The Ordinary Azelaic Acid Suspension 10 %


Note : Postingan ini adalah postingan reblog, karena postingan terdahulu terhapus secara tidak sengaja. Sedih nggak lo? sedih.


Dulu aku beli The Ordinary Azelaic Acid Suspension 10% ini karena di webnya tertulis kalau varian ini bisa digunakan untuk brightening bahkan ditulisnya multifunctional Brightening formula.Ya biasalah mamak-mamak, pengennya punya kulit cerah berseri tanpa pori macam artis Korea. Jadi kalo kata webnya The ordinary begini nih: found in grains, Azelaic Acid is produced naturally by yeast that lives on normal skin. It brightens the skintone while visibly improving the evennes of skin texture and reducing the look of blemishes. It is a multifunctional support ingredient for all skin types and also acts as an effective antioxidant. Jadi konon si Azelaic Acid  Suspension 10 % ini katanya bisa bikin warna kulit merata, sebagai antioksidan, ngurangi blemishes. Yaaaaa bisa apa akutu kalo godaannya macam begini, ya kan?

Packaging
Tutupnya flip top

Seperti kebanyakan produk The Ordinary lainnya, packaging The Ordinary Azelaic Acid Suspension 10% ini simple. Dengan tube berwarna abu-abu dan putih, tutupnya flip top. Aku lebih suka model tutup yang begini sih daripada yang puteran, karena kalo yang puteran gitu kadang suka gelinding kabur dari meja. Nah wadah tube begini kalo udah habis emang kadang produknya masih suka nyelip di pojokan, kalo pengen pakai sampai titik darah penghabisan ya digunting aja wadahnya. hihihi

Tekstur
Tekstur Azelaic Acid Suspension 10 %

Tekstur setelah di blend di kulit

Warna suspensionnya putih, karena ini suspension jadi dia lebih kental daripada lotion tapi nggak sekental gel. nah sayang seribu sayang The Ordinary Azelaic Acid Suspension 10% ini greasy alias kalau di pakai di muka, mukanya jadi kayak ada lapisannya gitu. Bahkan temen aku ada yang menyebut kondisi ini dengan " Ih bikin muka dakian." Tekstur ini yang bikin aku agak males pakai, karena dia jadi agak susah ditumpuk skincare selanjutnya harus nunggu bener-bener kering dulu.

Komposisi
Aqua (Water), Isodecyl Neopentanoate, Dimethicone, Azelaic Acid, Dimethicone/Bis-Isobutyl PPG-20 Crosspolymer, Dimethyl Isosorbide, Hydroxyethyl Acrylate/Sodium Acryloydimethyl Taurate Copolymer, Polysilicone-11, Isohexadecane, Tocopherol, Trisodium Ethylenediamine Disuccinate, Isoceteth-20, Polysorbate 60, Triethanolamine, Ethoxydiglycol, Phenoxyethanol, Chlorphenesin.

Cara Pemakaian
Boleh dipakai pagi atau malam, syaratnya karena ini acid jadi WAJIB pakai sunblock. Nah kalau aku pribadi sih main aman ya, acid selalu aku pakai malah hari saat matahari nggak ada. Selain itu karena gengges sama "daki"nya, aku cuma pakai di beberapa bagian aja (yang ada jerawat/bekas lukanya) nggak di seluruh muka.

Performa
Kalau kamu cari pencerah, The Ordinary Azelaic Acid Suspension 10% ini masih kalah jauh jika dibandingkan dengan Alpha Arbutin atau Niacinamide. Tapi, The Ordinary Azelaic Acid Suspension 10% ini bagus buat treatment jerawat. Jerawat sedikit lebih cepat kering dan nggak meradang kalau pakai ini, cuma pakainya ya ditotol aja di bagian jerawatnya. Setidaknya buat yang nggak bisa pakai Salycilic Acid karena terlalu kering, mungkin Azelaic Acid bisa dijadikan alternatif untuk jerawatnya. 

Kesimpulan

Plus:
+ Bisa untuk treatment jerawat

Minus :
- Kurang mencerahkan
- Greasy
- bikin dakian. hihihi

REPURCHASE? OF COURSE NOT.

Disclaimer : Semua review yang aku buat merupakan produk yang aku beli sendiri dan benar-benar aku coba sendiri. Tidak semua orang memiliki kulit yang sama dan reaksi pada tiap orang bisa jadi berbeda,selain itu setiap orang juga memiliki reaksi alergi yang berbeda-beda. Sebainya lakukan patch test atau mengecek komposisi sebelum mencoba suatu produk.
Menatap masa lalu. 


Koe lungo pas aku sayang-sayange,
Tanpo pamit koe ngadoh ngono wae..

Waktu dengar lagu ini, akutu langsung keingetan orang-orang yang pernah aku tinggal begitu aja atau yang pernah ninggalin aku gitu aja. Tunggu! Jangan GR dulu, ini bukan melulu tentang kekasih hati lho yaaaa~ tapi juga teman, sahabat, saudara, dan banyak lagi. Dan setelah cek dan ricek hati ternyata tetep ada sesuatu yang 'kurang' kalau kita ninggalin suatu masalah begitu aja tanpa diselesaikan terlebih dahulu.

Pertama kali aku merasa ditinggalkan itu ketika umurku masih bisa dihitung dengan jari. Waktu itu aku ditinggalkan oleh orang yang begitu dekat, aku sayangi dan sungguh tak kusangka akan meninggalkan aku gitu aja, tanpa pamit, tanpa keterangan apapun. Lama waktu berselang, ternyata kejadian itu berpengaruh pada sikapku dalam menghadapi suatu masalah. Aku lebih suka pergi begitu saja. Mungkin beberapa sahabat, teman, mantan pacar dan suami tahu tentang hal ini. Aku lebih memilih diam, tak menjawab pesan, tak mengangkat telepon atau tidak bicara, aku memilih pergi karena bagiku ketika aku tak lagi merasa suka dan cocok denganmu, byeeee you doesnt exist anymore. Jika aku terpaksa berhadapan denganmu, mungkin aku akan bersikap baik tapi jauh di dalam sana aku akan berkata " Terserah, i dont care anymore. " Yup itulah aku!

Tapi ternyata sikapku itu malah membuat luka hatiku nggak pernah bisa sembuh total. Ibarat kata kena duri dan durinya dibiarkan saja, luka dan kulitnya mungkin akan menutup tapi duri yang tersisa dan nggak dicabut akan membuat kita merasa sakit terus-terusan. Hati juga begitu.

Seiring waktu berganti, ternyata tetap saja ada luka yang tak terobati. Bagaimana bisa? Bukankah katamu dulu waktu akan menyembuhkan segalanya?

Ternyata masalah yang begitu saja diabaikan dan tidak diselesaikan menyisakan luka yang tak pernah bisa terobati. Selalu ada "if only..." Dan "What if.." yang menghantui. Of course, i am only a human. Aku pun pernah meninggalkan orang yang pernah ku cintai tanpa keterangan apapun dan tentu saja itu melukainya. Juga sahabat yang kutinggal begitu saja tanpa mungkin dia tahu apa sebabnya. Mungkin, tanpa sadar aku telah menciptakan luka yang tak terobati pada diri mereka. Pun aku juga pernah ditinggal. Dan kepergian mereka selalu meninggalkan tanda tanya yang sama : Mengapa? Bagiamana jika?

Sebagian orang mungkin tak pernah bisa meninggalkan kenangan dan masa lalunya, bukan karena masih ada perasaan yang tertinggal. Namun karena mereka masih berusaha mencari jawaban.

Belajar banyak dari kegagalan di masa lalu, kini aku berusaha mengobati satu per satu luka itu dan berusaha tidak membuat luka baru. Untung, aku bertemu dengan suami yang begitu sabar karena tentu saja dalam proses ini aku belajar bersama dia. Belajar untuk tidak lari ketika ada masalah, belajar untuk berkata " Aku nggak suka kalau kamu... Abcdefghijklmnop" alih-alih pergi tanpa kata. Belajar menghadapi kenyataan dan meminta maaf ketika salah, bukannya membiarkan kesalahan itu karena gengsi meminta maaf. 

Tentu saja tak mudah mengakui bahwa kita pernah salah pada suatu masa, bahwa kita pernah melukai yang lainnya karena kesalahan itu. Tak mudah juga mengatakan betapa kita tak suka pada perkataan dan sikap seseorang, tak mudah jujur padanya bahwa ia melukai kita. Tentu saja tak enak menghadapi masalah, tak nyaman menghadapi kemarahan orang lain, tapi percayalah tanpa menghadapi hal itu kita tak akan menyelesaikan apa yang pernah kita mulai. Kita hanya akan berlari dari masalah, dihantui perasaan bersalah, dihantui pertanyaan yang tak kunjung menemukan jawabannya, dan tentu saja luka hati kita tak akan terobati. 

Diakui atau tidak, setiap orang pasti punya luka itu. Ada yang mengakuinya namun tak sedikit yang menyembunyikannya dalam-dalam di dasar hati terdalam. Pura-pura melupakannya, hingga malam tiba dan luka itu kembali datang. Mengabaikannya namun bertanya tanya mengapa ia tak juga kunjung bahagia. Padahal jalan satu-satunya untuk mengobati luka itu adalah dengan berdamai dan menghadapinya. Siapkah kamu?? 
Nordic Children's DHA

Beberapa hari yang lalu ada seorang temen yang minta rekomendasi suplemen untuk anaknya, gara-gara itu aku jadi keingetan kalau aku belum jadi review Nordic Children's DHA padahal dulu aku udah berjanji buat review. 

Suplemen pertama yang aku kasih Keira itu Moller's Tran rasa Tutti Frutti dan ternyata Keira nggak begitu suka. Akhirnya aku menutuskan buat ganti vitaminnya menjadi Nordic Children's DHA. Sengaja milih varian Children karena waktu itu umur Keira udah diatas 1 tahun, kalau masih di bawah 1 tahun bisa pakai varian baby ya.

Packaging
Botol gelap bikin isinya lebih terjaga

Nordic Children's DHA setauku punya dua varian,  Nordic Baby's DHA (usia dibawah 1 tahun) dan Nordic Children's DHA (usia 1-6 tahun). Nordic Baby's DHA kemasannya dilengkapi pipet untuk memudahkan pemberian sedang Nordic Children's DHA kemasannya berbentuk botol. Baik varian baby maupun Children, dua-duanya menggunakan botol warna biru gelap sehingga kualitas suplemen yang ada di dalamnya lebih terjaga. Meski begitu, setelah dibuka Nordic harus langsung masuk kulkas ya dan sebaiknya dihabiskan dalam waktu 3 bulan.

Komposisi

Untuk kandungan suplemen jika dibanding dengan Moller Trans varian vitaminnya lebih banyak Moller Trans (ada vitamin A,D,E) dan kandungan total omega 3 nya lebih tinggi Moller Trans (total 1.2g/serving). Namun varian kandungan omega 3 di Nordic Children's DHA lebih banyak karena ada tambahan 'Other Omega 3' selain EPA dan DHA sedang Moller Trans hanya mengandung EPA dan DHA saja. Yaaaa meski nggak jelas juga 'Other Omega 3' itu apa sih.

Tekstur
Tekstur Nordic Children's DHA

Nah meski kandungan suplemennya lebih lengkap moller tapi untuk urusan aroma dan tingkat keamisan, menurutku Nordic Children's DHA lebih unggul! Entah kenapa aroma Tutti Fruttinya si Moler terkesan lebih artifisial dibanding aroma Strawberynya si Nordic. Dan meski aroma ini akan dengan cepat menguap dan berganti menjadi bau amis khas minyak ikan beberapa detik setelah bertemu udara bebas atau disuap ke mulut namun bau amis Nordic Children's DHA lebih mudah diterima hidung alias nggak seamis moller. Cuma yhaaaa dua-duanya tetep susah ilang ya bunda kalo kena baju. Jadi sebaiknya minumin anaknya pas anak mau mandi dalam kondisi anak nggak pakai baju, atau kalo bajunya udah kena silahkan dicuci dengan cara dipisah dengan baju lain. Sebab kalau mbok campur, nanti semua baju akan jadi amis mambu minyak ikan.

Untuk rasa sebenernya dua-duanya mirip sih, nggak ada rasa dan nyeteg/bikin pengen batuk ketika sampai ditenggorokan. Warna dan teksturnya  juga hampir sama, cair, dengan warna bening kekuningan. Cuma entah kenapa Keira lebih suka dan lebih doyan minum Nordic Children's DHA, mungkin karena aromanya yang nggak begitu amis. Dulu waktu jamannya aku kasih dia Moller's Tran, minuminnya harus banget pakai drama kumbara tapi kalau Nordic Children's DHA dia mangap dengan sukarela. Yaaaaa tapi semua anak kan beda ya, apa yang Keira suka bisa jadi anak lain nggak suka. 

Dosis dan Pemberian

Nordic's Children DHA ini sebenernya ada dua jenis, cair (untuk usia 1-6th) dan softgel (usia 3-6th) Aku pakai yang cair karena di Indonesia kayaknya lebih mudah nyari yang cair. Lagipula kalau cair kan anaknya nelennya lebih gampang juga dibanding kalau softgel, lagian Keira masih 2.5 tahun hehehehe. Untuk dosisnya aku kasih 1 x 5ml setelah dia berusia 2 tahun, kalau dulu pas belum 2 tahun 1x 2.5ml.

Meski harusnya tiap hari dikasih, tapi kadang kalo dikasih tiap hari anaknya bosen juga. Jadi kadang aku kasih 2 hari sekali, atau kalo pas butuh banget dikasih setiap hari (pas cuaca buruk, pas lagi banyak aktivitas, pas banyak yang sakit) aku ngakalinnya kasih Nordic Children's DHA lalu setelahnya kasih minuman yang segar rasanya, biasa sih kasih jus jeruk dia udah bahagia.

Performa

Karena ini bukanlah penambah nafsu makan jadi ya sama kayak moller trans, pemberian suplemen ini nggak ngefek banyak ke nafsu makan Keira. Cuma semenjak minum Nordic Children's DHA Keira jadi nggak gampang sakit. Waktu di Sumba, cuacanya sering siang super panas dan debuan malam super dingin tapi dia baik-baik aja. Belum lagi kami sering berenang di pantai sampai dia dingin dan kulitnya kebiruan saking dinginnya, tapi dia juga nggak pilek atau demam.

Namun karena aku merasa nggak selalu bisa ngasih makanan 4 sehat 5 sempurna ke Keira dan dia juga seringan nggak mood makan dan jatuhnya ngemil aneka rupa jajanan, Suplemen seperti ini membantu banget buat memastikan dia dapat nutrisi cukup. Ya at least meski nggak makan ikan tiap hari, tapi dia tetap terpapar omega 3.

Nordic Children's DHA ini bisa di beli di e-commerce karena aku belum nemu di Watson/Guardian/Apotek lokal. Untuk yang Children ada dua ukuran 237 ml dan 119 ml. Untuk harga jelas hemat kalau beli ukuran besar tapi buat jaga-jaga kalau anaknya nggak doyan, beli yang size kecil dulu aja. 

Harga :
237 ml, sekitar Rp 440.000 
119 ml, sekitar Rp 280.000



The Ordinary Lactic Acid 5% & HA 2%

Haloooo~
Kali ini aku mau review salah satu serum exfoliant yang aku pakai yaitu The Ordinary Lactic Acid 5% & HA 2%. Lactic Acid ini termasuk golongan AHA dan Lactic Acid berasal dari susu. Lactic Acid berguna untuk mengurangi hiperpigmentasi, flek hitam, mengecilkan pori, mencerahkan dan tentunya mencegah dan mengurangi munculnya tanda-tanda penuaan. Dibandingkan jenis AHA yang lain seperti Glycolic Acid dan Citric Acid, Lactic Acid memiliki konsistensi yang paling mild sehingga cocok untuk kulit sensitif. 

Selain itu The Ordinary Lactic Acid 5 % & HA 2 % ini juga mengandung Tasmanian Pepperberry yang berfungsi untuk mengurangi tanda-tanda inflamasi yang biasanya muncul saat kita memakai produk eksfoliasi. Karena itu menurutku, The Ordinary varian ini cocok buat mereka yang baru mau coba-coba pakai produk exfoliant tapi takut kulitnya sensitif atau belum pernah pakai produk sejenis.

Packaging
Packagingnya khas dan standar the Ordinary, botol doff dengan tulisan dan pipet warna putih. Semua botol Ordinary kayaknya memang begini, jadi kalau punya banyak varian harus beneran dibaca labelnya supaya nggak keliru. 

Tekstur
Tekstur cair dengan warna agak kekuningan

Tekstur The Ordinary Lactic Acid 5% & HA 2 % ini cair dengan warna yang agak kekuningan, konon warnanya ini akibat dari adanya kandungan Tasmanian Pepperberry di dalamnya. Cuma, The Ordinary mengaku sudah melakukan perubahan formulasi sehingga formula yang baru lebih stabil. Selain itu The Ordinary 5% & HA 2% ini agak pliket ya kalau dipakai dan baunya agak asem. 

Komposisi
Aqua (Water), Lactic Acid, Glycerin, Pentylene Glycol, Propanediol, Sodium Hyaluronate Crosspolymer, Tasmania Lanceolata Fruit/Leaf Extraxt, Acacia Senegal Gum, Xanthan Gum, Isoceteth-20, Trisodium Ethylenediamine Disuccinate, Sodium Hydroxide, Ethylhexylglycerin, 1.2-Hexanediol, Caprylyl Glycol.


Cara Pemakaian
Karena mengandung AHA maka sebaiknya The Ordinary 5% & HA 2% ini dipakai saat malam saja, karena AHA membuat kulit kita menjadi lebih sensitif dan mudah terkena sunburn. Sehingga WAJIB banget pakai sunblock di pagi hari kalau malamnya pakai The Ordinary 5% & HA 2 %. Untuk pemakaian pertama, The Ordinary 5% & HA 2 % ini bisa di campur dulu dengan produk lain untuk mengurangi efek exfoliantnya sampai kulit kita terbiasa. 

Performa

PH the Ordinary Lactic Acid 5% & HA 2 % ini 3.8 sehingga pas untuk kulit kita. Karena aku juga pakai The Ordinary Glycolic Acid 7% Toning Solution sebagai Exfoliation Toner aku nggak pakai Lactic Acid setiap hari.  The Ordinary Lactic Acid 5% ini bener-bener mild ya, jadi nggak ada reaksi perih atau kulit jadi merah-merah kalau di kulitku. Cuma sayang dia agak pliket gitu jadi step skincare selanjutnya agak nunggu lama pemakaiannya. Untuk hasil akhirnya, di kulitku sih The Ordinary Lactic Acid 5% ini kurang nampol, mungkin karena aku udah biasa pakai acid yang kadarnya lebih tinggi. Cuma efek menghaluskan, mencerahkan, dan mengurangi penampakan pori-pori memang ada walaupun nggak se 'cling' acid yang lain. Yang paling aku suka dari pakai Acid adalah wajah jadi nggak bluwek karena Acid mengangkat sel-sel kulit mati. Tapi walau bikin muka glowing cerah berseri, Acid sebaiknya nggak dipakai berlebihan ya karena kulit akan jadi sensitif dan mudah terbakar sinar matahari. Alih-alih cerah, nanti kulitnya malah jadi gosong.

Harga yang ditawarkan cukup terjangkau sih buat yang mau coba-coba pakai acid, Rp 130.000- 150.000 untuk ukuran 30 ml.

Kesimpulan
Plus :
+Formulanya mild cocok untuk kulit sensitif
+ Mengecilkan pori-pori
+ Mencerahkan wajah

Minus :
- Agak lengket/Pliket
-Tidak menghilangkan bekas luka/flek hitam

REPURCHASE? No, karena aku butuh acid yang lebih strong.

Disclaimer : Semua review yang aku buat merupakan produk yang aku beli sendiri dan benar-benar aku coba sendiri. Tidak semua orang memiliki kulit yang sama dan reaksi pada tiap orang bisa jadi berbeda,selain itu setiap orang juga memiliki reaksi alergi yang berbeda-beda. Sebainya lakukan patch test atau mengecek komposisi sebelum mencoba suatu produk.