Obat P3K dalam rumah tangga

    Seperti yang sudah kita ketahui bersama, imunitas anak-anak cenderung masih berkembang sehingga anak kadang mudah sekali sakit. Selain itu, biasanya anak juga sedang senang-senangnya bereksplorasi sehingga mudah jatuh, terbentur, atau menelan benda-benda yang tidak semestinya dikonsumsi. Oleh karena itu, alangkah baiknya kalau kita menyediakan obat-obatan dasar di rumah supaya kita bisa memberikan pertolongan pertama jika anak jatuh, terbentur, atau sakit. Yuk mari aku beri rekomendasi, obat apa saja sih yang sebaiknya kita sediakan di rumah kalau punya balita?

1. Penurun panas


Anak demam

        Demam adalah masalah kesehatan yang cukup sering dialami oleh bayi dan balita. Penyebab demam pada bayi dan balita juga bermacam-macam, misalnya reaksi imunisasi, terlalu banyak stimulasi, kelelahan, atau bisa juga karena infeksi virus dan bakteri. Untuk memudahkan pemberian obat, gunakan obat penurun panas khusus anak-anak yang berupa sirup dan gunakan sendok, spuid tanpa jarum atau pipet untuk memberikannya. Simpan obat dengan benar sesuai petunjuk pada kemasan dan jangan menyimpan obat yang sudah dibuka dalam waktu yang terlalu lama. Sebaiknya selalu mempunyai obat baru yang belum dibuka sebagai persediaan. 

        Gunakan kompres hangat saat anak demam dan kenakan pakaian yang menyerap keringat. Jika demam tak kunjung turun setelah 3 hari sebaiknya periksa ke dokter.

Rekomendasi obat penurun panas untuk anak : https://shope.ee/LIQbAFZE8


2. Plester, perban, kassa steril, iodine dan antiseptik.

        Anak sangat senang mengeksplore lingkungan sekitar karena itu tentunya anak akan sering jatuh atau terluka. Segera bersihkan area luka dengan menggunakan air bersih atau NaCl dan berikan iodine dengan menggunakan kassa steril lalu tutup luka dengan plester atau perban. Jika luka terlalu dalam dan perdarahan yang keluar cukup banyak sebaiknya bawa anak ke klinik kesehatan.


3. Obat ruam popok

        Jika anak menggunakan diapers ada kemungkinan anak akan mengalami ruam popok. Ruam popok biasnya disebabkan karena kondisi popok yang lembab, popok yang terlalu kecil, popok kotor yang tidak segera diganti, keringat berlebih pada anak dan kulit anak yang sensitif. Hindari menggunakan bedak di area kelamin dan pantat karena justru akan memperparah ruam dan meningkatkan resiko pertumbuhan jamur pada area pantat dan kelamin. Pastikan anak menggunakan diapers yang ukurannya sesuai, segera ganti saat diapers penuh atau kotor dan bersihkan area kelamin serta pastikan area tersebut kering sebelum menggunakan diapers.

Rekomendasi krim ruam popok serbaguna (bisa untuk puting lecet, kulit kering, bruntus) : https://shope.ee/7Ulb85YHBK


4. Oralit

        Oralit merupakan pengganti cairan tubuh yang aman dikonsumsi dari segala usia (termasuk bayi). Imunitas anak yang masih berkembang serta pencernaan anak yang masih sensitif membuat anak mudah mengalami masalah pencernaan seperti diare atau muntah. Oleh karena itu sediakan oralit di rumah untuk memudahkan pergantian cairan saat anak mengalami diare, demam dan muntah yang membuat anak kekurangan cairan /dehidrasi. Biasanya anak yang mengalami derhidrasi akan menunjukan tanda-tanda rewel, gelisah, bibir nampak kering, mata cekung dan frekuensi buang air kecil berkurang. Dosis oralit untuk anak yang dianjurkan adalah 15-20 ml/kg berat badan/jam untuk dehidrasi ringan-berat. 


5. Probiotik

        Pencernaan yang terganggu dapat menyebabkan penyerapan nutrisi ke tubuh anak menjadi tidak maksimal. Kondisi ini tentu saja dapat menggangu tumbuh kembang anak. Jika anak sudah makan MPASI bernutrisi lengkap namun beratnya tak kunjung naik, anak mengalami diare, atau anak mengalami sembelit maka ibu bisa memberikan probiotik untuk anak. Probiotik akan membantu memperbaiki sistem pencernaan sehingga sistem pencernaan dapat kembali berfungsi dengan baik. Gunakan probiotik yang memang diformulasikan untuk anak-anak karena biasanya dosis dan cara pemberiannya lebih mudah (bisa dicampur ASI atau makanan).

Rekomendasi probiotik aman untuk bayi :  https://shope.ee/1LAxmf6uGf


6. Salp mata atau tetes mata

Tetes mata anak

        Kadang anak sering mengucek mata atau bermain di tempat yang bisa menyebabkan matanya iritasi atau kemasukan debu. Selain itu pada bayi terkadang kemampuan mata untuk mmebersihkan kotoran belum optimal sehingga kadang kotoran mata menumpuk atau matanya terus menerus mengeluarkan air mata. Oleh karena itu obat tetes mata sebaiknya tetap disediakan di rumah untuk pertolongan pertama. Jika mata anak tetap memerah, bengkak, gatal dan anak nampak rewel meski sudah diberi salp mata atau tetes mata tentu sebaiknya periksa ke dokter anak.


7. Tetes hidung

        Tidak seperti orang dewasa, anak-anak biasanya belum bisa untuk mengeluarkan ingus saat mengalami pilek atau reaksi alergi. Sediakan alat irigasi hidung atau tetes hidung untuk membantu mengeluarkan lendir saat hidung anak tersumbat baik itu saat anak pilek maupun alergi. Pastikan untuk membaca aturan pakai dan menyimpan obat dengan benar agar tidak rusak ya!


8. Obat luka bakar

        Sebagai orangtua tentunya kita selalu berusaha menjauhkan anak dari benda-benda yang berpotensi menimbulkan luka bakar dan berbahaya. Namun karena tanggal apes tidak ada di kalender maka tidak ada salahnya untuk menyediakan obat untuk luka bakar di rumah.


9. Gunting dan sarung tangan steril

        Gunakan sarung tangan steril saat melakukan perawatan luka yang berdarah, hal ini bertujuan untuk mengurangi resiko paparan kuman dan bakteri pada luka anak. Selain itu pastikan gunting yang digunakan untuk membuka obat, menggunting perban merupakan gunting yang bersih. 


10. Termometer

    Termometer adalah salah satu benda wajib yang harus dimiliki saat memiliki anak kecil, sebab anak kecil biasanya mudah mengalami demam. Jangan pernah mengukur panas-dingin anak dengan menggunakan tangan karena hasilnya kurang akurat. Gunakan termometer dengan kualitas baik agar hasilnya akurat. Jangan lupa mengecek baterai secara berkala dan melakukan kalibrasi.

Rekomendasi termometer : https://shope.ee/6KZdk5ZDfd


    Jangan lupa selalu cek berkala obat-obatan tersebut, perhatikan tanggal expirednya, simpan obat sesuai petunjuk dalam kemasan dan segera beli lagi kalau ada yang terpakai ya!! Semoga sehat selalu :)



Now here I am, trying to live without you

Pagi ini aku terbangun dengan hati yang terasa berbeda dari biasa, mungkin karena suhu udara di Jogja yang begitu dingin, mungkin karena kemarin terlalu banyak cerita menyedihkan yang aku baca, mungkin juga karena euforia pertemuan yang sudah mulai menguap. Jadi pagi ini saat menatap langit yang perlahan mulai berubah warna, aku kembali mengingat kehilangan itu. Setelah lama berpikir, akhirnya ku putuskan untuk menulis tentang kehilangan. Meski sesungguhnya saat ini aku lebih senang menyimpan dengan hati-hati semua perasaan yang aku miliki karena aku sedang tidak ingin berbagi.


Kehilangan memang tidak menyenangkan, akupun tidak pernah menyukainya. Kehilangan membuat kita terjaga di malam-malam sunyi, membuat gelisah di pagi hari, serta membuat kita merasa sepi ditengah hiruk pikuk siang hari. Kehilangan membuatku merasa terasing, membuatku sulit untuk tersenyum dan membuatku bertanya-tanya : apakah kebahagiaan itu akan datang lagi? 


Sayangnya kehilangan tidak pernah bisa kita hindari. 


Sejujurnya yang paling aku takutkan dari kehilangan adalah: bagaimana jika suatu hari nanti aku terbangun dan melupakan semua kenangan itu. Lupa akan wajah, lupa akan suara, lupa akan cerita, dan sekeras apapun aku berusaha mengingat semuanya aku tetap tidak bisa. Sementara kehilangan tidak mengijinkan kita untuk bertemu, mencari pun tidak lagi bisa, hingga akhirnya kita hanya bisa merindukan sosok tanpa wajah, tanpa suara dan tanpa cerita. Kita hanya tahu kita rindu, tapi lupa mengapa kita merindu. Kita hanya tahu ada sebagian hati kita yang kosong, namun tak tahu apa yang hilang. Sungguh menyedihkan.


Melupakan kehilangan pun suatu kemustahilan, karena biasanya semakin kita berusaha melupakan justru semakin kita mengingat kehilangan. Pada akhirnya memang tidak ada pilihan lain selain menghadapi kehilangan tersebut. Kita mungkin sesekali akan tersenyum dalam topeng kebahagiaan, lalu pada akhir hari melepas kembali topeng tersebut saat kita hanya ditemani sepi. Kita tetap berusaha menguatkan diri dan tetap menjalani hari-hari layaknya manusia lain karena toh pada kenyataannya sebanyak apapun kehilangan yang kita hadapi, bumi tetap berotasi seperti biasa. 


Pada akhirnya, kita hanya bisa berharap waktu bisa mengaburkan rasa pedih akibat kehilangan itu meski tentu saja pada kenyataannya waktu tak akan selalu bisa menyembuhkan. Mungkin yang terjadi sebenarnya adalah waktu membuat kita terbiasa hidup berdampingan dengan kehilangan, waktu perlahan-lahan membuat kita bisa berteman dengan kehilangan, menjadikannya rekan dalam perjalanan panjang kehidupan ini.  


Apapun kehilangan yang kamu hadapi saat ini, semoga setiap kita yang sedang merasa kehilangan bisa lekas berdamai dengan kehilangan itu. 




Lemonih terbuat dari lemon, jahe merah dan kayu manis

Sudah sejak lama aku terbiasa minum lemon hangat saat pagi hari, baik itu dengan campuran madu atau hanya lemon hangat saja. Selain membantu menjaga berat badan agar tetap stabil, minum lemon juga bagiku sangat membantu meningkatkan imunitas terutama di era pandemi seperti sekarang ini. Rasa asam segar di pagi hari buatku juga cukup efektif bikin melek lho, siapa bilang biar segar harus minum kopi?

Berhubung aku ini termasuk manusia mager yang suka males kalau harus peres-peres lemon di pagi hari - apalagi kadang ketemu lemon yang suka susah diperes meski sudah pakai alat - Jadilah aku mulai nyari-nyari ekstrak lemon yang bisa praktis dikonsumsi. Tahun lalu, aku nemu nih ekstra lemon yang menurutku kandungannya cukup lengkap yaitu Lemonih.


Bulir ekstrak dari lemonih

Lemonih merupakan ekstrak lemon yang mengandung ekstrak jahe merah dan kayu manis yang tentunya 100% alami. Kalau kalian amati, di dasar kemasan biasanya akan terdapat bulir-bulir lemon dan jahe yang menunjukan Lemonih memang dibuat dari bahan alami bukan cuma ditambahin rasa buatan saja sehingga saat dikonsumsi pun rasa jahe dan lemonnya cukup terasa. Aku pribadi lebih senang mencampur Lemonih dengan air minum suhu ruang agar rasanya tidak terlalu strong. Lemonih ini mempunyai beberapa manfaat yaitu :

  • ·      Menambah daya tahan tubuh dan menjaga kesehatan tubuh
  • ·       Membersihkan usus dari toxin / racun dan menjaga kesehatan saluran pencernaan
  • ·       Membantu menyembuhkan GERD dan maag
  • ·       Membantu melancarkan BAB
  • ·       Membantu menurunkan berat badan dan mengecilkan perut

Cara konsumsinya mudah banget kok, kamu cukup minum 1 sdm lemonih 3x sehari yaitu saat bangun tidur, 20-40 menit sebelum makan siang dan sebelum tidur malam. Kalian bisa mengkonsumsinya secara langsung atau mencampur Lemonih dengan segelas air minum suhu ruang (tidak hangat).


Tambahkan lemonih ke dalam air minum

Kabar baiknya, Lemonih dapat dikonsumsi oleh ibu menyusui tanpa takut mempengaruhi ASI karena bahan yang digunakan alami. Selain itu kandungan jahe dipercaya dapat membantu pemulihan ibu pasca melahirkan dan sebagai galactagogue yang dapat membantu meningkatkan produksi ASI (sumber : https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK501786/). Kandungan kayu manis dalam Lemonih juga kayu manis mengandung senyawa alami yang merangsang aliran ASI pada kelenjar susu. Namun tentunya ada beberapa hal yang perlu diperhatikan jika ibu ingin berdiet saat menyusui yaitu :


1. Perhatikan asupan kalori

Saat menyusui sebenarnya ibu hanya membutuhkan tambahan kalori sebanyak 500 kal saja perhari atau setara dengan 1 porsi makan lengkap. Hal ini menunjukan ibu sebenarnya tidak perlu makan berlebihan atau 2x lipat dari porsi biasa. Saat menyusui juga biasanya ibu akan cenderung lebih mudah lapar, oleh karena itu pilihlah makanan dan cemilan yang berkalori rendah namun mengenyangkan seperti sayur dan buah. Perhatikan juga cara mengolah suatu makanan seperti misalnya pilih makanan yang direbus atau dikukus karena memiliki kalori lebih rendah dibandingkan makanan yang digoreng.


2. Perhatikan reaksi bayi

Saat berdiet perhatikan reaksi bayi, beberapa bayi sensitif terhadap makanan yang kita konsumsi. Misalnya ada bayi yang sensitif terhadap protein, sehingga saat ibu banyak mengkonsumsi protein maka bayi bisa saja menjadi rewel atau mengalami sembelit.


3. Perbanyak minum air putih

Minumlah air putih sebanyak 2-3 liter perhari, hal ini akan membantu meningkatkan metabolisme tubuh dan membantu meningkatkan produksi ASI. Ingat ya, ibu yang dehidrasi tentunya tidak bisa menghasilkan ASI yang melimpah.


4. Aktif bergerak

Ibu bisa melakukan olahraga atau aktif melakukan aktivitas sehari-hari. Ingat, pastikan luka pada perut sudah sembuh (jika ibu melahirkan secara SC) dan diastasis recti sudah menutup sebelum ibu melakukan olahraga. Mulailah olahraga dengan durasi, frekuensi dan intensitas yang ringan terlebih dahulu baru tambahkan intensitasnya sedikit demi sedikit setelah tubuh terbiasa.


5. Sabar dan konsisten

Tubuh kita membutuhkan waktu yang cukup lama untuk membesar dan menjadi seperti sekarang, maka tentu saja tidak akan bisa kembali seperti saat kita gadis hanya dalam waktu singkat. Selalu sabar dan konsisten, jangan hanya fokus pada hasil namun jadikan prosessnya sebagai kebiasaan hidup yang sehat.

Nah buat ibu-ibu yang ingin tahu lebih lengkap mengenai tips diet setelah menyusui kalian bisa nonton video di Youtube Kriwilife atau klik di sini ya! Buat yang ingin beli Lemonih, bisa segera meluncur ke ecommerce atau bisa klik link ini ya!

Semoga sehat selalu!!!

 

 

 

 

sabar Bund!


Beberapa saat lalu di dunia maya beredar video seorang ibu yang mengajari anaknya menghafal pancasila tapi anaknya tak juga hafal akhirnya si ibu pun emosi. Video ini menjadi viral karena jujur hal ini sangat relate dengan kehidupan kita sehari-hari. Di era pandemi ini, hampir segala hal mau tak mau harus dilakukan secara online demi kebaikan kita bersama. Perubahan yang begitu cepat ini tentunya juga menuntut adaptasi yang sama cepatnya. Hal yang kadang kala sungguh melelahkan.

Sekolah online ternyata memang tak semudah yang kita bayangkan, home schooling not for everyone and its okay. Selama ini, kita terbantu oleh sekolah. Walau sekolah memang bukanlah "bengkel" untuk memperbaiki anak dan orangtua tetaplah pendidik yang utama namun tetap saja harus diakui ketika anak sudah belajar di sekolah,  kita memiliki waktu "ekstra" untuk melakukan pekerjaan rumah atau sekedar memberi waktu untuk diri sendiri. Lalu sekarang support system itu hilang. Mengajar pun ternyata tidak bisa simsalabim anaknya anteng, kadang kala anaknya malas sekolah online, tidak mau divideokan, tidak mau diajarin ibunya, keburu diajak main temannya, keburu ingin nonton TV dan lain-lain. Ditambah saat dirumah kadang jadwal menjadi kurang teratur, makan, mandi, jam tidur, tak bisa seperti dulu lagi. Padahal kadang tugas dari sekolah tidak sedikit: ada hafalan ini, hafalan itu, huhuhu rasanya ingin krukupan sarung aja di pojokan sambil dipeluk Hyun Bin. (Sebuah kemustahilan yang hakiki kan ya?)

Belum lagi jika sebelumnya ibu bekerja di luar rumah, ada waktu untuk bekerja dengan fokus tanpa distraksi hal lain lalu sekarang tiba-tiba ibu harus bekerja di rumah dengan segala distraksinya. Baru mau balas email, anaknya minta susu. Baru mau meeting, ada whatsapp dari bu guru soal tugas anak. Belum lagi misalnya tidak ada asisten rumah tangga, sungguh luar biasa bunda. Aku akui kondisi ini memang tidak mudah. Namun tentu saja, aku tetap memilih keadaan ini dibandingkan resiko anak terpapar corona jika sudah memaksakan masuk sekolah. Meski terkadang burn out, merasa overwhelming, lelah, ingin lari kepantai belok ke gunung tapi yaaa mau gimana lagi kan? toh ibu masih manusia, bisa lelah, dan emosi juga. 

Aku sendiri dalam kondisi ini mengedepankan komunikasi dengan suami. Jujur kalau memang tak sanggup, jujur kalau memang lelah, jujur jika ingin menangis. Banyak hal yang kuturunkan standartnya : ngepel tak lagi setiap hari, nyetrika juga sesekali saja, kalau malas masak ya beli frozen food, minta tolong suami buat bantu pekerjaan rumah, kalau anak nggak mau ngerjain tugas atau nggak mood sekolah online ya sudah.. besok coba lagi. Entah mengapa, aku merasa sehat, waras dan bahagia adalah prioritas saat ini. Nilai bagus? rumah rapi? makanan enak? ah sudahlah, yang penting waras, sehat dan bahagia dulu. Sudah beberapa bulan pandemi ini kita lewati, bisa bertahan sampai sejauh ini pun sudah sangat luar biasa. Tak perlu ditambah dengan drama dan ambisi lagi jika sekiranya hanya akan melelahkan jiwa dan raga.

Tidak apa-apa bu, masa-masa ini akan berakhir. Mari bertahan sedikit lagi demi anak-anak kita. Semangat sekolah online dan menajadi guru, semoga sinyalnya selalu bagus dan moodnya selalu oke ya bu-ibu! Semangat!