Si Rambut Keriting


Kali ini aku mau cerita soal rambut keritingku. Bagi yang temenan sama aku di facebook atau follow instagramku atau pernah ketemu aku beberapa saat lalu pasti tahu kalau sejak Januari 2017 rambutku jadi keriting-keriting emesh gitu. Nggak sedikit yang nanya, "Itu asli?" Atau "Lho rambutmu keriting to?" Atau memuji "Iihh rambutmu bagus ya! Asli?" Hmmm... Memang bagi yang nggak kenal aku dari kecil mesti nggak tahu kalau sesungguhnya rambutku itu keriting. 

Selama 13 tahun aku terjebak dalam definisi rambut cantik yang salah kaprah, dan semuanya berawal dari jaman aku SMP. Dulu pas masih lugu aku sih nggak peduli ya mau rambutku lurus atau keriting, panjang atau pendek. Kedua orangtuaku kan rambutnya keriting, jadi kalau rambutku keriting berarti bener dong aku anak mereka! Masalah muncul ketika aku masuk SMP. Secara SMPku waktu itu ada di ibukota kabupaten yang murid-muridnya lebih kekotaan dibandingkan aku yang berasal dari dusun di pesisir kidul gunungkidul. Akhirnya aku jadi semacam bahan bully'an, ditambah lagi karna dulu aku jalan kaki berangkat dan pulang sekolah maka kulitku jadi mbladus. Soalnya dulu aku jalannya jauh sih, kalau di jogja kira-kira dari xxi jalan solo ke mirota kampus, mayan kan kalo jalan kakinya jam satu siang?

Dulu temen SMPku sering manggil aku brimob alias brindil mobal mabul. Aku nggak ngerti sih kudu bersyukur karna mereka perhatian gitu sama rambutku atau malah membenci mereka karna mereka tidak menerimaku apa adanya. Even tough nilaiku cukup menonjol dibanding mereka tapi yeah kondisi fisik ini bikin mereka suka jahat sama aku. Entah maksud mereka itu bercanda atau mulutnya memang jahat, tapi apa yang mereka ucapkan itu ngaruh ke aku mentally and phisically. Pokoknya akhirnya aku jadi merasa rambut yang cantik itu ya yang lurus. Dan akhirnya aku mulai deh meluruskan rambutku. Btw sebenernya ada beberapa anak lain yang juga sering dibully sih, dan aku nggak ngerti apakah bullyan itu ngefek di mereka. Yang jelas setelah sekarang dewasa aku amati nih anak yang dibully ini malah jadinya lebih sukses daripada yang membully. See? Karma does exist. *Ketawa ngikik*

Sampai kelas tiga SMP aku masih rajin ngelurusin rambut, sampai-sampai aku pernah dipanggil guru karna dikira ngecat rambutku jadi merah. Padahal sungguh, aku cuma kebanyakan nyatok rambut aja koook! Pernah sih waktu kelas 3 aku potong rambutku karna rontok, tapi setelah itu ya lanjut lagi dilurusin terus. Awal masuk kuliah aku diputusin sama pacarku (cieee curhat!) dan mantanku ini langsung punya pacar lagi yang rambutnya item, lurus, dan panjang. Akhirnya definisi rambut cantik buatku bertambah, rambut cantik itu adalah rambut yang lurus, panjang dan item.

Sampai lulus kuliah dan masuk kerja aku tetep kekeuh dengan definisi rambut cantik versi mantan pacarku itu. Bahkan ketika aku deket sama orang yang suka sama cewek berambut pendek, aku tetep nggak mau potong rambut. Meski aslinya nih aku tetep bertanya-tanya, jadi rambut cantik itu rambut yang pendek?? Ya ampuun gebleg banget kan aku jaman dulu itu. *Tutupin muka* Nah sampai suatu hari hubunganku sama dia bubar jalan dan buat buang sial aku potong rambutku dari sepinggang jadi seleher. Gilaaa banget kaaan! Dan ternyata punya rambut segitu itu susah, kudu di blow biar nurut. Kalo kerja nanggung deh antara mau diburai apa dikuncir. Tapi teteup dong rambutnya dilurusin. Hahahah

Sampai akhirnya aku ketemu babang suami. Seumur-umur baru kali ini aku ketemu lelaki yang nggak ngomenin penampilanku. Mau aku pakai baju seksi-seksi, baju kebesaran, mau aku sendalan jepit atau pake high heels, mau aku make up atau hawul-hawulan, dia nggak pernah protes. Aku nggak ngerti sih, ini karena babang suamik itu kelewat cuek atau karna dia mencintaiku apa adanya. Tsaaaaah~ Suamiku itu ngomennya cuma, " Kok kamu cantik?" (Yang rasanya aku udah kayak melayang terbang) atau " Mbok kamu tu olahraga biar sehat, jangan males-malesan gitu deh!" Huakakakak tau aja sih aku senengnya gegoleran.

Waktu pacaran sama suami ya tetep sih aku ngelurusin rambut, karna semacam udah kebiasaan gitu. Bayangkan aku udah 13 tahun lho nglurusin rambut!! Sampai akhirnya kami menikah dan langsung dikasih Keira. Karena ibu hamil nggak boleh ngelurusin rambut akhirnya aku berniat beneran merawat rambutku dengan baik : rajin pakai hair oil (aku pakai dabur amla, castor oil dan vco), rajin maskeran, nggak nyatok rambut (ini lebih karena nggak sempet!). Tujuannya sederhana sih, supaya ranbutku cepet panjang, kuat dan sehat jadinya pas di lurusin nanti hasilnya bagus. Bhihik! Tetep ya niat mau nglurusin rambut.

Setelah Keira lahir, ternyata aku juga belum bisa ngelurusin rambut. Selain karena pro dan kontra boleh/enggak busui meluruskan rambut juga karena aku belum ada waktu. Eh tapi tapi... Kok rambutku tumbuhnya bagus ya? Item, tebel, lembut dan halus. Waktu itu rambutku bentuknya aneh sih, separuh lurus separuh keriting. Buat kamu yang ngelurusin rambut, kamu pasti tau fase ini. Fase dimana rambut sudah tumbuh keriting sementara bawahnya lurus. Jelek banget deh!!

Perlahan tapi pasti aku mulai tertarik buat baca-baca perawatan rambut keriting, metodenya gimana, nggak boleh diapain aja, kudu pakai perawatan apa, dll. Sempet nyasar di youtubenya gracia indri dan beberapa youtuber berambut keriting lainnya terus aku mulai jatuh cinta sama rambut keriting. Ketika akhirnya rambutku rontok parah karena menyusui, aku memberanikan diri buat memotong rambutku dan 'membuang' semua sisa rambut lurusku. 

Dan iam falling in love bangeeeeeeettt sama rambutku yang baru!! It feel so good!!

Terlebih lagi kalau tau cara perawatan rambut keriting yang benar, keritingnya bisa jadi bagus. Kriwil-kriwil gimana gitu. Mana lebih hemat lagi karna nggak perlu ngelurusin rambut tiap bulan. Deuu makin cingta deh sama rambutku. Sekarang aku bangga dong kemana aja mengurai rambut keritingku. Aku merasa istimewa, karna nggak semua orang rambutnya keriting kan? Pun rambut keriting itu enaaaak banget, aku nggak perlu sering-sering nyisir rambutku. Bangun tidur tinggal sisir jari doang lalu pergi. Hehehe love banget deh! 

Moral of the story : 
Pertama, jangan suka ngebully orang, walaupun kamu cuma bercanda. Karena itu beneran bisa berpengaruh dengan diri si orang itu. Kalau ngaruhnya positif dan bikin dia terpacu jadi lebih baik sih nggak apa-apa, lha kalau dia akhirnya jadi bunuh diri?

Kedua, cintailah dirimu sendiri apa adanya. Sungguh Tuhan sudah menciptakan kamu dengan sempurna. Aku tahu nggak semua orang meluruskan rambut kerena nggak pede, ada juga yang karena rambut keritingnya susah diatur. Tapi sungguh life is beautiful ketika kamu bisa cinta sama dirimu sendiri. Nggak peduli kamu pesek, gendut, item. Kamu cantik, dengan caramu. Dietlah karena kamu ingin sehat dan cinta sama dirimu bukan karena langsing itu cantik. (lah? Kok ngomongin diet??)

Ketiga, sebenarnya selalu ada orang yang mencintai dirimu apa adanya, kamu hanya perlu berusaha menemukannya, mensyukuri keberadaanya dan menjaga supaya dia tetap ada di sisi kita. Terima kasih untuk para sahabat (you know who you are!) dan suami untuk mencintaiku apa adanya. 


Love,
Ony


6 comments:

  1. Aku kenal dirimu ket jaman "brimob" dadi lurus njuk dadi "krimesh" ncen apik bingit sing saiki kak rambutmu. Hwakakakakak aku reti sopo sing bully 😆

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bwakakakak apik banget istilahmu "krimesh" sip sip, mengingatkanku pada bebek kremes (?). Aaaaaah tentu saja kamu tahuuuu, kelasku kan sarang penyamun. Tukang bully semua ada di kelasku, and i hate them. Until today. Aku ra pemaaf banget yo :')

      Delete
  2. Wahahaha, isih kebayang bencinya sama mereka ternyata? 😆😆
    Harus dg cara apa mereka meminta maaf supaya diampuni dosanya? 😁 :D
    Alhamdulillah..
    Berbahagialah selalu dg dia yang mencintaimu tulus apa adanya say.. #pelukjauh

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wuakakakk ya nggak dendam juga sih, tapi masih kzl aja gitu. Aku kalo sama mereka ya nggak yang jutekin gitu juga tapi berasa ada "gap" gitu deh sit.

      Ah thank you, kapan kita pulang bareng lagi?

      Delete

Feel free to ask anything, leave your comment. No SARA please :)