Mengatasi Anak Susah Makan a.k.a GTM

Nggak mau Bu!

Gerakan tutup mulut alias GTM pasti pernah dialami oleh ibu-ibu beranak balita minimal satu kali selama periode 5 tahun pertama kehidupan. Iya apa iya? Kadang ada yang tetep buka mulut tapi habis itu makanannya disembur atau diemut sampai sinetron cinta fitri sesion terakhir tamat. Ya suka nggak suka, mau nggak mau memang kayaknya fase anak menolak makan ini akan selalu ada dari jaman nenek moyang dulu sampai sekarang. 

GTM ini kadang bikin ibu-ibu stress, udahlah anak dikatain kurus sama tetangga, si ibu udah masak aneka resep mulai dari resep warisan orangtua sampai resep hasil nyontek selebgram yang anaknya nampak lahap makan semua masakan ibunya eh anaknya tetep nggak mau makan. Udah nyoba segala cara : disuapin, diBLWin, diajak keliling kampung, eh tetep aja dia nggak mau makan! Geregetan? Samaaaaa!!

Keira itu sering banget GTM, dia juga nggak mau makan dengan menu yang sama dalam satu hari. Kalau sehari makan tiga kali ya harus ganti lauk tiga kali. Udah gitu Keira itu terbilang langsing, meski sebenarnya dalam buku KMS grafik berat badannya ada di garis hijau dan anaknya sehat-sehat aja you know lah, kebanyakan orang masih mengasumsikan anak yang sehat dan lucu itu adalah anak yang gemuk. Giliran menilai dirinya sendiri, timbangan nambah setengah kilo aja udah panik mau diet. Piye to karepmu?

Aku udah pernah cerita soal MPASInya Keira, kali ini aku akan sedikit berbagi soal bagaimana caraku mengatasi GTMnya Keira. Cuma yang perlu diingat, setiap anak itu bebeda kepribadiannya jadi tolong jangan samakan anak kita berdua karena bapaknya aja udah jelas beda. Sesuaikan saja dengan kepribadian dan sifat masing-masing anak ya!

1. Perhatikan Kualitas bukan Kuantitas
Sebagai ibu kadang kita ingin anak kita makan lahap dan banyak, minimal porsi yang kita siapkan licin tandas tak bersisa. Tapi yang namanya harapan kadang nggak sesuai kenyataan,oleh sebab itu kita sebaiknya benar-benar memikirkan kualitas makanan yang kita beri. Biasanya ketika Keira susah makan, aku memilih makanan-makanan superfood. Makanan yang dalam jumlah sedikit aja mengandung gizi yang banyak. Apalah gunanya anak makan banyak tapi gizinya nggak cukup, lebih baik anak makan sedikit tapi mencukupi kebutuhan gizinya. Untuk panduan gizi seimbang bisa di download di sini.

Kualitas di sini juga berarti rasa makanan yang wajar dan manusiawi. Kadang dengan perkembangan informasi yang begitu pesat tentang segala penyakit yang ada, kita jadi was-was mau memberi gula, garam, dan penyedap rasa untuk makanan anak. hasilnya makanan anak pun jadi hambar, padahal kita sendiri kalau dihadapkan pada makanan yang hambar bisa saja kita juga kehilangan selera makan seperti anak kita. Jika ibu adalah penganut no gulgar no micin, setidaknya gunakan perasa alami yang ada sehingga rasa makanan anak cukup manusiawi untuk dimakan.

2. Ubah Variasi makanan
Anak kita itu juga manusia seperti kita yang punya rasa bosan oleh sebab itu variasi makanan itu penting! Variasi makanan ini mencakup : jenis dan bahan pangan, metode memasak, cara pemberian, tekstur makanan dan tampilan makanan.

Ya anggap aja kita, bosen juga kan kalo seandainya tiap hari kita suruh makan sayur kukus terus. Nah anak juga gitu, dia bisa bosan juga. Kadang ada yang GTM karena dia ingin naik tekstur, bosen makan bubur saring maunya makan yang ada teksturnya dikit. Ada yang bosen makan makanan yang dikukus, tapi jadi lahap ketika diberi makanan yang dipanggang. Ketika anak sudah lebih besar kita bisa memberi si anak dua pilihan makanan, sehingga dia akan merasa terlibat dan makan makanan pilihannya. Biasanya sih aku nanya langsung ke Keira , " Mau makan A atau B?" Ada juga kalanya si anak nggak mau disuapin, maunya makan sendiri dan hasilnya lebih lahap ketika dia makan sendiri.

Jadi coba yang anaknya baru GTM ubah menu, tampilan, tekstur,cara memasak, dan cara pemberian. Memang sebagai ibu yang punya anak balita, kemampuan menyajikan makanan yang menarik untuk dimakan anak itu sangat perlu untuk dimiliki.

3. Perhatikan Waktu Makan
Gimana perasaan kamu kalau tiap detik, menit, jam disuruh makan? Tambah males! Anak juga gitu. Bangun tidur lalu jam 7 makan, makannya ternyata memakan waktu dua jam. Jam 9 selesai mandi, mainan, jam 12 udah disuruh makan lagi. Anggaplah selesai jam 1 lalu tidur siang, bangun jam 3 sore, main sebentar, mandi lalu? Makan lagi.

Tolong dikurang-kurangi ya Ibu.

Cobalah memberikan waktu untuk makan selama 30-45 menit saja. Diluar jam itu jangan ingatkan terus anak untuk makan, nanti si anak makin merasa dipaksa dan jadi makin males. Akhirnya makin GTM deh! Ya kayak kita waktu diajak balikan sama mantan yang nyebelin itu lho, semakin sering dia ngajak kita balikan semakin ilfeel dan males untuk balikan sama dia.

4. Beri Pengertian pada Anak
Percayalah anak kita itu pintar, dia akan mendengarkan dan menyimpan apa yang kita sampaikan dalam pikiran mereka. Beritahu anak untuk makan karena tubuhnya memerlukan nutrisi untuk berkembang, butuh energi untuk bermain, butuh kekuatan untuk menjalani kehidupan. Jika anak memiliki tokoh idola, kita bisa menggunakannya sebagai contoh. Misalnya, "Ayo makan, supaya punya tubuh kuat dan bisa berlari kencang seperti upin!" Atau "Ayo makan yang banyak supaya tubuhnya tumbuh besar dan bisa sekolah." Yah kira-kira begitulah. Lama-lama anak akan paham kalau makan memang merupakan kebutuhan hidup yang harus dipenuhi.

5. Ajak Anak Makan Bersama
Makan bersama-sama akan membuat anak paham kalau kita juga sama seperti dia : butuh makan. Anak akan memperhatikan bagaimana kita makan, apa yang kita makan, kapan saja kita makan dan akan menirunya. Kalau kedua orangtua sibuk dan tidak bisa makan bersama anak tiga kali sehari, setidaknya luangkan waktu libur untuk sekali-kali makan bersama.

6. Sabar!
Anak nggak mau makan itu memang bikin stress ibu-ibuk! Tapi percayalah semua ini akan berlalu, suatu saat si anak akan merasa lapar dan makan. Jika kita merasa stress berlebihan, depresi dan berujung emosi maka akhirnya proses GTM ini akan jadi seperti 'neraka' bagi kedua belah pihak. Si ibu yang merasa tertekan anaknya nggak mau makan, si anak yang merasa tertekan karena dipaksa makan. Sabar ibu-ibu, segala sesuatunya pasti ada solusinya kok. Jika seandainya segala cara sudah dicoba tapi belum berhasil, silahkan mengunjungi dokter anak dan ahli gizi terdekat. Mereka pasti dengan senang hati membantu ibu.

7. Snacking
Ini adalah jurus terakhir ketika Keira nggak doyan makan. Biasanya aku akan menyerah pasrah dan ngasih dia snack "berat" seperti roti, biskuit, arem-arem, donat, cake, brownies dan segala jenis snack berat lain. Pemberian snack ini diiringi dengan pemberian susu dan pemberian suplemen makanan seperti Nordic Children's DHA atau Moller's Tran plus tidak lupa diiringi doa supaya masa-masa GTM ini segera berakhir.

Nah setiap anak pasti akan ada masanya sendiri-sendiri, sebagai orangtua sebaiknya kita tidak hanya memaksakan apa yang benar sesuai teori tapi juga memperhatikan keinginan dan perasaan anak. Semoga anak kita selalu diberi kesehatan dan makin lahap makannya ya ibu-ibuk dan segera periksakan anak ke petugas kesehatan yang kompeten jika anak mulai menunjukan tanda-tanda keterlambatan tumbuh kembang atau bila GTMnya berlangsung dalam waktu yang sangat lama.

Salam cinta,
Xoxo

0 komentar:

Post a Comment

Feel free to ask anything, leave your comment. No SARA please :)