Money Talk : Perencanaan Keuangan 2.0 (Budgeting)


Photo by rawpixel.com from Pexels

Jaman dahulu banget aku udah pernah membahas soal Frugal living dan soal perencanaan keuangan, nah kali ini aku akan bahas kelanjutannya yang tentunya masih berhubungan erat dengan bahasan sebelumnya. Menurutku budgeting atau yang dalam bahasa Indonesia disebut anggaran memegang peranan penting dalam perencanaan keuangan. Budgeting akan membantu kita menentukan goal sekaligus berfungsi sebagai 'rem' yang bisa menyelamatkan kita dari kebangkrutan.

Misalnya nih, kita merencanakan berganti handphone setiap 5 tahun sekali dengan perkiraan harga sekian juta, maka kita bisa menghitung berapa budget yang harus kita sisihkan setiap bulan hingga waktu berganti handphone tiba. Tentunya hal ini akan meringankan 'beban' kita di masa depan ketika waktu berganti handphone tiba. Contoh lainnya misalnya kita sudah menentukan budget untuk makan adalah sekian juta perbulan, maka ketika jumlah pengeluaran untuk makan sudah memasuki tanda-tanda mendekati budget kita bisa lebih berhemat dan mengurangi makan di tempat fancy.

Aku sendiri sudah menggunakan metode budgeting ini jauh sebelum menikah, walaupun saat itu budgetingku masih sangat sederhana cuma terbagi atas : Sedekah, biaya sehari-hari, tabungan dan biaya hura-hura. Dulu ketika jatah biaya huta-hura sudah hampir habis akhirnya ya cuma ndekem aja di kost. Sayangnya dulu porsi hura-hura masih lebih banyak dibanding porsi menabung dan sekarang aku rada-rada menyesal. Sebab, ternyata masa-masa single adalah periode emas untuk menabung. Sekarang ketika udah punya anak mau nabung lebih susah lagi karena kebutuhan dan kewajiban menjadi lebih banyak. Makanya, bagi yang masih single bukan berarti kamu bisa leha-leha ya, kamu tetep harus memperhatikan pengaturan keuangan.

Seberapa besarnya angka dalam anggaran tentunya menyesuaikan kebutuhan dan pemasukan. Jangan sampai besar pasak daripada tiang. Selain itu, budgeting  sebaiknya juga memperhatikan skala prioritas kebutuhan, jangan hura-hura trus habis itu makan nasi garem. Sedih kan jadinya. Nah, untuk mempermudah budgeting, pos-pos pengeluaranmu bisa kamu bagi menjadi seperti berikut:

1, Pengeluaran Primer
Pengeluaran primer adalah kebutuhan hidup yang harus dipenuhi supaya kita bisa tetap bertahan hidup.  Yang termasuk dalam kebutuhan primer misalnya belanja bulanan, transportasi, listrik, air, internet, perpuluhan/zakat, dll.

Menurutku angka pengeluaran primer ini cenderung tetap setiap bulannya dan merupakan kebutuhan yang pertama kali wajib dipenuhi sebelum beranjak ke kebutuhan lain. Jadi, kebutuhan primer bisa dijadikan langkah awal untuk belajar budgeting.

2. Kewajiban
Kewajiban adalah pengeluaran yang harus dibayarkan kepada pihak lain untuk menerima manfaat/fasilitas dari pihak tersebut. Yang termasuk kewajiban misalnya : Premi asuransi, biaya pajak, cicilan hutang, biaya ART, biaya spp anak, dll.

Kewajiban biasanya juga cenderung tetap setiap bulannya dan karena judulnya kewajiban maka pos ini juga wajib dipenuhi terlebih dulu sebelum kita memenuhi kebutuhan yang lain.

3. Pengeluaran Sekunder
Pengeluaran sekunder termasuk pengeluaran yang penting nggak penting, maksudnya kalau misalnya kondisi keuangan kita sedang buruk pos ini bisa dikurangi atau disesuaikan dengan kondisi kita. Kekurangan dana dalam pos ini biasanya tetap akan membuat kita bertahan hidup, palingan cuma berasa kurang kece atau kurang hits aja. Tapi ingat bersyukur! Selama pengeluaran primer masih bisa tercover sebenernya kamu baik-baik saja kok.

Yang termasuk pengeluaran sekunder misalnya Skincare, make up, liburan, anggaran shopping hura-hura, anggaran nongkrong, hiburan, biaya langganan netflix, hadiah dll. Pengeluaran sekunder termasuk pos yang tidak stabil, bisa dikurangi tapi kalau bisa jangan terlalu banyak ditambahin. Selain itu pos ini sebaiknya dipenuhi setelah pengeluaran primer dan kewajiban beres.

4. Tabungan/Investasi
Meski letaknya diposisi paling akhir namun menurutku tabungan sebaiknya diperlakukan seperti kewajiban, alias wajib menabung setiap bulan. Kebanyakan orang merasa menabung itu ya kalau uangnya sisa, kalau nggak sisa ngapain nabung? Padahal uangnya bisa aja nggak sisa kalau pengeluaran sekundernya digedein sampai maksimal. Sedangkan pengeluaran sekunder itu kan bisa diatur-atur, dikurangi, dicukup-cukupin sehingga kita punya dana untuk ditabung. Jadi aku sama sekali nggak setuju soal konsep menabung uang yang sisa, aku lebih suka menabung dulu baru sisanya di atur sesuai kebutuhan. 

Aku juga kurang setuju dengan konsep menabung dengan persentase, misalnya menabung 10% dari pendapatan. Gini lho, pengeluaran primer dan keajiban itu kan jumlahnya cenderung tetap sedangkan pengeluaran sekunder juga bisa diatur-atur supaya nggak terlalu berlebihan. Nah ketika gaji/pendapatan kita naik dan kita menggunakan prinsip persentase maka otomatis persentase untuk pengeluaran primer akan naik juga kan? padahal aslinya nggak perlu-perlu amat.

Gampangnya gini, misal pendapatan kita 10 juta/bulan, jika menggunakan persentasi maka jatah tabungan kita hanya 1 juta/bulan (misalnya 10%) sedangkan sisanya untuk pengeluaran 9 juta/bulan (pengeluaran primer, sekunder, kewajiban). Terus ternyata kita naik pangkat nih, atau usaha kita mengalami kenaikan pesat jadinya pendapatan kita naik jadi 15 juta/bulan. Jika kita menggunakan sistem persentase maka jumlah anggaran tabungan kita sekarang jadi 1,5 juta/ bulan, sisanya sebanyak 13.5 juta/bulan untuk pengeluaran primer, kewajiban dan sekunder. Padahal kan aslinya kita cuma ngabisin 9 juta aja perbulan, terus selisihnya yang 4.5 juta gimana dong? ya akhirnya akan kita habiskan dengan menaikan gaya hidup kita. Tadinya beli baju di Matahari jadi beli di Centro, tadinya makan bakmi tek-tek pinggir jalan jadi makan bakmi GM, tadinya belanja di pasar tradisional jadinya belanja di Hypermart, tadinya naik avanza jadi naik pajero. Sementara itu... tabungan cuma nambah 500 ribu saja. Coba kalau kita nggak pakai model budgeting persentase, bisa kali yang 4.5 juta masuk tabungan juga dan kita tetap hidup dengan 9 juta/bulan. Kan enak tuh nabung 6jt/bulan, apalagi ditabungnya di saham perusahaan yang bagus atau dibelikan SBR punya pemerintah. Wuuuuih cepet kaya nanti. 

Tabungan/investasi sendiri banyak macamnya tapi tetap harus tentukan tujuan nabung itu mau buat apa dan goals angkanya berapa.Tujuan tabungan antara lain Tabungan dana pendidikan, tabungan dana pensiun, tabungan dana traveling, dll Sedang tabungan bisa berupa deposito, tabungan biasa, SBR, Reksadana dan bisa juga menabung saham.

Nah setelah mengelompokan pengeluaran dan mendapat gambaran berapa pengeluaran kita, setiap mendapat gaji/pendapatan/bonus kita tinggal mengalokasikannya ke pos-pos pengeluaran tersebut. Kuncinya adalah disiplin, kalau nggak masuk budget yang jangan dipaksakan. Jangan sampai kesenangan jangka pendek berakibat sengsara berkepanjangan kemudian. Sistem alokasi pun beda-beda, ada yang menarik semua uangnya lalu dimasukin amplop/dompet untuk masing-masing pos, ada yang langsung ditransfer di rekening lain atau pindah ke emoney, ada yang menggunakan aplikasi di smartphone untuk memudahkan tracking keuangannya, dll. Namun semua prinsipnya sama, tidak membelanjakan lebih dari yang seharusnya.

Selamat mencoba budgeting!

Note : Btw bagi yang ingin merencanakan Keuangan bisa baca buku Jouska The Principles of Personal Finance, bukunya mudah dipahami kok. Untuk sinopsis bukunya bisa dibaca Disini .

0 komentar:

Post a Comment

Feel free to ask anything, leave your comment. No SARA please :)