Beberapa saat lalu muncul kehebohan di twitter. Pasalnya ada beberapa akun yang entah karena ingin panjat sosial, iseng atau memang benar-benar curahan hati memposting soal "cewek yang skincare'an pasti nggak tahu beginian (taruh gambar jari lagi ngukur tinggi air di beras yang mau diliwet, atau tungku kayu, atau apalah.) atau ada juga yang posting " Cewek cantik itu yang skincarenya bedak bayi atau air wudhu."

HILIH. 

BEDAK BAYI ITU BUKAN SKINCARE MALIIIIIIIH~

Sebagai wanita yang hobi skincarean tapi bisa ngliwet nasi dan masak pakai tungku kayu (aku shomboong), aku itu suebel banget lho sama yang postang-posting begitu. Kayak nggak ada bahan panjat sosial postingan lain gitu lho. Lagipula skincare kan asrtinya perawatan kulit, emang salah gitu kalau misalnya ada orang (baik wanita atau lelaki) yang merawat kulitnya? bukannya merawat karunia Tuhan adalah salah satu wujud syukur atas pemberianNya? Kalau misalnya mau bales, apakah cowok yang main game sampai dini hari itu pada bisa berburu dan meramu? lak yo embuh.

Padahal aku akhir-akhir ini bahagia banget melihat semakin banyak yang sadar untuk merawat kulit dengan benar. Bukan sekedar supaya kulitnya jadi putih kaya tembok tapi supaya kulitnya sehat. Produsen skincare tanah air pun sepertinya mulai sadar akan hal itu, buktinya varian skincare lokal semakin banyak dan brand-brand baru pun mulai pada bermunculan. Eh lha kok malah ada yang menuduh cewek skincarean itu cenderung manja dan nggak bisa ngapa-ngapain.

Sebagai manusia yang lebay, aku sampai berpikiran memangnya wanita itu cuma suruh masak dan beberes rumah aja ya? kok kesannya kalau wanita bekerja, berdandan dan mengurus diri itu komennya bisa serentetan panjang ngalahin kereta api jogja-jakarta. Tapi nanti giliran istrinya jadi buluk, nggak sebening waktu masih pacaran dulu sementara di tempat kerja ada yang bening, mulus, makeupan, langsung deh berpaling ke lain hati.

 Mohon maaf, masnya mau diuleg??

Menurutku merawat diri adalah salah satu bentuk rasa cinta pada diri, jadi semestinya nggak ada hubungannya dengan kemampuan kewanitaan yang lain. Malah wania yang mau mencintai dirinya dan merawat dirinya itu bisa jadi malah lebih dalam ketika mengurus dan merawat orang lain. Bisa jadi, dia merawat diri sebagai bentuk penghormatan terdahapmu atau terhadap orang yang mau ditemui. Bener lho, aku pribadi berdandan itu nggak selalu supaya aku jadi cantik tapi lebih karena menghargai orang yang akan bertemu dengan kita. Nggak bisa dipungkiri, kita sendiri juga lebih suka bertemu dengan orang yang penampilannya bersih, rapi dan wangi daripada yang buluk dan serampangan kan? makanya meski sudah menjadi ibu dan beranak satu, aku tidak berhenti merawat diri. Malah itu menjadi semacam penghargaan juga untuk diri yang sudah bekerja sedemikian keras mengurusi keluarga. 

Jadi, nggak ada salahnya kok skincare'an. Memakai skincare bukan berarti kita manja, lemah, boros atau nggak bisa ngapa-ngapain selain merawat diri. Skincare itu penting supaya kulit kita sehat. Jadi nggak usah digagas dan dipeduliin ya itu orang yang ngomongin cewek skincare'an pasti blablabla. Lagian kalau soal boros, skincare lokal yang harganya terjangkau udah buanyaaaaak buangeeeet kok! Selain itu menurutku, skincare juga boleh dan sah-sah aja dipakai cowok. Bukan berarti kalau cowok pakai skincare terus kejantanannya dipertanyakan, sekali lagi merawat diri adalah salah satu bukti kita cinta pada diri kita. Dan mencintai diri sendiri adalah salah satu hal yang perlu dalam hidup, karena kalau bukan kamu yang cinta sama diri kamu mau siapa lagi coba?

Yuk skincare'an :)


Hari di mana kita bahagia mendengar tangisannya

Bagaimana proses persalinan normal itu? apakah proses persalinan hanya sebatas kontraski-mengejan-bayi lahir lalu sudah?

Nah, proses persalinan sebenarnya dibagi menjadi 4 kala, masing-masing kala memiliki ciri khas dan prosesnya masing-masing. Kala ini saling berhubungan, jadi kalau mau persalinannya lancar dan normal maka tentunya semua kala ini harus berjalan dengan baik tanpa penyulit apapun. Sayangnya, banyak yang belum paham soal kala per kala dalam suatu persalinan. Kekurang pahaman ini membuat proses persalinan jadi terkesan lama dan tanpa arah. Padalah kalau kita sudah paham benar step by stepnya habis ini apa, habis ini apa, maka proses persalinan bisa dilalui dengan lebih nyaman dan percaya diri. 

Percaya diri?

Lho lha iya to, seorang ibu tentu lebih pede menjalani proses persalinan ketika dia sudah memahami benar proses itu daripada yang masih buta arah tak tau kemana jalan menuju hatinya belum begitu paham mengenai proses persalinan normal. Kali ini aku akan kasih gambaran singkat bagaimana sih sesungguhya kala atau fase dalam persalinan normal itu? 

1. Kala 1
Kala 1 pada prinsipnya adalah fase pembukaan terjadi. Pada kala 1 ini biasanya ibu mengalami kontraksi mulai dari yang lemah hingga yang adekuat. Lama kala 1 sangat dipengaruhi oleh kontraksi ibu, semakin adekuat dan teratur kontraksinya maka semakin cepat pula kemajuan kala 1 terjadi. Kala 1 masih dibagi lagi menjadi kala 1 fase laten dan fase aktif.
  • Fase laten adalah fase pembukaan 1-4. Pada fase ini biasanya kontraksi ibu belum begitu adekuat sehingga ibu masih bisa beraktivitas seperti biasa. Pada fase ini sebaiknya ibu menabung energi untuk persiapan kala 2. Fase laten biasanya terjadi selama 8-12 jam, tergantung pada kontraksi ibu.
  • Fase aktif adalah fase pembukaan 4-10. Pada fase ini biasanya kontraksi ibu sudah semakin kuat dan teratur sehingga biasanya lama fase aktif ini lebih cepat dari fase laten. Secara teori pertambahan pembukaan pada fase aktif adlah 1 cm/jam namun semuanya tetap bergantung pada kondisi kontraksi ibu.

2. Kala 2
Kala 2 adalah fase kelahiran bayi. Pada kala 2 inilah ibu mengejan untuk melahirkan bayi. Kala 2 dipengaruhi oleh kontraksi, posisi janin dan power ibu. Itulah sebabnya mengapa penting sekali bagi ibu untuk 'menabung' energi saat kala 1. Jika ibu kurang kuat dalam mengejan maka tentunya proses persalinan pun akan semakin lama, proses persalinan yang lama ini dapat mengakibatkan bayi mengalami fetal distress. Lama kala 2 biasanya antara 1-2 jam, lebih dari itu biasanya akan dilakukan intervensi medis untuk mencegah bayi dan ibu mengalami hal-hal yang tidak diinginkan.

3. Kala 3
Kala 3 adalah fase kelahiran placenta, oleh karena itu fase ini juga disebut sebagai kala uri. Pada kala 3 biasanya tenaga kesehatan akan melakukan Manajemen Aktif Kala 3 yang terdiri dari :
  • Pemberian Oksitosin 10 IU yang disuntikan ke paha ibu. Oksitosin ini berfungsi untuk membuat kontraksi ibu tetap baik sehingga ibu tidak mengalami persarahan. Mengapa begitu? karena dengan adanya kontraksi pada otot-otot uterus maka pembuluh darah bisa 'terjepit' dan pada akhirnya darah yang keluar menjadi sedikit.
  • Penegangan tali pusat terkendali, penegangan ini hanya untuk membantu kelahiran placenta bukan untuk menarik atau 'memaksa' placenta lahir.
  • Massage Uterus, setelah placenta lahir uterus akan di massage berputar searah jarum jam.Massage ini juga untuk meningkatkan kontraksi uterus.

4. Kala 4
Kala 4 adalah fase reparasi dan observasi, fase ini adalah fase di mana dilakukan penjahitan jika perineum ibu robek. Yang kurang dipahami adalah pada fase ini seharusnya dilakukan observasi pada ibu selama 2 jam yang meliputi : Tekanan darah, dadi, suhu, kontraksi uterus, tinggi fundus uterus, perdarahan, dan kondisi kandung kemih. Observasi ini penting karena 2 jam setelah melahirkan merupakan salah satu fase kritis ibu melahirkan. Maka sebaiknya ibu tidak dibiarkan sendirian setelah melahirkan meski kondisi ibu nampak sehat bugar. Observasi ini dilakukan setiap 15 menit sekali pada 1 jam pertama dan setiap 30 menit pada jam kedua. 

Okay itu tadi penjelasan singkat soal kala dalam proses persalinan normal. Semoga setelah membaca tulisan ini, Ibu menjadi lebih percaya diri dalam menghadapi persalinannya ya! Semoga persalinannya lancar, sehat ibu dan bayinya. Salam cinta dari sini!

Taman Mini Indonesia Indah

Pada hari ulang tahun Keira yang ke tiga, kami berencana mengunjungi Ragunan namun apadaya akibat perencanaan yang kurang matang ternyata pada hari yang ditentukan Ragunannya tutup! Terpotek hati mamak iniiii~ akhirnya kami putuskan pergi ke Taman Mini Indonesia Indah (TMII) yang kata Google buka hari itu.

Aku terakhir ke TMII itu kayaknya tahun 2010 deh sedang ayahnya Keira juga udah luama, mungkin juga sekitar 2011. Nah waktu itu Ayah Keira cerita kalau dia sama adeknya ya jalan kaki aja gitu selama di TMII dan aku sendiri terus terang nggak begitu ingat detail ke TMII. Jebulannya pas nyampe sana, TMII itu nggak ada mini-mininya sama sekali. Mbayangin harus gendong Keira keliling Taman Mini aja aku udah mau nangis, bisa-bisa balik dari sana kakiku letoy kayak slime. Ya begitulah temanp-teman kalau pergi dadakan tanpa rencana apalgi ditambah bawa anak balita, mumet kepalanya. Eh tapi seru lhooo~ 

Tiket Masuk ke TMII ini murah banget, seingatku tiket pintu masuknya hanya sebesar Rp 20.000/orang tidak termasuk parkir kendaraan. Nantinya jika masuk lagi ke wahana berbayar ya bayar lagi. Untungnya di TMII ada persewaan sepeda motor,  jadi ibu nggak jadi nangis dan kakinya nggak jadi berubah menjadi slime. Yah meski harganya tentu saja diatas sewa harian di luar tempat wisata ya. Sewa motor ini Rp 150.000/3 Jam kalau nggak salah inget. Maafkan aku nggak terlalu ingat soal harganya karena yang bayar ayah Keira, berhubung aku udah manyun karena suami dengan Pede jaya cerita dulu dia jalan kaki keliling TMIInya. Ya keleeuuuuuss situ jalan nggak sambil bawa anak. Hih.

Nah berhubung jam yang terbatas (kalau lebih dari 3 jam kan bayar sewa lagi :( ) maka kami memutuskan untuk pergi ke Dunia Air Tawar & Dunia Serangga dan Istana Anak plus beberapa anjungan kalau masih sempat. Alasan kami memilih Dunia Air Tawar simple karena Keira suka Ikan plus Dunia Air Tawar sudah sekali jalan dengan Dunia Serangga. Bayanganku, nanti bisa sekalian ajarin Keira Proses berubahnya ulat menjadi kupu-kupu.

Wahana, Anjungan dan Museum di TMII ini buanyak banget jadi memang sebaiknya ditentukan dari awal mau kemana saja supaya nggak tersesat dalam kenangan masa lalumu lebih efektif acara jalan-jalannya dan nggak kebingungan ditengah jalan. Mungkin karena saking banyak dan luasnya TMII pemeliharaan di beberapa sudut juga kurang, banyak bangunan yang sudah lama dan permainan anak yang teronggok di sudut TMII. Bikin aku bayangin, siapa ya yang mainin kalau malam-malam.... Meski begitu, dengan segala kekunoannya dan segala pelik masalah yang ada di balik TMII di mataku TMII adalah salah satu bukti nyata betapa seorang suami bisa begitu mendukung dan memujudkan mimpi istrinya karena cinta. Iya, bagi yang belum tahu TMII ini digagas oleh ibu Tien Soeharto dan diwujudkan oleh Bapak Soeharto (dengan cara apapun).

Dunia Air Tawar & Serangga


Pintu Masuk Dunia Air Tawar

Tempat pertama yang kami kunjungi di TMII adalah Dunia Air Tawar. Tiket masuknya sebesar Rp 30.000 per orang. Di dalamnya ada aneka jenis ikan air tawar, mulai dari yang ukurannya mini sampai yang ukurannya lebih besar dari aku. Dari yang bentuknya wajar sampai yang punya kaki (aku baru tahu ada ikan punya kaki!!), di dalamnya ada juga kura-kura, bioskop dan percontohan ekosistem sungai. Sayangnya waktu aku ke sana ada beberapa bagian yang dalam perbaikan sehingga gelap dan amis, tapi koleksinya lumayan banyak kok. Cukuplah untuk harga segitu. Keira sendiri antusias di dalam karena ya dia suka banget sama ikan, jadi anaknya lari kesana kesini. 

Nah kalau beli tiket Dunia Air Tawar kita akan dapat tiket terusan ke Dunia Serangga. Bangunan Dunia Serangga ini ada di sebelah Dunia Air Tawar dan waktu aku ke sana nggak ada petugas yang jaga plus nggak ada pengunjung lain. Isi dalam Dunia Serangga ini sebenernya lengkap tapi nggak menarik. Isinya semacam lalat, nyamuk, kumbang, dll yang dikeringin. Trus nggak ada juga fase ulat jadi kupu-kupu, meski begitu di sini ada taman kupu-kupunya. Lumayanlah meski nggak ada 10 ekor kupunya pas aku kesana. 

Di dekat Dunia Air Tawar ada wahana perahu air yang bisa dikayuh, waktu itu Keira ngeyel banget pengen nyobain. Yaudah akhirnya kita nyobain, bayar RP 20.000/sesi, bonus badan sehat karena ngayuh di danauuuu~

Istana Anak
Istana Anak

Setelah dari Dunia Air Tawar kami menuju ke istana anak, tiket masuknya cuma RP 10.000 aja dan bisa main di playground gratisan. Hanya saja kalau mau naik permainan lain atau berenang ya harus bayar lagi. Istana Anak ini juauuuh buanget dari ekspektasiku sih, soalnya lihat bangunannya yang agak-agak mirip kastil gitu aku langsung bayanginnya mainan yang indah-indah. Tapi ternyata playgroundnya udah pada karatan dan kuno. Mungkin dulu saat Istana Anak ini baru jadi, mainan di sana termasuk mewah namun seiring bertambahnya jaman karena Istana Anak ini nggak update jadi ya terkesan jauuh ketinggalan jaman. Mainannya tuh masih yang model ayunan, jungkat-jungkit, gitu-gitu deh. Kalau wahana berbayar aku nggak nyoba karena terlanjur kecewa sama ekspektasi, cuma kulirik-lirik ya macam kereta jalan, mobil putar, dll. 

Yang paling bikin aku sebel adalah meski judulnya Istana Anak namun banyak bapak-bapak yang ngrokok di dalam area ini. Kesel nggak sih?? kan judulnya istana anak, kok malah dibolehin ngrokok dengan bebas di sini. Kan kasian buat yang bawa anak-anak kecil. Hih. Akhirnya kami cabut dari sini tanpa nyobain mainan apa-apa, cuma foto doang di depan.

Berhubung jam sewa motor udah mau habis kami akhirnya cuma sempat main ke anjungan NTT, nglepas rindu sama NTT meski nggak nemu penjual Se'i khas kupang, huhuhu. Padahal aroma wangi gudeg di Anjungan Jogja sudah memanggil manggil namaku namun aku terpaksa dadah-dadah ala miss universe karena yang punya motor sewaan sudah menanti kami. Perjalanan hari itu ditutup dengan makan siang dan pulang ke hotel naik trans Jakarta yang punya halte dadakan di depan TMII. 

Trus pengen balik lagi ke sana nggak? well... saat ini sih enggak ya. 

Ps : Saat Kemari kami nggak bawa Kamera Proper, maklum namanya juga dadakan. Makanya foto cuma seadanya aja pakai handphone :(



FromNature Age Intense Treatment Essence 95.7%


Aku sebenarnya sudah jatuh cinta setengah mati dengan SK II First Treatment Essence, meski harganya bikin dompetku nangis tapi memang hasilnya bagus banget. Selain membuat tekstur kulit lebih baik, SK II juga membuat kerja skincare selanjutnya lebih maksimal atau istilah kerennya sebagai booster. Namun, setelah resign aku jadi pikir sejuta kali mau beli SK II akhirnya aku coba mencari dupenya lagi. Yah, meski aku sudah pernah gagal Cosrx Galactomyces 95 Whitening Power Essence dan Missha FTE namun nggak ada salahnya juga kan kalau mau nyoba lagi?

Dalam pencarianku aku ketemu dengan Age Intense Treatment Esssence 95.7% yang kata orang sih bagus, terus di boxnya ada tulisan "2017 winner" yang diikuti tulisan korea, yang mana akutu buta huruf korea jadi ya... entahlah dia menang apa tapi bikin aku tambah pengen nyobain. Setelah purchase dua kali, akhirnya kuberanikan bikin reviewnya, silahkan disimak sampai habis ya!

Packaging
 Packaging
Packagingnya muirip buanget sma SK II, kayaknya memang yang namanya dupe harus dimirip-miripin ya. Packaging botol kaca dengan tutup silver. Aku sendiri lebih suka mindahin isinya ke botol spray (beli di Miniso) karena lebih mudah dipakai dan dibawa-bawa pergi. Sure, packagingnya FromNature ini bisa menyimpan produk dengan baik tapi nggak travel friendly.

Ingredients

Bahan yang ada dalam Age Intense Treatment Esssence 95.7%  hasil comot di CosDNA adalah sebagi berikut :
Ingredients Age Intense Treatment Essence
Dari keterangan di atas bisa disimpulkan kalau Age Intense Treatment Esssence 95.7% cukup aman untuk digunakan. Hanya ada satu bahan yang keamanannya berwarba kuning, tapi karena komposisinya dalam produk sedikit jadi kita bisa menghela nafas lega lah ya. Age Intense Treatment Esssence 95.7% juga mengandung Niacinamide yang berfungsi untuk mencerahkan kulit dan tidak mengandung paraben. Cukup menarik ya kan?

Tekstur

Tekstur Cair Seperti Air

Tekstur Age Intense Treatment Esssence 95.7% ini sangat mirip dengan SK II FTE , cair seperti air dan tidak lengket. Formulanya juga cepat menyerap ke dalam kulit sehingga memudahkan pemakaian skincare selanjutnya. Bedanya dengan SK II, bau Age Intense Treatment Esssence 95.7% ini nggak terlalu khas seperti SK II, baunya lebih samar dan lembut. 

Cara dan Waktu Pemakaian

Karena berfungsi sebagai booster, ini aku gunakan setelah memakai toner dan sebelum pemakaian serum. Cara pemakaiannya cukup mudah, hanya aku semprotkan ke wajah (aku pindah di botol spary) lalu ditepuk-tepuk hingga meresap ke dalam kulit. Kamu juga bisa pakai kapas, caranya tuang produk ke kapas lalu usap dan tepuk-tepuk ke wajah. Cara ini lebih boros produk sih, jadi kalau aku pilih di semprot aja, Hihihihi

Performa

Aku cukup puas dengan performa Age Intense Treatment Esssence 95.7% ini karena dia cukup melembabkan dan memperbaiki tekstur kulitku. Yah.. meski nggak sehebat SK II sih karena harganya juga jauuuuuh buangeeeet, tapi sejauh ini Age Intense Treatment Esssence 95.7%  adalah dupe SK II terbaik yang pernah aku coba. Kemampuannya membooster skincare selanjutnya nggak terlalu oke, hanya memang Age Intense Treatment Esssence 95.7% ini cukup membuat kulit lembab dan cerah. Aku juga tidak mengalami breakout ketika memakai produk ini, makanya sampai udah habis dua botol. Cukup lah ya dipakai sampai tabungan cukup buat beli SK II lagi, lho?

Harga Age Intense Treatment Esssence 95.7% cukup terjangkau, Rp 250.000 / 150ml. Cocok buat kalian yang pengen nyobain SK II FTE tapi ingin yang lebih ringan dan murce marice. Sayangnya FromNature belum adakonternya di Indonesia, jadi belinya harus online ya!

Kesimpulan
Plus :
+ Melembabkan
+ Mencerahkan
+ Harga Terjangkau

Minus :
- Nggak ada konternya di Indonesia
- Nggak begitu bagus untuk booster

REPURCHASE?YES, sampai nanti tabungan cukup buat beli SK II. Yeay!

Disclaimer : Semua review yang aku buat merupakan produk yang aku beli sendiri dan benar-benar aku coba sendiri. Tidak semua orang memiliki kulit yang sama dan reaksi pada tiap orang bisa jadi berbeda, selain itu setiap orang juga memiliki reaksi alergi yang berbeda-beda. Sebainya lakukan patch test atau mengecek komposisi sebelum mencoba suatu produk.