Gadget Pada Anak, Yeay or Nay?

Kids Nowdays


Today, gadget sometimes be the best nanny we ever have. 
Tinggal kasih gadget ke anak, setelin youtube atau bukain games dan si ibu bisa nonton drakor menyelesaikan pekerjaan dengan tenang. Sounds familiar? ya.. ya.. kamu nggak sendirian, percayalah kamu punya buanyak teman seperjuangan. Mau gimana lagi, nyatanya anak yang biasanya pethakilan akan duduk anteng ketika tangannya memegang gadget. 

Namun sebenarnya seberapa jauh batas wajar anak boleh bermain gadget? apakah gadget memiliki dampak negatif atau positif? Beberapa saat lalu ada video beredar tentang seorang anak yang matanya memerah akibat terlalu sering bermain gadget hingga akhirnya sang ibu membawanya ke rumah sakit. Di sekitar kita anak-anak dengan fasihnya berucap " Halo gaeesssss~~" atau bahkan " Ahsiaaaaaaap" seperti mas AHA yang berkacamata itu. Di sisi lain, banyak anak yang mampu berbicara bahasa inggris, hafal beberapa lagu, bisa berhitung semua karena gadget. Jadi kesimpulannya, seperti hal lain di muka bumi ini gadget pun punya sisi positif dan negatif.

Dulu aku sendiri berniat baru mengenalkan gadget ketika keira masuk usia sekolah, dan gagal total. Akhirnya aku Yay untuk gadget pada anak. Ya gimana ya, para generasi Z ini dari ceprot lahir udah kenal gadget minimal jadi bahan pota-poto orang-orang disekitar mereka. Terus gimana anaknya mau no gadget kalo ibu bapaknya juga masih gadgetan sheyeeeeeeng~ ( nggak cuma main game atau nonton, mamak jaman sekarang belanja aja pakai handphone kan?). Belum lagi teman-teman dia yang juga main gadget, neneknya, tantenya, semuanya. Jadi ya bhay aja lah mau no gadget. susahnya ngalahin diet ya kan? Akhirnya aku bikin beberapa batasan dan tindakan supaya Keira nggak kecanduan gadget. Semoga tulisan kali ini bisa sedikit memberi inspirasi bagi ibu-ibu yang juga ngasih gadget buat anaknya. 

1. Memberi Batasan Waktu
Kita harus tegas memberi batasan waktu bahkan jika perlu menegoisasikan hal ini dengan si bocah. Batasan yang dibuat bisa berupa aturan berapa jam sehari dia boleh mainan gadget atau berapa kali seminggu dia boleh main gadget. Biasanya untuk memudahkan pembatasan aku sengaja menggunakan paket data harian, sekian GB/MB perhari. Sehingga jika paket data habis, ya udah bye si anak nggak bisa mainan gadget lagi. Cara lain adalah dengan sengaja tidak mengcharge si gadget saat malam hari, sehingga mau nggak mau ketika siang hari si anak cuma bisa main sebentar karena baterainya keburu habis. Namun ketika dua cara tersebut gagal, ya terpaksa pakai jurus ngomong dengan sedikit tegass sambil mengingatkan akibat jika terlalu banyak mainan gadget.

2. Beri Contoh Tindakan
Teladan yang baik katanya adalah perilaku, jadi kalau ingin anaknya nggak mainan gadget ya jangan keseringan main gadget di depan sang anak. Karena berasa lucu nggak sih kalau kamu melakukan apa yang kamu larang? Kamu harus walk the talk meski itu hanya sekedar pencitraan. Keira kadang suka bilang " Aku stop kalau ibu stop ya." ketika kami sedang sama-sama megang gadget, kalau udah gitu ya mau nggak mau kuletakan dulu gadgetku walau ada sejuta whatsapp yang perlu di balas.

3. Download Aplikasi Yang Kids Friendly
Sekarang sudah banyak aplikasi khusus anak, bahkan youtube pun mengeluarkan versi Youtube Kids yang bebas iklan. Sebab kadang Youtube versi asli ikannya suka iklan dewasa meski video yang dilihat adalah video anak-anak. Youtube versi kids ini juga bisa diatur supaya mati setelah sekian menit. Di play store atau app store juga sudah banyak sekali games edukatif yang bagus untu perkembangan anak, misalnya games mengenal warna, musik, puzzle, mewarnai dan masih banyak lagi. Beberapa smartphone malah sudah dilengkapi fitur guest mode yang membuat kita bisa mengatur apa saja yang bisa dilihat oleh si anak ketika membuka smartphone kita.

4. Jelaskan Sisi Negatif Gadget
Meski tidak dipungkiri gadget punya banyak sisi positif namun tentunya dia punya sisi negatif. Jelaskan dan ingatkan pada anak apa sisi negatif jika terlalu banyak main gadget, misalnya mata memerah, kepala pening, fokus menurun, jadi nggak punya teman, kurang gerak sehingga mudah sakit dan seterusnya. Kalau perlu tunjukan contoh atau bukti akibat jika terlalu banyak bermain gadget/games.

5. Jangan Gunakan Gadget Sebagai Hadiah, Excuse atau Emergency Resque
"Nanti kalau mau makan boleh deh lihat handphone..." mungkin kita sering menawarkan handphone sebagai iming-iming atas suatu perilaku anak, atau malah hukuman. Kadang juga ketika dia rewel, tantrum atau tak bisa diatur kita menawarkan gadget sebagai solusi. Namun lama kelamaan bisa jadi, anak kita yang cerdas menjadikannya sebagai senjata. Dia mau makan hanya jika diperbolehkan main gadget, dia jadi tantrum karena tahu nanti dia akan diberi gadget. Nggak mau kan gadget jadi senjata makan tuan, Bunda?

6. Perbanyak Aktivitas di Luar Ruangan
Untuk mengalihkan anak dari dunia maya, ajak anak bermain diluar ruangan. Ajak dia berkebun, bersepeda, atau ijinkan dia bermain dengan teman sebaya. Walau mungkin untuk semua aktivitas itu kita perlu mencuci baju kotor lebih banyak dari biasa dan merapikan rumah lebih sering dari biasanya namun percayalah its totally worth it!

Sejauh ini enam hal tersebut bisa membantu Keira sehingga dia nggak begitu kecanduan main gadget. Yah, meski dalam perjalannya tentu nggak semulus jalan tol. Pasti selalu ada drama nangislah, ngambek lah, gadgetnya harus diumpetin lah, tapi setidaknya sekarang dia cukup mengerti batasan. Malah kadang dia bosan sendiri dan minta mainan yang lain. Semoga kita bisa menjadikan teknologi sebagai teman baik yang membantu dan bukannya musuh dalam selimut ya. Happy Parenting!!





0 komentar:

Post a Comment

Feel free to ask anything, leave your comment. No SARA please :)