Tips Bepergian Bersama Balita Dengan Transportasi Umum

Naik bus tingkat di Jakarta

Hai, kali ini kita akan ngobrolin soal transportasi umum karena sebentar lagi adalah waktunya mudik. Tentu saja nggak semua orang mudik dengan kendaraan pribadi pasti ada juga kan yang memakai transportasi umum. 

Sebenernya aku pribadi sedikit parno naik transportasi umum sendirian, pasalnya waktu kelas 3 SMP aku pernah punya pengalaman tidak menyenangkan saat berada di angkutan umum. Waktu itu aku duduk di sebelah bapak-bapak yang tangannya sedikit usil pegang sana-sini, sejak saat itu aku mikir sejuta kali kalau mau naik transportasi umum. Bahkan sampai sekarang aku suka stress dan pengen nangis  kalau naik transportasi umum trus ada bapak-bapak atau mas-mas yang kelihatan seram. Pertama kali aku mau naik transportasi umum lagi adalah saat aku pergi ke Bali untuk ketemu sama ayah Keira dan kakak sepupuku. Waktu itu tetep aja rasanya mau nangis karena bepergian sendirian naik transportasi umum, walaupun aku sering menghibur diri kalau yang naik pesawat pastilah tangannya nggak akan usil. Setelah menikah aku cukup sering naik transportasi umum bareng suami, tapi karena sama suami rasanya lebih tenang dan aman. Ya walaupun kalau kami duduknya jauhan, aku tetep stress sih.

Meski punya ketakutan yang lumayan tapi toh aku tetep bertekad ngajarin Keira naik transportasi umum. Alasannya supaya dia nggak tumbuh jadi princess yang taunya cuma yang enak-enak doang. Transportasi umum pertama yang Keira naiki adalah pesawat, lalu kereta api, bus dan baru baru ini KRL serta ojek online. Eh ojek online masuk transportasi umum nggak ya? anggep aja masuk lah. Hehehehehe Berhubung ayah Keira kerjanya nomaden dan kami juga suka bepergian maka otomatis kami jadi sering naik transportasi umum. Selain karena harganya relatif terjangkau juga karena kami ingin mengajari Keira cara hidup sederhana. Kami berharap kelak ketika dewasa Keira tumbuh menjadi anak yang tangguh, yang nggak masalah desak-desakan di bis kota atau jalan kaki ke stasiun, yang nggak masalah meski naik kendaraan tanpa AC dengan aroma keringat orang lain. Kami tidak mau Keira tumbuh menjadi wanita yang segalanya harus serba mewah dan ekslusif. Yah, meski sebenarnya diam-diam aku suka panik kalau kami naik bus tapi demi Keira apa sih yang nggak?

Nah karena terbiasa naik transportasi umum sama Keira, lama-lama aku jadi paham apa saja sih yang harus disiapkan ketika memutuskan bepergian naik transportasi umum bersama anak balita. Tentunya naik transportasi umum tidak senyaman dan sefleksibel naik kendaraan pribadi sehingga ada beberapa tips dan trik yang sebaiknya diperhatikan saat mengajak anak naik transportasi umum. Apa saja itu?

1. Beritahu anak jauh-jauh hari.
Beritahu anak jauh-jauh hari kalau dia akan diajak naik transportasi umum, minimal 2 minggu sebelumnya. Kenalkan anak dengan menceritakan transportasi apa yang akan digunakan, dimana mereka akan naik dan tujuannya mau kemana. Aku pribadi biasanya menjelaskan secara detail. Misalnya kami akan naik bus maka aku akan menceritakan tentang halte, garasi, terminal, bentuk bus, sopir, kondektur, bagaimana duduknya nanti, apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan di dalm bus, berapa lama naik bus, mau kemana, dengan siapa saja dan seterusnya. Penjelasan ini akan membuat anak memiliki sedikit gambaran tentang apa yang akan dia lakukan dan hadapi. Meski begitu penjelasan ini tidak bisa dilakukan sekali saja, lakukan berulang kali misalnya menjelang tidur atau saat melihat gambar transportasi umum.

2. Usahakan anak dalam kondisi sehat.
Usahakan anak dalam kondisi sehat saat naik transportasi umum karena tentunya saat naik transportasi umum anak akan lebih lelah dan bertemu dengan orang banyak yang bisa saja sedang membawa penyakit seperti flu. Minimal 2 minggu sebelum bepergian beri anak vitamin ekstra atau kurangi aktivitas yang beresiko membuat anak sakit. Biasanya sih kalau sudah tahu mau diajak pergi Keira lebih sering di rumah, jarang jajan makanan atau minuman yang berpotensi bikin batuk dan lebih bisa direm keinginannya untuk main air.

3. Pergi saat jam tidur anak
Untuk mengurangi resiko tidak diinginkan seperti anak rewel, mabuk darat/mabuk udara, kita bisa mengajak anak bepergiaan saat jam dia tidur. Kita tentunya sudah hafal kira-kira jam berapa dia biasa tidur siang atau kita bisa bepergian saat malam hari jika perjalanannya cukup jauh dan memakan waktu berjam-jam. Saat anak tidur, kemungkinan untuk rewel menjadi berkurang kan?

4. Bawa tass serba ada.
Selain koper atau tas yang memuat seluruh barang bawaan biasanya aku membawa tas yang ukurannya lebih kecil dan mudah dibawa. Tas ini biasanya berisi perlengkapan darurat seperti obat-obatan, baju ganti, tissu, maupun mainan, gadget, power bank, makanan ringan, minuman dan susu. Selain baju ekstra untuk anak biasanya aku juga membawa kaos ekstra untukku juga obat pusing, minyak angin dan obat masuk angin. Hal itu dikarenakan biasanya ketika Keira muntah, bajuku juga ikut terkena muntahan dan biasanya aku jadi pusing ketika mencium bau muntahan. Tas serba ada ini memudahkan ketika kita butuh sesuatu, jadi nggak perlu bongkar bongkar koper.

5. Jelaskan pada anak hal-hal yang dialami di perjalanan
Selama di perjalanan jelaskan apa yang kita temui dan hadapi. Jelaskan tentang transportasi yang kita gunakan, apa nama pengemudinya, di mana berhentinya. Misalnya ada orang yang berbaik hati memberikan tempat duduk untuk kita, kita juga bisa menjadikannya contoh perbuatan yang baik untuk anak kita. Kita juga bisa mengajarinya mengantre, membuang sampah pada tempatnya, dan masih banyak lagi. Perjalanan yang yampaknya sederhana bisa menjadi 'sekolah' yang menyenangkan untuk anak!

6. Lakukan hal-hal menyenangkan di perjalanan
Selain menggunakan kondisi sebagai sarana pembelajaran anak, kita juga bisa melakukan hal-hal lain untuk membunuh rasa bosan yang mungkin dialami sang anak. Misalnya kita bisa mengajak dia bernyanyi, bermain boneka atau robot-robotan, mendongeng, dan lain-lain. Usahakan perhatian anak teralihkan dengan baik jika dia mulai merasa bosan.

Hal-hal di atas biasanya sukses membuat Keira betah di perjalanan, biasanya setelah perjalanan usai pun dia msih sering mengajak ibu atau ayahnya bercerita soal perjalanan tersebut. Semoga perjalanan kamu dan sekeluarga juga menyenangkan ya!

0 komentar:

Post a Comment

Feel free to ask anything, leave your comment. No SARA please :)