Source : pinterest
"Bu bidan, kira-kira anak saya lahirnya kapan ya?"
"Bu, ini masih lama nggak?"
"Bu, kok bukaannya nggak nambah-nambah?"


Percayalah, jawaban sebenarnya dari semua pertanyaan itu adalah, "Maaf, saya juga nggak tahu." Tapi aku nggak bakal bilang gitu juga sih, pasti akan aku seselin motivasi-motivasi dahsyat supaya si ibu paham dan nggak menanyakan hal yang sama 30 menit kemudian. Sungguh buk ibuuuk yang tahu kapan persalinan akan terjadi hanyalah Tuhan!

Okay, mari kita cerita soal persalinan. Yah supaya sedikit ada gambaran dan sebagai bekal menghadapi persalinan kelak. Jadi kalau hamil itu memang sebaiknya jangan cuma sibuk cari nama buat anaknya, tapi bekalilah diri dengan ilmu sebanyak banyaknya dari sumber yang bisa dipercaya. Ingat, pengetahuan adalah koentji.

FAKTOR PENENTU DALAM PERSALINAN
Ada tiga faktor utama yang mempengaruhi suatu persalinan dapat berjalan lancar dan normal. Faktor-faktor tersebut adalah ;

1. Power
Power di sini bukan power rangers lho ya tapi power-kekuatan ibu. Kekuatan ibu adalah penentu bisa enggaknya si ibu nanti mengejan, kalau nggak kuat mengejan ya si bayi nggak bakal bisa keluar, selain itu kalau ibunya udah lemah lunglai menghadapai kontraksi biasanya kontraksinya juga jadi nggak oke. Makanya ibu-ibu hematlah tenaga, makanlah selagi masih bisa makan, tidur selagi masih bisa tidur, jangan teriak-teriak atau gigitin suami ketika kontraksi datang. Tetapi relaksasilah. Gimana caranya relaksasi? Tarik nafas panjang dan dalam saat kontraksi hembuskan pelan-pelan. Konsentrasi pada nafas yang ditarik dan dihembus, kalau perlu hitung dalam hati.

2. Passanger
Passanger atau penumpang dalam hal ini adalah si bayi, placenta dan air ketuban. Passanger adalah salah satu faktor penentu persalinan dapat dilakukan secara normal atau tidak. Bayi yang terlalu besar, presentasi yang bukan kepala, letak bayi lintang, atau adanya kelainan kongenital, kelainan letak placenta seperti placenta letak rendah, placenta previa, solutio placenta, serta ketuban yang terlalu banyak atau sedikit dapat menjadi penyulit persalinan.

3. Passage
Passage adalah faktor kondisi jalan lahir ibu. Panggul sempit dan kelainan otot panggul dapat menjadi penyulit persalinan. Gimana caranya supaya otot panggul siap untuk persalinan? Dengan cara rajin ikut senam dan yoga dong.

FASE/KALA DALAM PERSALIN
Secara medis proses persalinan dibagi menjadi 4 kala/fase yaitu;

1. Kala 1

Kala 1 itu secara gampangnya adalah fase pembukaan 1 sampai 10. Tapi secara detail dibagi lagi menjadi dua yaitu, kala 1 fase laten dan kala 1 fase aktif.

- Kala 1 fase laten, adalah fase persalinan dari pembukaan 1 sampai dengan 3. Biasanya pada fase ini kontraksi belum begitu adekuat, ibu masih bisa hahahihi, jalan-jalan, becandaan ama suaminya, selfie, dandan, chatting dan masih banyak lagi! Fase laten biasanya berlangsung sekitar 8 jam jika kontraksi sudah teratur.
- Kala 1 fase aktif, adalah fase persalinan dari pembukaan 4 sampai dengan pembukaan 10. Biasanya pada fase ini kontraksi mulai kuat dan sering. Beberapa ibu pun biasanya sudah mulai kehilangan kontrol diri dan mulai nggigitin suaminya, beberapa yang lain masih bisa calm dan menghemat tenaga untuk kala 2. Semoga ibu-ibu yang baca blog ini menjadi ibu golongan yang tenang dan hemat energi ya. Amin. Kala 1 fase aktif masih dibagi lagi menjadi,

  • Fase akselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 3cm sampai 4 cm.
  • Fase dilatasi maksimal (sekitar 2 jam), pembukaan 4 cm sampai 9 cm.
  • Fase deselerasi (sekitar 2 jam) pembukaan 9 cm sampai lengkap.

Hal yang dilakukan dokter/bidan saat kala 1 :

1. Observasi kontraksi dan denyut jantung bayi.
Saat kontraksi sudah teratur, pemeriksaan dilakukan setiap 30 menit sekali.

2. Pemeriksaan dalam untuk mengecek pembukaan.
Jadi ngecek bukaan 1, 2, 3 sampai 10 itu ya cuma ada 1 cara yaitu jari bu bidan/dokter obsgynnya masuk ke dalam vagina ibu. Nggak ada cara lain pokoknya, jadi mau nggak mau cara meriksanya gitu. Tapi nggak usah takut, kalau rileks biasanya nggak sakit kok. Periksa dalam biasa dilakukan tiap 4 jam sekali atau jika ada indikasi lain seperti ketuban pecah atau ibu ingin mengejan.

Peristiwa penting saat kala 1 :

  • Keluar lendir darah
  • Ketuban pecah
  • Terjadi penipisan, pendataran, dan pembukaan jalan lahir.

Lama kala 1 pada ibu dengan persalinan pertama (primigravida) dan ibu yang sudah pernah melahirkan sebelumnya (multipara) biasanya berbeda. Pada primigravida serviks melunak, menipis, baru membuka. Sedangkan pada multipara serviks langsung membuka karena dia sudah lunak sebagai akibat dari persalinan yang lalu. Hal ini menyebabkan lama kala 1 pada primigravida lebih lama (+20jam) dibandingkan multipara (+14jam) karena pematangan dan pelunakan serviks pada fase laten pasien primigravida memerlukan waktu lebih lama. Jadi, ojo galau kalau sebelahmu datang bukaan 1 kemudian 2 jam kemudan udah bukaan 8, siapa tau dia multipara ya kan?

2.Kala 2
Etsy.com

Kala 2 adalah fase dimana bayi lahir, dimulai pada saat pembukaan serviks telah lengkap dan berakhir pada saat bayi telah lahir lengkap. Kala 2 normalnya berlangsung selama kurang dari 1 jam. Jika berlangsung lebih dari 1 jam maka perlu dilakukan tindakan untuk membantu kelahiran bayi seperti Vacum Exstrasi, Forcep atau Sectio Caesarea.
Pada kala 2, Power ibu sangat penting untuk melahirkan bayi. Yang bisa ngelahirin bayi ya ibuknya, kami cuma bisa mimpin. Kalau ibu nggak ada tenaga buat ngejen ya bayinya nggak bakal keluar, dan biasanya akan dilakukan tindakan untuk melahirkan bayi seperti vacum, forcep atau SC.

Hal yang dilakukan dokter/bidan saat kala 2 :
1. Memimpin persalinan.
Please ya, kadang ada yang bilang jadi dokter/bidan itu kayak jadi tukang parkir. Iya sih, soalnya kita sering bilang, "Ayo Buuuuuu, teruuuus Buu, ngejeeen Buuuu, dikit lagi lahir Buuuu". Dan kami memang seringnya harus begitu. Ada beberapa orang yang sudah hilang kendali diri jadi dia nggak fokus, bingung kudu ngapain, mau ngapain, teori kelas maternalnya bubar jalan. Ada juga yang udah lemah lunglai letoy nggak semangat, gara-gara udah kecapekan teriak-teriak pas kala 1. Nah disitulah peran tukang parkir diperlukan, kalau kami nggak mimpin, nggak nyemangatin, ya sudah bhaaay, bayine lahir mbuh kapan. Maka harap maklum kalau kadang pas persalinan kami hebohnya udah kayak apaan, soalnya ya kami kejar-kejaran sama waktu juga sih. Bayi yang terlalu lama terjepit di tulang panggul biasanya akan lahir dengan asfiksia atau nggak nangis dan kebiruan.

2. Menahan perineum.
Tujuan menahan perineum ini biar perineumnya nggak robek parah ketika bayi lahir. Kadang kalau pas bejo perineumnya lentur dan cara nahan perineumnya bener, si ibu bisa nggak robek kok perineumnya. Aku sih seneng banget kalo nolong persalinan terus nggak robek, nggak perlu drama penjahitan soalnya, hihihi

3. Melakukan episiotomi atau menggunting perineum.
Episiotomi memang kadang diperlukan tapi tidak semua persalinan pasti dilakukan episiotomi. Kadang aku sedih kalo dituduh melakukan episiotomi karena biar gampang jahitnya. Ya meskipun nggak munafik juga sih, kalo jahitan perineum yang di epis ama yang robek sendiri itu enak jahit yang di epis. Tapi sungguh episiotomi itu bukan semata-mata biar bidannya gampang jahitnya tapi juga buat kebaikan ibu kok. Episiotomi biasanya dilakukan bila perineum ibu kaku, atau janin besar sehingga beresiko robek parah. Jadi gini, kalau perineum ibu itu kaku atau janinnya terlalu besar maka perineum itu robeknya bisa sampai anus. Nah untuk menghindari hal itu, biasanya kita akan melakukan episiotomi. FYI episiotomi itu nggak asal menggunting perineum lho, tapi digunting dengan arah kesamping. Tujuannya biar kalo robek, robeknya nyamping, bukan ke arah anus. Jadi kamu pilih aku episiotomi apa pilih perineumnnya robek sampai anus hayooo?

4. Memotong tali pusat.
Meski jaman sekarang ada tren tali pusat nggak dipotong, tapi protapnya tali pusat dipotong setelah 2 menit. Istilahnya delayed cord clamping. Tujuannya biar darah dan oksigen dari placenta ngalir maksimal ke bayinya. Terus kalau mau ngebiarin placentanya nggak dipotong ala-ala lotus birth boleh nggak? Ya boleh aja sih, tapi inget ya tempat dan rumah harus bener-bener bersih dan steril karena tingkat resiko infeksinya cukup tinggi.

3. Kala 3
Source: Placenta wisdom

Kala 3 adalah dimana placenta atau ari-ari atau batur bayi lahir. Placenta normalnya lahir secara spontan dalam waktu 30 menit setelah bayi lahir. Kalo nggak lahir setelah 30 menit biasanya dokter/bidan akan menyuntikkan uretonika untuk yang kedua kali, kalau masih bandel nggak mau lahir juga ya terpaksa dilahirkan secara manual alias di explore pake tangan.

Hal yang dilakukan dokter/bidan saat kala 3;
1. Menyuntikan uretonika (oxytocin) 10 IU secara Intramuskular.
Biasanya disuntikinnya di paha. Oxytocin biasanya disuntikan setelah bayi lahir dan nggak diketemukan adanya bayi lain di dalam rahim. Oxcytocin ini gunanya untuk membuat uterus berkontraksi, sehingga placenta bisa lahir spontan dan ibu tidak mengalami perdarahan.

2. Melakukan penengangan tali pusat terkendali.
Ini adalah cara melahirkan placenta. Jadi biasanya tangan dokter/bidan yang satunya akan ada diatas tulang kemaluan ibu dan mendorong uterus ke arah ibu, tangan yang lain menarik tali pusat. Tenang aja, nariknya juga nggak heboh kayak narik tambang pas acara 17an kok, nariknya pelan-pelan tapi kenceng. Gimana hayo narik pelan tapi kenceng itu?

3. Melakukan massage fundus dengan gerakan memutar searah jarum jam.
Abis si placenta lahir, biasanya kalau kontraksi uterus baik maka di sekitaran pusar ibu itu kalo ditekan akan teraba sesuatu yang keras. Yeah, itulah si wadah bayi. Normalnya memang keras begitu ya ibuk-ibuk, karena dia sedang berkontraksi. Kontraksi otomatis akan menjepit pembuluh darah sehingga ibu nggak mengalami perdarahan. Tujuan massage ini supaya fundusnya tetap teraba keras, ibu atau keluarga boleh banget kok memassage fundus dengan gerakan memutar searah jarum jam jika ditemui fundusnya tidak teraba atau kontraksinya kurang baik.
Massage bidannya boleh nggak? Nggak boleh, tapi kalo ngasih voucher SPA boleh banget.

4. Kala 4

Kala 4 persalinan dimulai dari placenta lahir hingga 2 jam setelahnya. Kala ini biasanya merupakan saat-saat penjahitan kalau perineumnya robek. Dan ngomong-ngomong soal jahit- menjahit, sebenernya pertanyaaan "Dijahit berapa?" Itu udah susah banget dijawab. Soalnya jaman sekarang jahitannya udah jadi daging jadi nggak perlu dilepas lagi, dan kita jadi nggak ngitung lagi dijait berapa. Selain itu teknik yang kita pakai biasanya teknik jelujur dan subkutis, udah bukan model jahit satu-satu macem jahit luka patah hati sobek kena pisau. Jahit jelujur ini modelnya cuma disimpul di awal dan akhir, jadi kami beneran ndak tau deh itu jumlah jaitannya berapa.

Pada kala 4 usahakan ibu untuk aktif belajar mobilisasi bertahap ya. Nggak usah khawatir jaitannya bakal bodol karena yeah itu dijait dan disimpul dengan kuat. Semakin lama ibu belajar mobilisasi maka otot akan semakin kaku dan pada akhirnya nanti semakin sakit saat digerakan. Mobilisasi bertahap itu dimulai dari miring kanan- kiri dulu, lalu belajar duduk, lalu belajar berdiri, lalu baru deh belajar jalan.

Hal yang dilakukan dokter/bidan di kala 4 :
1. Menjahit perineum
2. Observasi 2 jam post partum.
Observasi ini tujuannya buat mengetahui kondisi ibu setelah melahirkan. Biasanya dilakukan setiap 15 menit sekali pada 1 jam pertama dan tiap 30 menit pada jam berikutnya. Hal yang diobservasi meliputi tekanan darah, nadi, suhu, tinggi fundus, kontraksi, kandung kemih dan jumlah perdarahan. Jadi memang kami harus tensi tiap 15 menit sekali ya, bukan karena kami saking nggak ada kerjaannya. Hehehehe

Okay, segitu dulu ya cerita tentang proses persalinan kali ini, semoga semakin ada bayangan kayak apa persalinan itu. Silahkan tinggalkan komen, email, atau add sosmed aku kalau ada yang pengen di tanyakan. Sehat selalu ya, see you!

[Baca juga : Menyambut Persalinan, what should i do? ]