengan berta rendah (BBLR), komplikasi seperti placenta previa, retensio placenta, dll.

Secara logis, seiring bertambahnya usia tentu saja kemampuan organ-organ kita dalam bekerja akan mengalami penurunan fungsi. Sementara ketika hamil, tubuh kita akan mengalami kenaikan metabolisme sehingga tubuh pun akan bekerja lebih keras dibandingkan saat tidak hamil. Hal ini nantinya bisa menimbulkan efek yang saling terkait, misalnya begini : Sel telur yang kurang baik akhirnya dibuahi dan menempel,namun karena sel tersebut kurang baik dan organ tubuh mulai mengalami penurunan maka bayi menjadi tidak maksimal saat berkembang. Ketika persalinan, power ibu yang turun ditambah penyakit degeneratif yang muali timbul (asma,hipertensi,diabetes, dll) membuat persalinan menjadi lama, bayi menjadi stress dan lahir asfiksia/tidak langsung menangis. Sementara ibu bisa mengalami perdarahan karena persalinan yang lama.

Ini tentu saja skenario terburuk, banyak juga ibu hamil diluar sana yang hamilnya lancar dan baik-baik saja meski hamil diatas usia 35 tahun. Sekali lagi, resiko tinggi bukan berarti pasti terjadi.
Terlalu Dekat

Terlalu dekat  adalah apabila jarak kehamilan yang satu dengan yang lain kurang dari 2 tahun atau 24 bulan. Hal ini karena, kondisi rahim ibu belum sempurna dan tentunya waktu ibu untuk menyusui dan merawat bayinya kurang. Memang ada beberapa orang yang bisa tandem menyusui atau menyusui ketika hamil, namun tak sedikit yang merasakan perubahan pada asi sehingga sang kakak tak mau menyusu lagi ketika si ibu hamil. Selain itu sebenarnya menyusui saat hamil tidak dianjurkan karena menyusui akan merangsang hormon oksitosin yang memacu kontraksi, sehingga kehamilannya rentan mengalami keguguran.

Tubuh tentunya juga membutuhkan waktu untuk pulih sempurna setelah sebelumnya mengalami perubahan berat dan bentuk saat hamil. Otot-otot memerlukan waktu untuk berisitirahat setelah sebelumnya melar karena kehamilan. Setelah kehamilan dan persalinan rahim membutuhkan waktu minimal 3 bulan untuk kembali ke bentuknya semula pada persalinan normal, pada persalinan Sectio Caesaria/SC tentunya memerlukan waktu yang lebih lama lagi.

Sekedar info, pada persalinan SC sayatan yang dibuat itu lapis perlapis kulit. Jadi nggak langsung di iris dalam sekali iris langsung keluar bayi ya, tapi pelan-pelan lapis perlapis kulitnya. Nah sayatan pada rahim ini tentunya juga membutuhkan waktu untuk pulih dulu sebelum nantinya melar lagi saat kehamilan. Resikonya apa kalau hamil padahal rahim belum pulih sempurna? sayatan itu akan menipis ketika rahim semakin membesar, gampangnya bayangin aja sebuah balon yang ditiup. Makin lama ditiup permukaan balon akan semakin tipis seiring besarnya balon yang kita tiup, hingga akhirnya jika kita meniup balonnya terlalu besar si balon akan meletus. Bayangkan jika pada balon tersebut ada tambalan, tentunya si tambalan ini akan rentan bocor dan sobek saat si balon membesar. Hal yang sama terjadi pada rahim yang sebelumnya pernah di SC, aku sering melihat dengan mata kepala sendiri betapa sebuah rahim bisa sangaaaaaaaaat tipis. Saking tipisnya kadang keliatan tuh rambut si bayi, rahimnya udah kayak selaput ketuban aja tipisnya. Atau ketika biasanya rahim perlu beberapa sayatan baru nampak kepala bayi, rahim yang tipis sekali gores langsung kebuka. Rahim yang menipis ini biasanya juga akan membuat kehamilan terasa lebih nyeri dan perut bawah lebih sering sakit. Namun yang menjadi bahaya adalah ketika si rahim ini sobek saat kehamilan masih terjadi, si ibu dapat mengalami perdarahan hingga berujung pada kematian. Oleh sebab itu kehamilan setelah SC sebaiknya  diatas 2 tahun atau terbaik diatas 4 tahun dan maksimal 3 kali SC saja.

Inilah alasan kenapa Keira belum punya adik, harap berhenti bertanya mulai sekarang. Karena aku sudah terlalu banyak melihat penipisan rahim terjadi di depan mata, aku nggak mau itu terjadi juga pada diriku.


Terlalu Banyak

Terlalu banyak adalah ibu hamil yang pernah hamil dan melhirkan lebih dari 4 kali. Biasanya ibu yang hamil lebih dari 4 kali akan mengalami kekendoran otot perut atau perutnya menggantung. Masalah lain yang mungkin timbul adalah kelainan letak (lintang atau sunsang) karena otot rahim yang kendor menyebabkan ruang gerak bayi semakin lebar hingga resiko kelainan letak lebih tinggi, persalinan yang lama dan perdarahan. 

Menurut konsensus, persalinan SC sebaiknya tidak lebih dari 3 kali karena kondisi rahim yang disayat 3 kali tentunya akan semakin besar resikonya mengalami kerobekan saat kehamilan. Sedang untuk persalinan pervaginam belum ada batasan yang pasti, namun semakin banyak ibu melahirkan maka otot rahim akan semakin kendor sehingga semakin sulit berkontraksi. Otot rahim yang tidak mampu berkontraksi ini dapat mengakibatkan terjadinya perdarahan yang tentu saja sangat berbahaya.

Begitulah 4 terlalu pada kehamilan yang mungkin belum begitu familiar namun ternyata cukup tinggi resikonya bagi kesehatan kita, baik itu kesehatan fisik maupun mental. Salah satu cara mencegah terjadinya 4 terlalu adalah dengan merencanakan kehamilan sebaik mungkin baik dengan bantuan alat kontrasepsi maupun tidak. Cara lainnya tentu saja dengan lebih peduli pada kesehatan diri kita sendiri, jangan sampai karena gemes nggak punya anak perempuan terus kita nyobaaaaaaa terus sampai dapat naka perempuan meskipun itu berarti kita harus masuk kategori "terlalu banyak." Jangan sampai karena takut dicap nggak punya pacar, akhirnya kita nikah dan hamil meskipun itu bikin kita masuk kategori "terlalu muda" atau jangan sampai karena kitanya males dan takut berKB eh kita jadi masuk kategori "terlalu dekat".

Tentu saja, pilihan tetap ada di tangan kamu karena kamulah yang punya tubuh. Apa yang aku sampaikan bukan bermaksud menggurui atau mengkritik, i write this because i love you and i wih you will life happy and healthy.

Ingat, resiko bukan berarti pasti terjadi. 
Namun alangkah lebih baiknya jika kita menghindari resiko.

Salam cinta,
xoxo
Menatap Pantai Purukambera dari padang Savana

Akhirnya jejak kenangan tentang Sumba sampai di kepingan terakhir, meski begitu aku berharap suatu hari nanti aku bisa kembali menjejakkan kaki di tanah Sumba. Sebuah tempat di Indonesia yang telah mengajariku banyak hal. Sungguh aku rindu tempat itu, bahkan mungkin melebihi rinduku pada kampung halamanku. Mungkin karena bagiku, Sumba adalah titik balik yang mengubah banyak pandanganku tentang hidup, mungkin juga karena di Sumba aku belajar atri bersyukur dan merelakan, mungkin karena Sumba adalah tempat aku meneteskan air mata dan memeluk Tuhan untuk pertama kalinya. 

Beberapa saat lalu aku melihat tayangan di televisi tentang Sumba dan syukurlah sekarang banyak sekali kemajuan yang terjadi di sana. Kini di sana ada photographer di tempat wisata, ada tim relawan yang membersihkan sampah di pantai, ada guide yang lebih profesional, semakin banyak tempat pilihan makan, dan banyak fasilitas baru yang membuat Sumba semakin nyaman bagi wisatawan. Semoga dengan begitu, akan semakin banyak lagi orang yang mengunjungi Sumba sehingga perekonomian daerah di sana semakin terbantu. Nah pada postingan kali ini aku akan bercerita tentang Purukambera, suatu tempat yang terkenal dengan padang savanahnya dan sebuah tempat di mana aku bisa menikmati berenang di pantai dengan bebas dan leluasa.

Lokasi
i miss that place

Pantai Purukambera terletak di sebelah utara pulau Sumba, sejauh 46 km dari kota waingapu dengan jarak tempuh sekitar 1.5 jam menggunakan kendaraan pribadi. Seingatku, untuk menuju kesini kami dulu biasanya melewati pantai Londalima (Baca juga ; Mengejar Sunrise di Pantai Londa Lima), naik ke atas bukit yang tinggi, melewati rumah-rumah penduduk yang kebanyakan masih merupakan rumah tradisional dan melewati padang savanah dimana sapi, kerbau, dan kuda asyik mencari makan.

Perjalanan ke Purukambera memang terbilang lama namun justru merupakan perjalanan yang paling terkenang dan berkesan. Seperti biasa kami pergi kesana menggunakan sepeda motor, berangkat dari Waingapu siang hari lalu berenang di Pantai Purukambera sampai jam17.00  WITA. Bisa di bayangkan perjalanan dari Pantai Purukambera selepas jam 17.00 WITA, melewati jalan yang minim penerangan, minim rumah penduduk, melewati jalanan yang waktu itu ada beberapa bagian yang rusak, sungguh asoy sekali! Aku pernah hampir menangis saat kami kesorean dan baru pulang dari Purukambera jam 17.30 WITA, waktu itu jalanan sangat sunyi, lampu sepeda motor kami hanya redup dan tak begitu menerangi jalan, langit gelap dan angin bertiup kencang. Di otakku mulai muncul skenario : Bagaimana jika sepeda motor mogok ditengah jalan dan kami tak  bisa pulang? saat itu tidak ada mobil atau sepda motor lain yang lewat sehingga aku merasa semakin kalut. Untungnya kami sampai di rumah dengan selamat tanpa kendala apapun, dan sejak saat itu kami selalu pulang jam 5 sore dari Purukambera.

Fasilitas
Tak ada apapun dan siapapun

Pantai Purukambera memiliki hamparan pasir yang cukup luas. Di dekat sana ada penginapan semacam resort kecil yang bernama Pantai Cemara dan itu adalah satu-satunya fasilitas penginapan yang ada di sana saat aku berkunjung ke Purukambera pertengahan tahun 2018. Selain itu? nothing. Nggak ada apa-apa di Pantai Purukambera, nggak ada toilet, kamar ganti, pedagang bahkan nggak ada wisatawan atau pengunjung pantai lain selain kami. Kadang kala ada beberapa warga lokal yang mencari ikan atau terumbu karang, namun itu sangat jarang.

Hal itu yang membuat kami sangat senang berkunjung ke Purukambera, kami bisa berenang dengan bebas dan leluasa. Kami bisa menikmati Purukambera rasa pantai pribadi karena tak ada pengunjung lain di sana, tak ada yang sibuk berswafoto, tak ada yang pacaran, tak ada yang menatap dengan tatapan sinis jika pakaian renangku tampak sexy, pokoknya hanya ada kami dan Pantai Purukambera. Nah karena tidak ada toilet dan kamar ganti, biasanya aku membawa air bersih di botol-botol untuk bilas dan kain sarung untuk membuat kamar ganti darurat. Biasanya sih aku dan suami membuat kamar ganti diantara dua pohon, dengan kain sarung sebagai "dinding"nya, Kami akan bergantian berjaga-jaga, siapa tahu ada orang lewat. Sungguh seru!Nanti sepulang dari Purukambera kain sarung ini juga berfungsi untuk membungkus tubuh Keira supaya tidak kedinginan di jalan mengingat kami hanya memakai sepeda motor. Karena tidak ada pedagang dan rentan lapar, maka biasanya aku membawa bekal makanan berat dan ringan dari rumah plus termos air hangat untuk membuat susu Keira. Jadi, kalau kamu ingin ke Purukambera sebaiknya persiapkan dengan baik perlengkapan dan bekalnya.

Aktivitas
Pantai favorit untuk berenang!

Ombak di Pantai Purukambera relatif tenang sehingga sangat nyaman untuk berenang atau bermain air. Pasirnya bersih dan halus, asyik untuk sekedar duduk, membuat istana pasir atau berjemur. Jika kebetulan airnya surut, tak usah khawatir! Terumbu karang di sana masih sangat cantik dan alami, dengan hewan-hewan laut yang sesekali muncul. Asuik untuk diamati, namun tolong jangan dibawa pulang ya!

Sebelum mencapai pantainya, di sepanjang jalan kita akan menemui padang savana yang cantik dan eksotis untuk berfoto ria. Jika beruntung kita juga bisa melihat kawanan ternak seperti kuda, kerbau, kambing, sapi dan kadang kala baibi asyik merumput. Cocok bagi mereka yang membawa anak kecil karena bisa sekaligus mengenalkan hewan dan habitatnya. Namun hati-hati ya, karena hewan ternak di sini cenderung dibiarkan saja tanpa penggembala jadi jangan kaget kalau misalnya tiba-tiba ada kawanan sapi menyebrang jalan.


Meski udaranya panas, namun angin di pantai Purukambera dan padang Savananya cukup besar. Saranku sih pakai jaket atau kain sumba deh biar nggak kena debu atau tertiup angin, pakai topi dan kacamata juga kalau nggak mau kelilipan. Tapi tenang saja, meski anginnya cukup kencang namun belumcukup untuk mengaburkan kenanganmu tentangnya kok. Hihihihi

Tips Traveling
Cantiknya Purukambera

- Di Pantai Purukambera nggak akan bisa sih kalau mau jadi inces, disana nggak ada toilet. Jadi untuk urusan kencing, bilas dan ganti baju semua dilakukan dengan air bilasan bekal dari rumah dan kreativitas masing-masing. Semoga kedepannya segera ada fasilitas yang lebih memadahi ya di Purukambera.
- Karena nggak ada penjual, sebaiknya bawa bekal dari rumah. Tapi hati-hati ya, kadang ada anjing seliweran jadi harap di simpan baik-baik bekalnya.
- Jika ingin foto di savana, datanglah pagi sebelum jam 11  atau sore setelah jam 2 siang karena percayalah, SUMBA ITU PANAS TERIK. 
- Jika menggunakan mobil, pulang setelah sunset akan membuat kalian bisa menikmati langit sumba yang indah saat malam. Karena di sepanjang jalan dari Purukambera ke Waingapu itu minim banget cahaya, jadi langitnya bisa super bagus. Tapi kalau kalian pakai sepda motor, sebaiknya hati-hati ya jika pulang setelah sunset karena jalannya gelap , dingin dan sedikit seram.

Meski akhirnya kepingan ini berakhir, aku berharap suatu hari nanti aku bisa kembali berkunjung ke tanah Sumba. Aku sungguh rindu menapaki jalanannya, menatap wajah-wajah bahagia penuh ketulusan di sana, mencicipi ikan-ikan segar di dermaga, berburu kebutuhan sehari-hari di toko Niki Sae, berburu sayuran di pasar, jalan-jalan melihat kain tenun, dan memeluk Tuhan sambil menikmati indahnya alam Sumba.

Bagiku Sumba akan selalu memiliki tempat tersendiri di hati yang mungkin tak akan pernah bisa terganti. Aku tahu aku telah jatuh cinta, pada Sumba. 

Sampai jumpa!
Avoskin Intensive Nourishing Eye Cream

Dulu aku tidak terlalu peduli dengan bagian bawah mata karena aku nggak tahu kalau bagian bawah mata memiliki kulit yang lebih tipis dan sensitif di bandingkan kulit di area wajah yang lain. Selain itu dulu rasanya kulit bawah mataku nggak terlalu bermasalah, nggak ada kantong mata maupun lingkaran hitam meskipun aku sering bergadang mikirin kisah cintaku yang tak juga indah.Uhuuuy~

Namun seiring bertambahnya usia, ditambah kurangnya waktu tidur semenjak ada Keira mulai deh muncul masalah di bawah mata. Awalnya hanya berupa kerutan halus, lalu jadi ada kantong mata, lalu bagian bawah mata mulai menggelap. Yah meskipun nggak sehitam mata panda juga sih. Sejak saat itu aku mulai menambahkan eye cream pada skincare routineku, meski banyakan lupanya sih daripada ingetnya. Aku juga mulai memperhatikan area bawah mata, misalnya dengan memakai pembersih make up khusus area mata dan tidak terlalu sering menggosok area bawah mata.

Ketika ada produk lokal yang mengeluarkan eye cream aku sangat excited untuk mencoba, karena selama ini aku memakai eye cream  dari brand luar negri. Siapa tahu cocok sama produk lokal kan lumayan hemat dan bisa mendukung perkembangan produk negara sendiri. Hal lain yang membuat aku tertarik buat mencoba Avoskin Intensive Nourishing eye cream adalah karena kandungan ekstrak kopi, lidah buaya, ekstrak mentimun, ekstrak bengkuang, ekstrak macadamia, tea tre oils dan essential oil yang dapat melembabkan area mata, mengurangi lingkaran hitam pada mata dan kantung mata. Langsung aja ya aku review Avoskin Intensive Nourishing Eye Cream yang sudah aku pakai sampai habis 1 jar. 

Packaging
Kemasannya mewah!

Sejujurnya, packaging Avoskin Intensive Nourishing Eye Cream ini lumayan mewah. Berbentuk jar yang ukurannya travel friendly dengan kemasan dari kaca berwarna orange dan tutupnya kuning keemasan. Ketika dibuka masih ada tutup lagi didalamnya sehingga cukup aman sih dari resiko tumpah beleberan. Hanya sayangnya kemasannya nggak dilengkapi spatula, jadi kurang higienis kalau dicolak-colek pakai jari. Makanya kalau pakai Avoskin Intensive Nourishing Eye Cream disarankan cuci tangan dulu supaya jarinya bersih, jangan abis ngiris cabe lalu colak-colek creamnya ya!

Ingredients
Aqua, Ethylhexyl olivate, PEG-4 Olivate, Phytosteryl/Octyldodecyl Lauroyl Glutamate, Tocopherol, Aloe Barbadensis Leaf Extract, Cucumber fruit Extract, Collagen, Acrylates/Acrylamide eopolymer, Phenoxyethanol, Mineral Oil, Pachyrrhizus Erosus seed Extract, PEG -12 Dimethicone, Coffee arabica, Macadamia Ternifolia nut, Algae Extract, Anthemis Nobilis Flower Oil, Tea tree oil, Hyaluronic Acid, Vitis Vinifera Seed Oil, Kojic Acid, Polysorbate 85, Trietalhomin.

Tekstur
Tekstur Avoskin

Avoskin Intensive Nourishing Eye Cream ini memiliki tekstur cream yang kental. Creamnya pun nggak secreamy cream pada umumnya sih, agak-agak sedikit seperti gel kalau menurutku. Namun, Avoskin Intensive Nourishing Eye Cream ini lumayan cepat meresap ke dalam kulit dan memberikan efek lembab yang cukup.

Cara dan Waktu Pemakaian

Aku memakai Avoskin Intensive Nourishing Eye Cream ini pada area bawah mata sehari dua kali, yaitu pagi dan malam. Step pemakaiannya setelah memakai toner/booster, sebelum memakai serum. Jadi biasanya aku memakai Avoskin Intense Nourishing Eye cream ini dahulu, tunggu meresap baru memakai serum. Cara pakainya pun mudah, cukup dioles sedikit dengan ujung jari lalu diratakan dengan lembut.

Performa
Before-Aftet pemakaian Avoskin Intensive Nouriahing Eye Cream

Aku menghabiskan 1 jar mungkin sekitar 4-5 bulan ya, karena pakainya super sedikit. Menurutku untuk melembabkan memang Avoskin Intensive Nourishing Eye Cream ini cukup melembabkan, eye cream ini juga mampu sedikit mencerahkan bagian bawah mata dan mengurangi kantung mata namun sayangnya belum mampu menghilangkan kerutan halus pada bagian bawah mata. Yang paling mengganggu dari eye cream ini adalah sensasi perih-panas yang aku alami ketika eye cream ini dioles dibagian bawah mata. Awalnya kupikir itu karena aku nggak cocok atau karena avoskinku palsu, namun ternyata beberapa orang juga mengalami hal yang sama. Jadi menurutku, bagi yang memiliki kulit sensitif sebaiknya dipikir-pikir ulang kalau mau pakai eye cream ini. Sebagai tambahan, kulitku adalah tipe kulit kering dan biasanya sih nggak sensitif - malah cenderung badak alias kebal. 

Avoskin Intensive Nourishing Eye Cream bisa diperoleh dengan harga Rp 149.000/10gram di distributor Avoskin atau di official storenya.

Kesimpulan
Plus :
+ Produk Lokal
+ Melembabkan area bawah mata
+ Menghilangkan kantung mata
+ Sedikit mencerahkan area bawah mata

Minus :
- Ada sensasi perih dan panas saat dipakai
- Belum mampu menghilangkan kerutan pada bawah mata
- Belinya harus ke distributor, belum ada di toko-toko.

REPURCHASE? NO! Aku nggak begitu suka dengan sensasi pedih-panas saat pemakaian, jadi kayaknya sih akan balik lagi ke eye cream yang biasa aku pakai.

Disclaimer : Semua review yang aku buat merupakan produk yang aku beli sendiri dan benar-benar aku coba sendiri. Tidak semua orang memiliki kulit yang sama dan reaksi pada tiap orang bisa jadi berbeda,selain itu setiap orang juga memiliki reaksi alergi yang berbeda-beda. Sebaiknya lakukan patch test atau mengecek komposisi sebelum mencoba suatu produk.